Program Bedah RTLH, Tepat Sasaran Atau Sebaliknya?

Kamis, 16 Mei 2024

Program Bedah RTLH, Tepat Sasaran Atau Sebaliknya?

Nusaperdana.com, Tanjungpinang - Ketika di temui di Kantor Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertamanan Kota Tanjungpinang, dalam sesi wawancara terbatas dengan wartawan media ini, Rabu (15/5/2024) Kepala Dinas Perkim, Agustiawarman, S.Sos,MM mengungkapkan sorotan terhadap permasalahan yang membelit bantuan rumah yang tak layak huni. Agustiawarman menegaskan bahwa segala laporan terkait rumah yang layak mendapatkan bantuan harus memiliki akurasi yang tinggi dan mencerminkan kebutuhan yang sesungguhnya.

Menurutnya, laporan laporan ini datang dari ketua RT di masing-masing wilayah, yang kemudian dialihkan ke kantor kelurahan sebelum disurvei oleh SKPD terkait. Proses ini dianggap krusial untuk memastikan bahwa bantuan yang disalurkan betul-betul sampai kepada mereka yang membutuhkannya, tanpa terjadi penyimpangan atau penyalahgunaan, tegas dia

Dikatakannya lagi, program bedah rumah tidak layak huni ini akan di prioritaskan bagi kelurahan yang masuk dalam kawasan kumuh dan kita sudah minta database RTLH dari kelurahan yang  berdasarkan usulan usulan kelurahan untuk rumah tidak layak huni, sebagian kelurahan sudah menjawab dan memberikan data tersebut,  terangnya.

Namun, pertanyaan mendasar masih terlintas: Apakah proses ini benar-benar memastikan bahwa bantuan tersebut tepat sasaran? Ataukah ada potensi tertinggalnya rumah-rumah yang sebenarnya layak mendapatkan bantuan? Inilah yang akan menjadi fokus utama dalam sebuah pertanyaan mendatang.

Pada tempat terpisah, Agustri (46) melalui istrinya Rosi (40th) warga  tidak mampu tinggal di lingkungan RT 01/ RW 10 Kelurahan Kampung Bulang, Kota Tanjungpinang ini mengisahkan, ia bersama anaknya yang masih balita menempati rumah tidak layak di tempati. Yang mana atap pada bocor serta kayu, papan dinding dinding di kamar sudah pada hancur semua.

"Di saat hujan rumah kami banjir, air tergenang dari depan sampai belakang. Apalagi saat hujan tengah malam, kami tak dapat tidur karna harus membuang air yang kebanjiran di lantai," Ujarnya.

Kami sangat berharap kepada RT dan pemerintah untuk mendapatkan bantuan bedah rumah serta memberikan kami solusi agar bisa terjawab masalah rumah kami yang belum pernah dapat bantuan bedah RTLH.

Lanjutnya menceritakan, orang tua kami juga asli orang kampung Bulang sini. Rumah yang kami tempati  sekarang pun peninggalan Alm ayah dan emak kami, ujarnya kepada media ini.

Masyarakat berharap, bahwa bantuan rumah yang tak layak huni atau rumah dengan kondisi yang sangat  memprihatinkan dapat terjawab, tak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar menjadi solusi bagi mereka yang sangat mengharapkannya. (Anes)