Seribu Bibit Matoa Tanda Cinta Dari Aliansi Mahasiswa dan Duri Institute di Hari Ozon Sedunia

Foto usai gelar Pertemuan di Danau Ali

Nusaperdana.com,Mandau - Memperingati Hari Ozon Sedunia yang jatuh pada tanggal 16 September, Aliansi Mahasiswa Duri dan Duri Institute mengelar pertemuan dengan agenda "Duri Environment Meeting 2021". Kegiatan itu bertempat di Danau Ali jalan Mandiri Induk Kayangan Ujung, Kelurahan Air Jamban, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Kamis (16/09) sore.
 
Pada pertemuan itu, selain Aliansi Mahasiswa Duri dan Duri Institute juga hadir perwakilan dari Wildlife Conservation Indonesia, Pokja Wartawan Peduli Lingkungan, Andalas TV, Komnas PA Bengkalis, RSF, Reksos, Para pendidik peduli lingkungan dan beberapa rekan media Duri, akan melakukan pengalangan seribu tanda tangan untuk lingkungan yang betajuk "Seribu Bibit Matoa Tanda Cinta".
 
Raihan Afif Yazu dari Aliansi Mahasiswa Duri mengatakan bahwa memperingati hari Ozon Sedunia saat ini selain penanaman seribu bibit tanaman, kita juga mengadakan beberapa kegiatan sperti pacu sampan Duri 2021, pada hari Sabtu dan Minggu 18-19 September yang di dukung oleh PHR.
 
"Untuk itu kami mengajak penggiat dan pemerhati lingkungan serta masyarakat umum untuk dapat hadir mensukseskan pada puncak acara yang di adakan di Danau Ali ini, " ujar Raihan yang juga  ketua Pacu sampan Duri 2021.
 
Pertemuan sederhana itu penuh keakraban duduk berkeliling bersahabat dengan lingkungan dibuka oleh Agung Masudi Direktur Duri Institut.
 
Pada kesempatan itu, Agung Masudi mengatakan bahwa untuk bergerak dan melangkah, para pegiat lingkungan tidak perlu menunggu dukungan dari pemerintah, dengan kemauan dan semangat bersama kita juga bisa melakukan penanaman pohon di hari Ozon Sedunia.
 
"Tahun ini seribu bibit pohon akan kita tanam dengan membagikan kepada masyarakat," kata Agung menyemangati adik-adik dari Aliansi Mahasiswa Duri yang saat ini berjumlah 200 orang.
 
Di sisi lain, seorang jurnalis yang juga concern terhadap isu lingkungan, Panji Ahmad Syuhada mengatakan, bahwa mengenai kelestarian lingkungan itu tidak terlepas dari keberadaan hutan.
 
Menurutnya, hari ini, sama-sama kita ketahui bahwa keberadaan hutan sudah menipis, salah satunya karena keberadaan korporasi. Untuk itu, hutan yang tersisa diharapkan dapat dipertahankan dan terus dilestarikan.
 
"Data yang saya dapati dari masyarakat adat Sakai, hutan di wilayah Bengkalis yang dulunya 17.000 hektar sekarang tinggal 270 hektar di desa Kesumbo Ampai. Hutan yang tersisa sekarang ini diupayakan mereka menjadi kawasan perhutanan sosial atau hutan, agar dapat dipertahankan hingga generasi mendatang," ungkapnya dalam diskusi tersebut.
 
Untuk itu, lewat kegiatan pelestarian alam dengan menanam seribu bibit pohon tersebut, ia berharap dapat tepat sasaran dan menjadi area penghijauan yang bermanfaat bagi masyarakat.
 
Sementara itu juga, perwakilan kaum pendidik Ustazah Helda mengungkapkan, bahwa alam mesti terus dijaga. Dari kegiatan ini, Helda mengharapkan agar alam tetap lestari dan program tersebut juga memiliki sasaran yang berdampak pada kelestarian lingkungan.
 
"Kita mesti ada sasaran dan bibit yang ditanam dapat terpantau, supaya ini benar-benar bermanfaat bagi masyarakat," tuturnya. (Putra)
 



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar