Dari segi ekonomi, kedua tim sama-sama mendapatkan keuntungan. Menurut penjabaran The Swiss Ramble, yang dikutip oleh Daily Mail, keuntungan Barca dari transaksi Arthur-Pjanic bisa mencapai 60 juta euro dalam pembukuan tahunan klub. Penjabaran dilakukan sebelum kedua klub mengumumkan nilai kesepakatan jual-beli.

Pemain dianggap sebagai aset, sehingga biaya transfer tidak sepenuhnya dibebankan pada tahun pembelian, dan sebaliknya dibagi secara merata selama masa kontrak dalam proses yang disebut amortisasi pemain.

Arthur dibeli oleh Barcelona dari Gremio seharga 30 juta euro dengan kontrak enam tahun, sehingga amortisasi tahunan dibagi enam menjadi 5 juta euro. Nilai Arthur di neraca keuangan Barca berkurang 5 juta euro per tahun.

Setelah membela Barca selama dua taun, nilai Arthur di buku keuangan Barca saat ini adalah 20 juta euro. Nah, Arthur dilepas Barca dengan dengan harga 72 juta euro, maka laba Blaugrana ada 52 juta euro. Ini tidak termasuk bonus 10 juta euro terkait performa.

Beralih ke Pjanic, yang dibeli oleh Juventus dari AS Roma dengan harga 35 juta euro serta kontrak lima tahun pada tahun 2016. Amortisasi tahunannya adalah 7 juta euro. Nilai di neraca Juve berkurang 7 juta euro per tahun, begitu juga 21 juta euro ketika dia menandatangani perpanjangan dua tahun pada 2018. Sekarang dengan kontrak lima tahun, 21 juta euro dibagi lima menjadi 4,2 juta euro per tahun. Untuk saat ini nilainya di buku keuangan Juve adalah 13 juta euro.

Dengan dijualnya Pjanic ke Barca sebesar 60 juta euro, Juve mendapatkan keuntungan 47 juta euro. Belum lagi keuntungan terkait potensi Arthur yang masih bisa berkembang mengingat usianya yang masih muda.

Belum lagi terkait gaji pemain di klub barunya nanti. Menurut Sport, Barca dalam posisi yang tak strategis. Arthur memperoleh 5 juta euro per musim, sedangkan Pjanic mengantongi 6 juta euro per tahun selama di Camp Nou.

Sumber : Detik.com /  Editor : Redaksi