Kedatangan 8 juta vaksin, Erick Tohir: Indonesia salah satu Negara ASEAN dengan Vaksinasi Tinggi


Nusaperdana.com, Jakarta - Pada Senin lalu, Indonesia kembali kedatangan vaksin COVID-19 dalam bentuk bahan baku bulk. Vaksin Sinovac sejumlah 8 juta dosis tersebut menjadikan jumlah total vaksin yang telah didapatkan baik melalui kerjasama bilateral maupun multilateral menjadi 91,9 juta dosis. “Hari ini kita kedatangan lagi vaksin yang akan dimanfaatkan oleh bangsa Indonesia untuk program vaksinasi COVID-19,” ujar Erick Tohir, Menteri BUMN yang hadir untuk menerima kedatangan vaksin tersebut. Selasa (1/6) 

Kehadiran vaksin tahap 14 ke Indonesia menjadikan total vaksin dalam bentuk bulk yang telah didapatkan sebanyak 81,5 juta dosis. Bio Farma sendiri telah memproduksi 65,5 juta dosis dari bahan baku tersebut. Secara estimasi, Indonesia akan memproduksi secara total 75,9 juta dosis vaksin dari bahan baku yang sudah didatangkan hingga hari ini. “Seperti yang kita ketahui, sampai saat ini Indonesia sudah memiliki 75,9 juta vaksin, dimana kalau satu rakyat Indonesia mempergunakan dua dosis berarti cukup untuk 37,5 juta rakyat Indonesia,” ujar Erick lebih lanjut. 

Pemerintah hingga saat ini sudah memberikan 26,9 juta dosis vaksin untuk tahap vaksinasi I dan II. “Hal ini tentunya akan terus kita tingkatkan karena dibandingkan negara-negara Asia Tenggara lainnya, kita adalah salah satu negara ASEAN yang vaksinasinya sudah tinggi,” terang Erick. 

Kendati laju vaksinasi Indonesia cukup cepat dibanding negara lainnya di ASEAN, Erick berpesan bahwa kita belum bisa berpuas diri. Dibandingkan dengan vaksinasi dengan negara besar lainnya seperti Cina dan Amerika Serikat, cakupan vaksinasi Indonesia masih di bawah negara-negara tersebut. “Kita tahu dengan vaksinasi membantu kita mencegah penularan dan kematian akibat COVID-19. 

Di sisi ekonomi vaksinasi juga akan mempercepat pemulihan ekonomi. Pemerintah sejak awal konsisten dengan program Indonesia sehat, Indonesia bekerja, Indonesia tumbuh,” jelas Erick.

Tidak lupa pula Erick mengingatkan, meskipun vaksinasi adalah game changer, tapi tanpa didukung protokol kesehatan oleh masyarakat, tujuan mencapai kekebalan kelompok ini tidak akan bisa menjadi program yang berkelanjutan. Dukungan dari masyarakat sangat penting artinya dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. “Kita juga berharap dengan makin luasnya cakupan vaksinasi, secara ekonomi Indonesia bisa tumbuh lagi seperti tahun-tahun sebelumnya, yaitu tumbuh 4-5% hingga akhir 2021,” ujar Erick. 

Kementerian BUMN juga terus bekerja keras menghadirkan vaksin Merah Putih. Saat ini kita telah bekerja sama dengan 5 Universitas, dan dua Lembaga Penelitian untuk segera menghadirkan Vaksin COVID-19 dari dalam negeri. “Kami juga membuka diri bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya karena Indonesia ingin memproduksi vaksin sendiri agar tidak selamanya bergantung pada vaksin import. Kerja keras ini bisa kita lihat sampai akhir tahun ini atau tahun depan, apakah kita bisa menghadirkan vaksin Merah Putih atau vaksin kerja sama dengan pihak lain" tutup Erick. (Sulaiman)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar