Kisah Cassano, Sang Bintang Sepak Bola yang Tiduri 600 Perempuan


Nusaperdana.com - Antonio Cassano membuat pengakuan yang sangat mengejutkan dan kontroversial pada 2012 lalu. Pengakuan tersebut menyebutkan jika dirinya telah meniduri wanita sebanyak 600 kali.

Selain itu ia menganggap berhubungan seks merupakan rutinitas yang sempurna sebelum bertanding di lapangan hijau.

"Makan dan seks adalah cara ideal bagiku untuk bersiap menghadapi pertandingan."

"Saya telah tidur dengan 600 wanita, Anda hanya perlu melihat foto-foto laga terbaik yang pernah saya lakukan, ketika saya membantu Roma mengalahkan Juventus 4-0."

"Saat pagi menjelang pertandingan, saya melakukan seks dengan salah satu teman-teman wanitaku di hotel jam 6 pagi. Ketika aku di Real Madrid, para pelatih selalu menginap dan berada di lantai yang berbeda dengan para pemain. Jadi kita bisa melakukan apa saja dengan bebas di kamar tidur," ucapnya.

Cassano menegaskan bahwa status sebagai pemain Real Madrid yang pernah ia sandang membantunya untuk mudah menyalurkan hasrat berhubungan seks.

"Ketika Anda berusia 20 tahun dan menyukai wanita, ada kekuatan yang membuat Anda untuk melakukannya (seks) setiap hari. Dan saya memiliki kesempatan itu! Cassano adalah pemain Madrid!" ungkapnya.

Siapa Antonio Cassano?

Pada suatu masa, AS Roma pernah punya pemain berbakat bernama Antonio Cassano. Cassano mendapat julukan Peter Pan karena bakat dan sifatnya. Akan tetapi, talentanya redup ketika pindah ke Real Madrid.

Cassano lahir di Bari, di sebuah distrik miskin San Nicola. Saat kecil, dia menjalani masa-masa sulit karena ditinggalkan ayahnya. Sepak bola kemudian membawa Cassano ke kehidupan yang lebih baik.

Nama Cassano mencuat usai mencetak gol ke gawang Inter Milan dan membawa Bari menang dengan skor 2-1. Saat itu, Cassano mencetak gol indah dengan melewati pemain berpengalaman seperti Christian Panucci dan Laurent Blanc.

Antonio Cassano punya bakat yang besar di sepak bola. Akan tetapi, peringai bengal membuat bakat besar Cassano tidak pernah mencapai puncak karirnya. Dia kemudian sering berganti klub.

Cassano punya catatan 39 caps dan 10 gol bersama timnas Italia. Tetapi, tidak ada gelar juara yang diraihnya. Cassano tidak masuk dalam skuad timnas Italia saat menjadi juara Piala Dunia 2006. Cassano saat itu bermain buruk di Real Madrid.

AS Roma membeli Antonio Cassano pada 2001, usai dia tampil bagus untuk Bari. Roma membelinya dengan harga 30 juta euro. Seorang bocah berusia 19 tahun dibeli dengan harga mahal, Cassano langsung menjadi sorotan di Italia.

Cassano mendapat mentor yang tepat di Roma, Francesco Totti. Sang Pangeran Roma juga menjadi mentor bagi Cassano. Namun, keberadaan Totti tidak bisa menyelamatkan karir Cassano yang memang dikenal sangat bengal.

Cassano segera membuat masalah dengan para pelatih Roma. Bahkan, dia pernah punya masalah dengan Totti. Karir Cassano yang sempat melonjak pun perlahan merosot bersama Roma. "Dia adalah pemain yang paling menyenangkan bagi saya," ucapnya.

Cassano sukses menyabet gelar Serie A Young Footballer of the Year pada 2001 dan 2003. Semuanya bersama AS Roma. Pada musim 2003/2004, dia tampil sangat bagus. Cassano mampu mencetak 18 gol di Serie A. Itu adalah capaian terbaik dalam karirnya.

Namun, karirnya di Roma harus kandas pada Juni 2006. Saat itu, dia punya masalah pada sesi pramusim. Cassano terus meminta kontrak baru kepada Roma. Pihak klub akhirnya melepas Cassano ke Real Madrid.

Cassano pindah ke Real Madrid pada 2006. Ketika itu, Real Madrid harus membayar 5 juta euro saja untuk bisa membeli Cassano. Dia menjadi pemain Italia kedua di Real Madrid setelah Christian Panucci.

Cassano memulai debutnya dengan baik dengan mencetak gol ke gawang Real Betis. Hanya saja, sejumlah masalah menerpanya di kemudian hari. Cassano punya hubungan buruk dengan Fabio Capello dan mendapat sanksi. Cassano juga mengalami cedera.

