Apakah Benar Jerawat Bisa Menular?


Nusaperdana.com - Jerawat kerap disangka menular oleh sebagian besar orang. Bahkan, sering disamakan dengan beberapa penyakit kulit, seperti panu, kurap, atau kudis.

Tak jarang, jerawat yang suka muncul dalam waktu semalam membuat masyarakat semakin yakin kalau kondisi ini penularannya cukup cepat!

Apakah mitos tersebut benar adanya? Simak apa kata dokter lewat pembahasan berikut ini.

Dokter Atika menegaskan bahwa jerawat bukanlah suatu kondisi yang menular. Sebab, jerawat terjadi akibat produksi minyak berlebih di kulit seseorang.

Lalu, menurut Mayo Clinic, ketika produksi minyak (sebum) di kulit keluar berlebihan, pori-pori di wajah bisa tersumbat, meradang, dan memicu jerawat jadi timbul.

Jerawat sendiri ditandai dengan benjolan kecil berwarna merah dan yang disertai nyeri. Kondisi ini sering muncul di kening, pipi, atau dagu. Bahkan, dalam beberapa kasus, jerawat bisa ditemukan di punggung dan vagina.

Kendati begitu, dr. Atika mengatakan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan jerawat "terkesan" menular.

“Jika kita berbagi makeup atau aplikator makeup seperti brush, beauty blender, dan sebagainya, maka bisa terjadi transfer bakteri di wajah, minyak, dan sel kulit mati. Karena itu, Anda diharapkan tidak saling meminjam alat makeup kepada teman atau kerabat,” tegasnya.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kulit jadi berjerawat. Melansir laman National Health Service UK, berikut faktor yang harus diketahui:

1. Hormon Testosteron

Jerawat juga bisa dipicu oleh peningkatan kadar hormon testosteron. Kondisi ini umum terjadi selama masa pubertas, yakni di usia remaja. Sayangnya, kelenjar sebasea di kulit sangat sensitif terhadap hormon testosteron.

Maka itu, peningkatan kadar testosteron di usia remaja menyebabkan kelenjar sebasea memproduksi lebih banyak sebum dan memicu munculnya jerawat.

2. Genetik

Apabila kedua orangtua memiliki masalah jerawat, kemungkinan besar Anda juga dapat mengalami hal serupa. Namun, kedua orangtua tidak selalu mempunyai komponen genetik yang sama.

Maka itu, tak selalu anak akan mengalami masalah jerawat yang sama seperti ortunya.

3. Perubahan Hormon

Wanita umumnya lebih banyak mengalami perubahan hormon ketimbang pria. Perubahan hormon wanita dapat terjadi saat masa menstruasi dan hamil.

Selain itu, gangguan hormon seperti sindrom ovarium polikistik juga dapat menyebabkan wanita jadi berjerawat

4. Malas Membersihkan Makeup

Menggunakan makeup boleh-boleh saja, namun jangan lupa untuk membersihkan wajah sebelum tidur, ya.

Apabila menggunakan makeup seharian namun jarang cuci muka atau tidak membersihkan wajahnya dengan benar, tak dimungkiri jerawat bakal muncul.

“Keempat poin di atas merupakan kondisi yang akan memperburuk kondisi jerawat jika segera tidak ditangani. Tetapi, hal yang paling berkaitan dengan jerawat adalah karena produksi minyak berlebih, pori-pori tersumbat oleh sel kulit mati atau minyak, infeksi bakteri, dan inflamasi atau peradangan,” jelas dr. Atika.

Agar jerawat tidak muncul atau semakin bertambah parah, dr. Atika menyarankan Anda untuk melakukan hal berikut ini:

- Cuci muka minimal dua kali dalam sehari. Apabila Anda memiliki aktivitas yang membuat wajah kotor dan berkeringat, segera bersihkan wajah dengan sabun dan air agar tidak ada bakteri yang menempel atau tersumbat pada kulit.

- Saat cuci muka, gunakan jari untuk mengusap wajah. Sebab, tekanan jari tidak akan sekuat telapak tangan.

- Biarkan kulit Anda bernapas dan jangan memencet jerawat. Memencet jerawat dapat mengakibatkan peradangan dan timbul luka yang akan meninggalkan bekas di kulit.

- Hindari menyentuh wajah terlalu sering karena tangan merupakan bagian tubuh yang paling kotor. Menyentuh wajah juga dapat membuat kuman dari tangan berpindah ke kulit.

- Keramas secara rutin. Jika rambut Anda berminyak, jangan sungkan untuk keramas, karena bakteri pada rambut juga bisa berpindah ke wajah.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar