Petani Inhil Diajak Olah Kelapa Bulat Menjadi Kopra

Ahad, 30 Agustus 2020

Nusaperdana.com, Inhil - Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagtri) Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) mengajak para petani untuk mengolah turunan kelapa menjadi kopra.

Hal itu disampaikan langsung oleh Plt Kepala Disdagtri Kabupaten Inhil, Dhoan Dwi Anggara kepada awak media, kemarin.

Sebab menurutnya, kopra merupakan langkah alternativ baik untuk perbaikan harga turunan kelapa. Pasalnya, Sistem Resi Gudang (SRG) segera terlaksana, sebagai sarana alternativ masyarakat jika harga kelapa turun. Tetapi harus kopra.

"Untuk itu, masyarakat diharapkan tidak lagi menjual kelapa bulat. Tetap kopra, baik kopra putih maupun kopra salai," ajaknya.

Untuk SRG sendiri, kata Dhoan, saat ini masih dalam tahap penyempurnaan gudang agar berstandar SNI serta pengelola gudang.

Sebagaimana diketahui, Sistem Resi Gudang yang disingkat SRG tersebut merupakan salah satu program kerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Inhil melalui Disdagtri.

Perancangan SRG butuh waktu lama, terbukti sudah berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu. Pada tahun 2018, usulan sudah disetujui oleh Kementerian Perdagangan RI.

Artinya, sisi payung hukum dinilai sudah tidak ada masalah. Tapi kenapa sampai triwulan ketiga tahun 2020 ini Program SRG belum dapat terlaksana? Ternyata masih ada beberapa tahapan yang belum rampung. Menurut Dhoan, tahapan tersebut diantaranya adalah gudang dan pengelola gudang.

"Kita sudah memiliki gudang yakni gudang di Parit 21 Tembilahan, hasil inspeksi akhir 2019 lalu dinyatakan belum memenuhi standar SNI. Bukan gudangnya saja, tapi fasilitas di dalamnya juga termasuk kriteria, seperti harus ada pengatur suhu," katanya.

Sebenarnya, lanjut Dhoan, upaya pemenuhan standar sudah diupayakan melalui anggarkan tahun 2020, karena wabah Covid-19, ada saja kendala seperti tertundanya pekerjaan dan lain-lain.

"Tapi Alhamdulillah, sekarang sudah mulai lagi dikerjakan lagi," sambungnya.

Kemudian, untuk pengelola gudang, sampai hari ini katanya masih belum selesai yakni dalam tahap penyusunan Direksi.

Belum lagi soal keahlian, mereka sebagai pengelola mesti dapat pelatihan terlebih dahulu. Tujuannya tak lain, agar Program SRG kedepan benar-benar terlaksana dengan baik.

"Belum lagi soal penjamin, SRG bisa terlaksana jika ada pihak lainnya sebagai penjamin penyimpanan kopra selama di gudang seperti pihak Bank. Artinya, banyak pihak yang terlibat untuk dapat menjalankan SRG ini," paparnya.

"Yang perlu diyakini bahwa SRG ini bermanfaat untuk para petani kelapa. Karena umumnya, SRG dapat kita sebut sebagai tunda jual, karena ketika harga nanti sedang turun, masyarakat punya alternativ untuk tidak menjual kelapanya," sebutnya.