"Kesalahan terbesar saya adalah satu tahun dan setengah di Madrid. Itu adalah penyesalan terbesar. Kegembiraan saya adalah tidak punya aturan. Saya ingin pulang, mengingat ibu saya tidak senang di Madrid," tutur Cassano menurut Goal International.

Cassano hanya bermain selama dua musim untuk Real Madrid. Di Santiago Bernabeu, dirinya hanya bermain 19 pertandingan dan mencetak dua gol. Namun, Cassano juga pernah mengaku menyesal ketika harus meninggalkan Real Madrid.

"Apa yang paling saya sesali dalam karir saya adalah meninggalkan Real Madrid. Saya berada di tim terbaik dalam sejarah dan saya bisa saja bertahan di sana lebih lama lagi dan mencapai banyak hal," ungkap Cassano.

"Tapi, saya menuruti insting saya, saya membuat kesalahan dan saya pergi," tandasnya.

Antonio Cassano pernah diprediksi bakal menjadi bintang besar bagi sepak bola Italia. Selain Peter Pan, dia mendapat banyak julukan besar lain. Dia mendapat julukan Fantantonio karena kreativitas dan bakatnya.

Selain itu, Cassano juga pernah mendapat julukan El Pibe de Bari. Julukan tersebut merujuk pada Diego Mardona yang pernah mendapat julukan El Pibe de Oro. Cassano adalah Maradona dari Bari.

Hanya saja, karir Antonio Cassano tidak pernah benar-benar mencapai level terbaiknya. Baik di klub maupun bersama timnas Italia. Antonio Cassano pun mengakui jika dia punya masalah pada mental karena tidak bisa fokus.

"Saya seorang yang memiliki masalah, karena saya tidak pernah tahu akan bangun dengan mood seperti apa," ungkapnya kepada Rai Sport.

"Saya bisa saja bermain di planet lain, tapi saya memiliki masalah ini, saya tidak menyukai latihan dan makan apa yang saya sukai sehingga saya mengacaukan hidup saya sendiri," sambungnya.

"Saya telah bermain di klub-klub terbaik di dunia seperti Real Madrid, Inter dan Milan. Andai saya memiliki kepala lain di bahu saya, saya bisa bermain di Mars. Menjadi seperti Lionel Messi, Neymar atau sedikit pemain lain," ucapnya.

Antonio Cassano menyebut ia sempat tiga kali menolak pinangan dari raksasa Italia, Juventus. Alasan pemain yang pernah membela Parma itu cukup sederhana, karena dia adalah fans Inter Milan.

"Saya menolak tawaran Juventus tiga kali, namun itu tidak mengapa karena saya senang menjadi seorang Interista," ujar Cassano kepada Canale 5.

Cassano kemudian memang pernah bermain untuk Inter Milan. Cassano membela Inter Milan pada 2012 hingga 2013. Dia mencatatkan 39 laga dan mencetak sembilan gol dan 15 assist di semua kompetisi. Setelah itu, Cassano pindah ke Parma.

"Juventus seperti wanita cantik, namun mereka tidak bisa memiliki saya!"

Antonio Cassano mengumumkan pensiunnya dari sepak bola beberapa hari usai mulai berlatih dengan klub Serie C Virtus Entella. Dia pensiun pada 14 Oktober 2018. Cassano pensiun setelah sempat menunda rencana itu dua kali.

Pada Juli 2017, Cassano gabung Hellas Verona. Hanya seminggu berselang, setelah tampil dalam dua laga uji coba, dia dikabarkan pensiun karena terlalu merindukan keluarganya, tapi dia kemudian membantah.

Namun pada 24 Juli, Cassano kembali mengambil keputusan berbeda. Dia memutuskan untuk meninggalkan Verona dan mundur dari sepakbola. Dia mengaku kehilangan motivasi bermain dan lebih memprioritaskan istri serta anak-anaknya.

"Istri saya, Carolina, salah menulis ini. Kenyataannya, saya pensiun," tutur Cassano.

"Saya tidak akan bermain sepakbola lagi. Saya meminta maaf pada semua orang di Verona, chairman, pelatih, pemain. Saya sudah berusia 35 sekarang dan saya ingin menghabiskan waktu bersama istri dan anak-anak."

Pada Oktober 2018, muncul konfirmasi bahwa Cassano akan berlatih dengan Virtus Entella. Tak seperti di Verona sebelumnya, Cassano di Virtus Entella hanya untuk trial. Setelah itu, dia benar-benar pensiun.

"Rekan-rekan semuanya. Hari ini telah tiba, hari di mana kita memutuskan kalau semuanya benar-benar sudah berakhir," bunyi pernyataan Cassano yang dirilis via reporter Pierluigi Pardo, seperti dikutip Football Italia.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar