Karyawan PT Petronesia Benimel Diduga Meninggal Laka-Kerja, Manajemen Bungkam

Ilustrasi

Nusaperdana.com, Duri - Kabar duka datang dari lokasi proyek pengerjaan jalan tol Trans Sumatera ruas Pekanbaru-Dumai Seksi III, Kandis, diduga seorang karyawan yang bekerja di bawah naungan PT Petronesia Benimel wafat usai terlibat kecelakaan.

Berdasarkan informasi yang diperoleh tim awak media di lapangan, karyawan tersebut berinisial Fe seorang warga jalan Nila, Hangtuah, Duri yang ditugaskan dalam proyek nasional dibawah pengawasan PT Hutama Karya (HK) Industri.

Informasi yang beredar menyebut, almarhum Fe mulanya berinisiatif untuk menggerakkan satu unit alat berat jenis bulldozer. Korban pun sempat meminta izin kepada sang operator untuk sedapat mungkin diizinkan mengemudikan alat angkut dan muat dengan bobot lebih dari 2 ton itu.

Tanpa persetujuan sang operator, Fe diduga nekat menjalankan kendaraan raksasa itu. Di depan dozer, terdapat sebuah gundukan tanah, merasa tertantang untuk melewati rintangan tersebut, korban pun tancap gas.

Namun nasib berkata lain, alat berat yang dikemudikan Fe tanpa pengalaman dan lisensi operator dari pihak berwajib itu terbalik. Korban pun terjebak di dalam kabin dan disebut tak bisa menyelamatkan diri.

“Kata kawan-kawan kerjanya, mereka takut untuk membantu korban. Karena tidak punya wewenang dan pengalaman, jadi korban terjebak di dalam alat berat yang terbalik itu,” kata seorang tetangga Fe, saat dikonfirmasi beberapa saat jelang pemakaman Fe, Sabtu (18/4/2020) siang.

Saat dikonfirmasi, jajaran manajemen PT Petronesia Benimel terkesan bungkam. Beberapa pihak yang telah dikonfirmasi mengaku tidak berwenang dalam menanggapi pertanyaan awak media.

Beberapa orang lainnya tidak kooperatif, panggilan telepon hingga pesan dari aplikasi WhatsApp kaum jurnalis pun tidak mendapat respon dari pihak perusahaan sebagai bentuk konfirmasi guna menghasilkan perimbangan berita.

Hingga kini, pihak perusahaan tempat almarhum Fe mengadu nasib enggan berkomentar terkait kronologi kejadian yang diduga masih mengalami kekaburan data alias simpang siur. Sayangnya, manajemen perusahaan enggan memberi solusi guna meluruskan kisah dibalik wafatnya Fe yang terkenal rendah hati di lingkungan tempat tinggalnya.

Dimonfirmasi terpisah, Kepala Dinas (Kadis) Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bengkalis, Khodijah, S.Pdi mengatakan bahwa pihaknya telah memberi imbauan tentang pentingnya meningkatkan keselamatan dan pengawasan saat bekerja.

“Ke orang-orang K3 di berbagai perusahaan sudah kita imbau, keselamatan saat bekerja itu adalah prioritas,” ungkapnya, saat dikonfirmasi awak media, Sabtu (18/4) sore.

Saat ditelusuri terkait wafatnya Fe, Khodijah mengaku terkejut. Ia bahkan belum mengetahui kabar duka itu lantaran belum adanya laporan yang diterima, ia berencana menelusuri kebenaran terkait peristiwa naas itu.

“Sementara kita cari tahu dulu, nanti kita kabari lagi,” ungkapnya mengakhiri. (Team)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar