Ngopi Pagi, Sanusi dan Wartawan Bahas Pemekaran dan Naker Lokal

Anggota DPRD Bengkalis Dapil Bathin solapan Yong Sanusi berbincang-bincang bersama sejumlah wartawan Duri

Nusaperdana.com, Duri - Awal April 2021, di salah satu warung sarapan di kawasan Jalan Jenderal Sudirman Duri, Kecamatan Bathin Solapan Kabupaten Bengkalis, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),  Sanusi SH, MH bersama sejumlah wartawan merajut silaturahmi. 

Sambil berbincang ringan dan santai, tentang wacana pemekaran, dan tenaga kerja lokal, yang tak kalah skil dan daya saing dengan tenaga kerja luar, terkesan dipandang sebelah mata oleh perusahaan-perusahaan yang telah beroperasi bertahun lamanya di Duri.

Dengan memakai masker, jaga jarak, serta lainnya sesuai anjuran pemerintan tentang protokol kesehatan Covid 19, Politisi Partai Keadialan Sejahtera (PKS) terlihat santai pakai kopiah hitam mulai bercerita mengenai progres wacana pemekaran kelurahan dan kecamatan di Kabupaten Bengkalis, sudah tiga bulan belakangan ini jadi pembahasan di gedung parlemen di pulau seberang, Bengkalis.

Progres pembahasan pemekaran kelurahan, desa, dan kecamatan, terutama kelurahan dan desa di Kecamatan Mandau Kabupaten Bengkais terus berjalan.

"Legislatif bersama eksekutif sudah tiga bulan belakangan ini secara estafet membahas wacana pemekaran kelurahan, desa dan kecanmatan. Pembahasan tersebut diakukan secara rasional, demi pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat 'Negeri Junjungan' nama lain dari Kabupaten Bengkalis," ujar Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) pemekaran kelurahan, desa, dan kecamatan,  Sanusi.

Kata Yong Sanusi akrab didapatkan itu wacana pemekaran kelurahan, desa dan kecamatan kerja bersama mulai dari akar rumput, bukan individu atau kelompok. Kalau bersama-sama, seperti tokoh masyarakat, RT RW, Lurah, Kepala Desa dan Camat mendorong wacana pemekaran yang sudah cukup lama didambakan masyarakat, saya yakini pemekaran bisa diwujudkan hingga akhir tahun 2021 nanti.

"Saya terkadang tak habis pikir, kalau masih ada orang-orang tertentu yang tak pro dengan pemekaran. Apa dasar pemikirannya hingga orang-orang yang terkesan menolak pemekaran, bukankah sejatinya tujuan pemekaran pemeraatan pembangunan, memberikan pelayanan optimal, dan kesejateraan di segala bidang kehidupan masyarakat."

Untuk itu, kepada tokoh masyarakat, RT RW, Lurah, Kepala Desa, dan Camat bersama-sama dorong wacana pemekaran sesuai peran dan fungsi masing-masing.

"Mari berpikir jauh ke depan, bersama-sama wujudkan tonggak kemajuan daerah ini. Kita harus mulai dari sekarang, sebab tidak ada kata terlambat saatnya tunjukkan kebersamaan dan kekompakan mampu mewujudkan pemekaran," imbaunya.

Masa lalu biarkan berlalu ujar Yong Sanusi, petik pelajaran sebagai pembelajaran berharga, saatnya bersama-sama melangkah mewujudkan impian yang telah bertahun lamanya tertunda.

"Berbeda pendapat itu indah, tapi kalau bersama dan kompak saling menghargai dan menghormati demi satu tujuan, percaya pemekaran kelurahan, desa dan kecamatan bakal terwujud."

 

Nasib Naker Lokal

Banyak perusahaan beroperasi di 'Kota Emas Hitam' nama lain dari daerah Duri, Kabupaten Bengkalis. Umumnya vendor atau Sub Kontraktor perusahaan raksasa dunia di sektor minyak dan gas, PT Chevron, yang tak lama lagi bakal hengkang, persisnya Agustus 2021 nanti, digantikan PT Pertamina, perusahaan plat merah.

Meski banyak perusahaan beroperasi di daerah yang berada di Jalur Lintas Sumatera ini, nasib tenaga kerja lokal cukup memprihatinkan. Mereka kebanyakan jadi penonton di negeri sendiri, yang kaya dengan sumber daya alam.

"Andai perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah ini transparan merekrut tenaga kerja lokal. Saya yakini jumlah pengangguran di Duri cuma bisa dihitung jari, meski situasi dan kondisi saat ini masih pandemi Covid 19," kata Sanusi saat jurnalis tanya tentang nasib tenaga kerja lokal.

Perusahaan-perusahan yang beroperasi tersebut sambung Sanusi, dalam rekrutmen tenaga kerja kurang transparan. Bahkan, enggan urus izin dan tak pula melapor ke dinas terkait yang berwenang di daerah ini.

Setali tiga uang, dinas terkait belum punya data falid mengenai jumlah perusahaan yang beroperasi di Duri. Kalau ada data perusahaan-perusahan tersebut, salurkan tenaga kerja lokal bakal mudah sesuai kemampuannya 

"Dasarnya, data perusahaan-perusahaan tersebut harus jelas dulu. Setelah itu baru bicara gimana solusi salurkan tenaga kerja lokal," bebernya.

Untuk itu lanjut Sanusi, kepada dinas terkait diminta agar melakukan pendataan perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah Duri sekitarnya.

"Kasihan anak-anak muda Duri, di usia produktif jadi pengangguran, lantaran perusahaan-perusahaan yang ada tidak transparan dalam merekrut tenga kerja. Bagi saya, kalau perusahaan-perusahaan membawa tenaga kerja dari luar yang punya tenaga ahli khusus tak masalah. Bila tenaga kerja yang dibawa dari luar tersebut, seperti cleaning serivce serta lainnya, yang tak punya keahlian khusus perusahaan tersebut mesti diberi sanksi sesuai peraturan dan perundang-undangan berlaku, sebutnya. (Putra



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar