Rivalitas Panas dengan Rossi yang Kini Begitu Dirindukan Biaggi

Max Biaggi merindukan rivalirtasnya dengan Valentino Rossi. Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Italia - Rivalitas Valentino Rossi dan Max Biaggi dianggap sebagai salah satu yang terpanas di MotoGP. Biaggi kini mengaku merindukan persaingannya dengan The Doctor.

Biaggi tentu bukan sosok yang asing bagi penikmat MotoGP di era awal 2000-an. Sebelum muncul nama Casey Stoner, Jorge Lorenzo hingga Marc Marquez, rival utama Rossi di lintasan balap adalah Biaggi.

Persaingan sengit keduanya di MotoGP di mulai sejak musim 2000. Saat itu, Rossi yang baru naik dari kelas 250 cc ke kelas 500cc mampu tampil luar biasa.

The Doctor berhasil mengakhiri musim di posisi kedua di bawah sang juara Kenny Roberts Jr. Sementara, Biaggi harus puas menempati urutan ketiga di klasemen akhir pebalap.

Setelah itu, perseteruan sesama pebalap Italia ini semakin memanas dan dibumbui banyak cerita. Pada balapan di GP Jepang pada musim 2001, Rossi kedapatan mengacungkan jari tengah ke Biaggi. Ini dipicu karena sebelumnya Biaggi menyikut Rossi hingga keluar lintasan.

Puncak dari perseteruan Biaggi dan Rossi terjadi pada GP Catalonia masih pada musim yang sama. Mereka terlibat perang mulut dan dikabarkan sampai berujung adu jotos.

Rivalitas Rossi dan Biaggi ini berlangsung hingga musim 2005. Dengan Rossi selalu menjadi juara di akhir musim. Biaggi kemudian memutuskan pindah haluan ke Superbike tanpa sekalipun merasakan gelar MotoGP.

Biaggi yang pensiun dari dunia balap pada 2015 kini mengaku begitu merindukan persaingannya dengan Rossi. The Corsair julukan Biaggi mengungkapkan sengitnya balapan dengan Rossi layaknya sebuah hadiah.

"Saya merindukan masa-masa itu," ujar Biaggi dalam acara Greatest Race BT Sport dikutip dari AS.

"Tak semuanya berlangsung dengan baik. Saat itu adalah balapan berbulan-bulan yang membuat saya stres. Namun, tentu saja suasana hati Anda akan kembali senang jika berhasil memenangkan podium."

"Saya benar-benar akhirnya paham bahwa lima, enam, atau tujuh tahun yang saya lakukan di sana (di kelas utama) berlangsung dengan intensitas yang sangat tinggi.

"Itu adalah hadiah karena bersama Rossi, kami memberikan rivalitas yang hebat baik saat balapan maupun di luar lintasan. Saya menghormatinya dan saya yakin dia juga merasakan hal yang sama. Saya merindukan masa-masa itu dan berharap bisa kembali ke sana," tegasnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar