Sejarah Kerajaan Mataram Kuno yang Dipengaruhi Kebudayaan India

Rabu, 24 Juni 2020

Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada abad ke-8 hingga abad ke-11 M dan dikenal dengan sebutan Bhumi Mataram. Kerajaan ini juga dikenal memiliki Prasasti Canggal yang menjadi salah satu bukti sejarahnya.

Dikutip dalam buku 'Sejarah SMA/MA Kls XI IPS' oleh Ignaz Kingkin Teja Angkasa, J. Sumardianta, A. Ferry T. Indratno dan H. Purwanta, prasasti Canggal ditulis dengan menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Prasasti ini juga menyebutkan tentang pendirian sebuah lingga di Bukit Sthirangga oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 M.

Lalu apa sih artinya lingga? Lingga adalah lambang dari pendirian kerajaan secara resmi melalui upacara kebesaran yang dipimpin oleh Brahmana. Dalam prasasti Canggal disebutkan Jawadwipa yang kaya mulanya diperintah oleh Raja Sanna yang kemudian digantikan dengan Raja Sanjaya yang berhasil mewujudkan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Selain Prasasti Canggal, ada juga beberapa prasasti lain seperti Prasasti Kalasan, Prasasti Klurak. Selain itu, candi di pegunungan Dieng hingga Candi Gedong Songo di Jawa Tengah juga menjadi salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno.

Sebagai informasi, Kerajaan Mataram Kuno yang bercorak Hindu-Budha ini diperintah oleh dua dinasti yang berbeda yakni Dinasti Sanjaya dan Dinasti Syailendra.

Sejarah kerajaan mataram kuno bisa dilihat melalui aspek sosial. Meskipun mendapat pengaruh dari India, tentunya pengaruh India dalam sistem stratifikasi sosial tidak diterapkan sepenuhnya.

Lapisan masyarakat di zaman Mataram Kuno sangat tumpang tindih. Misalnya saja, seorang berkasta Brahmana akan menduduki jabatan di birokrasi pemerintah pusah dan desa sekaligus.

Menurut buku 'Sejarah untuk Kelas XI' oleh Nana Supriatna, Mataram Kuno terpengaruh oleh kebudayaan India. Akan tetapi para sastrawan dari Mataram Kuno berhasil mengubah karya India menjadi kesustraan Jawa seperti Mahabharata dan Ramayana yang telah diubah kedalam bahasa Sansekerta atau Jawa Kuno.