Pondok Pesantren Kembali Dibuka, Ini Pesan Alfedri


Nusaperdana.com, Siak - Pondok pesantren telah ada sejak tahun 1742 jauh sebelum kemerdekaan Republik Indonesia (17/8/1945). Kala itu peranannya bukan hanya sebagai lembaga pendidikan keagamaan,namun juga sebagai basis perlawanan terhadap segala bentuk penjajahan.DNA perjuangan inilah diharapkan terus terpatri, agar santri mampu menjadi garda terdepan dalam pendisiplinan pola interaksi baru (menjaga jarak,memakai masker) dan menjaga kebersihan diri dan lingkungan dimasa kelaziman baru.

Dalam konteks kepesantrenan yang erat dengan kehidupan religius, acap muncul kesan takdir Tuhan Yang Kuasa diatas segalanya,menjadikan diskursus medis belum begitu hegemonik di kalangan santri. Hal ini menjadikan edukasi tatanan kelaziman baru menjadi semakin berat.Dalam tataran ini, peran Pemerintah Daerah sangat dibutuhkan.

Sejalan dengan hal tersebut, hari ini, Sabtu (2/8/2020) malam, di Pendopo Utama Pondok Pesantren Madratul Qur'an Kecamatan Sabak Auh, Bupati Siak Drs.H.Alfedri,M.Si membuka secara langsung kegiatan pembelajaran sekaligus memberikan edukasi penerapan disiplin protokol kesehatan bagi santri dan segenap pengasuh Pondok Pesantren Madratul Qur'an, sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran covid-19,  memasuki tatanan kelaziman baru.

Mengawali arahannya, Bupati menyampaikan keputusan membuka kembali kegiatan pembelajaran bagi pondok pesantren merupakan keputusan bersama antara Pemerintah Daerah,Kementrian Agama,dan para ulama,beralaskan masukan dari wali santri.

"Hari ini kita bersama meresmikan pembukaan kegiatan pembelajaran Pondok Pesantren Madratul Qur'an setelah beberapa waktu di hentikan disebabkan pandemi covid-19. Pembukaan kegiatan pembelajaran ini merupakan keputusan bersama antara Pemerintan Daerah Kabupaten Siak dan Kementrian Agama Kabupaten Siak,serta Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Siak, bedasarkan masukan dari wali santri di berbagai Kecamatan,di tambah dukungan dari tokoh masyarakat dan Ulama kita", jelasnya.

Alfedri lalu menyampaikan harapan agar pelaksanaan disiplin ibadah dan disiplin protokol kesehatan dilaksanakan serentak oleh segenap santri,sebab ia tidak ingin adanya generasi hilang karena covid-19.

"Kita semua pasti tidak  ingin ada lost generation, atau generasi hilang karena Covid-19, jangan sampai itu terjadi dalam klaster pondok pesantren. Untuk itu,mari berupaya bersama-sama mendisiplinkan diri dalam ibadah dan mentaati protokol kesehatan dilaksanakan serentak dan beriringan, agar santri tetap bisa belajar dan aman Covid-19,” tegasnya.

Bupati Alfedri menekankan,betapa pentingnya menjaga generasi islami untuk tetap terus dapat belajar mendalami agama,sebagai bekal hidup,terutama dalam menghadapi wabah.

"Menjaga generasi penerus terutama santri,bagi kita sangat penting, sebab santri kelak akan menjadi generasi islami yang kokoh dalam menghadapi tantangan kehidupan. Saya juga berharap santri Madratul Qur'an ini menjadi generasi islami yang unggul,dan menjadi contoh  dalam menerapkan protokol kesehatan dalam bentuk menjaga jarak, memakai masker, mencuci tangan memakai sabun,serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Hanya dengan cara tersebut,kita akan mampu memutus mata rantai penyebaran covid-19. Inilah peran santri dalam tatanan kelaziman baru sekarang ini", tutupnya.

Sebelumnya, KH.Ahmad Syaifuddin,pengasuh Ponpes Madratul Qur'an menyampaikan pihaknya berkomitmen untuk melaksanakan aturan protokol kesehatan secara ketat dalam setiaap kegiatan pembelajaran.

"Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Bupati yang telah mengijinkan dan mendukung pelaksanaan pembelajaran di Ponpes Madratul Qur'an ini di lanjutkan. Kami berkomitmen untuk menerapkan protokol kesehatan ketat di setiap aktifitas kegiatan santri, sebab kami juga tidak ingin menjadi klaster baru penyebaran covid-19" tegasnya.

Di kesempatan terpisah, Ichsan,seorang santri dalam kesempatan wawancara menyampaikan perubahan positif sebelum dan sesudah penerapan protokol kesehatan di Madratul Qur'an.

"Dulu kami rame-rame pas olahraga kadang berdebu,sering pilek batuk. Sekarang pak Kiai menyuruh kami pakai masker setiap saat, pas olahraga atau nyapu banyak debu, tak batuk lagi", katanya.

Terlepas ada tidaknya covid-19, nyatanya, protokol kesehatan sangat penting penerapannya di dunia pendidikan guna mencetak generasi sehat dan disiplin.

Kegiatan ini juga di hadiri oleh Kepala Kantor Kementrian Agama Kabupaten Siak Muharom, Camat Sabak Auh Tengku Mukhtasar, Camat Sungai Apit  Wahyudi, Wakil Ketua MUI Kabupaten Siak Husni Merza, Anggota DPRD Fraksi PKB. Mukhtarom, dan para Alim Ulama,Kiai, serta tokoh masyarakat, dan masyarakat Kecamatan Sabak Auh. (doni)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar