Shalat Id, Bupati Barru: Dengan Berat Hati Ambil Keputusan


Nusaperdana.com, Barru Sulsel - Demi keselamatan kita semua, maka shalat Idul Fitri (Id) di Kabupaten Barru dipastikan ditiadakan di masjid dan tanah lapang atau di lapangan. Cukup di rumah masing-masing.

Sesuai hasil rapat koordinasi dengan Pemprov Sulsel dan lembaga keagamaan yang ditindaklanjuti dengan pertemuan antar pimpinan Forkopimda, serta perwakilan organisasi keagamaan, Barru memutuskan mengambil himbauan pemerintah pusat.

“Dengan berat hati, kita ikuti himbauan pemerintah pusat dengan melewati himbauan kemarin (meniadakan shalat Id di masjid),” kata Bupati Barru Suardi Saleh di rapat bersama pimpinan Forkompida. (21/ 05/2020).

Suardi Saleh mengakui, meniadakan shalat Id di masjid dan di tanah lapang, adalah kebijakan yang tidak populer. Tapi demi keselamatan dan daerah kita, pilihan tersebut harus diambil di Pemkab Barru. Mengingat Barru sudah masuk zona merah pasca-ada 7 warga dinyatakan positif.

“Ini kebijakan yang tidak populer. Tapi saya ingin selamatkan masyarakat Kabupaten Barru. Dengan berat hati, kita ambil keputusan ini. Ini yang terbaik untuk keselamatan kita semua, ”tambah Suardi Saleh.

Suardi Saleh mengurai, menyebarkan Corona sangat cepat dan penularannya mudah. Hal ini dapat dilihat dari lima tim medis di Barru yang ikut tertular setelah menerima satu santri yang positif corona.

“Kita sekarang tidak lagi zona hijau. Pelaku perjalanan (masih) ada 624 orang. OTG 124 orang. Dan OTG ini melacak hasil yang pernah kontak erat dengan yang positif Covid-19, ”paparnya.

Kapolres Barru AKBP Willy Abdillah, mengatur jika pelaksaan shalat Id tetap di rumah. Alasannya tren penyebaran. INI di Barru.

“Trennya secara umum, penanganan Covid-19 di daerah kita meningkat. Lebih lbaik di rumah saja, ”kata perwira menengah kepolisian ini saat memberikan masukannya di rapat koordinasi.

Senada ikut menyampaikan Dandim 1405 Mallusetasi Ali Syahputra Siregar. Baginya, himbauan di maklumat bersama sebelumnya, lebih baik diteruskan.

“Jika ada himbauan sebelumnya, lebih baik diteruskan saja, karena bila dari segi kesehatan, fenomena Covid-19 ini ibarat gunung es. Banyak yang tidak kelihatan, ”paparnya.

Sekadar diakui, sudah ada 7 warga Barru yang dinyatakan positif Covid-19. Masing-masing dari satu santri klaster pesantren di Jawa Timur, satu ustadz yang baru pulang dari Mesir, serta lima petugas medis yang menerima santri yang positif.

Khusus 1 tambahan yang memuat data Tim Gugus Tugas Sulsel ke Barru, merupakan perawat di RS Awal Bross Makassar yang memiliki KTP Barru. Meski demikian, lama sekali tak pernah ke Barru.

Selain itu, ada satu ibu rumah tangga asal Barru yang reaktif di tes cepat, dan sedang membuktikan perawatan di salah satu rumah sakit di Makassar. Dua bayinya yang baru lahir, meninggal dunia, dan sudah dimakamkan di Gowa sesuai standar protokol pemakaman Covid-19.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar