APD yang Langka, Dapat Sebabkan Dokter dan Perawat Lakukan 'Misi Bunuh Diri'


Nusaperdana.com, Tembilahan - Tenaga dokter adalah  ujung tombak penanganan wabah Virus Corona (Covid-19), dengan kurangnya APD, akan bahayakan para dokter, Tembilahan, Jum'at, (27/03/2020).

Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan, petugas kesehatan (dokter dan perawat) di semua rumah sakit rujukan diharapkan menjadi tenaga yang siap untuk melakukan pelayanan kesehatan bagi penderita baik positif atau dalam pengawasan.

Di China dilaporkan sebanyak 1.716 petugas kesehatan telah terinfeksi corona dan beberapa di antaranya dinyatakan meninggal.

Hal ini menunjukkan bahwa selain keluarga dan orang yang pernah kontak dengan penderita, petugas kesehatan menjadi kelompok paling rawan terinfeksi Covid-19. 

Petugas kesehatan menjadi kelompok yang sangat rawan disebabkan intensitas kontak dengan penderita.

Direktur RSUD Puri Husada Tembilahan, dr Saut Pakpahan menyebutkan walau pun ada distribusi APD bantuan dari diskes Riau, dari Kemenkes RI  di Awal Maret 2020, dengan jumlah 40 paket A  dengan isi 5 jenis APD dalam satu paket, kemudian 15 paket B dengan isi 7 jenis APK dalam satu paket dan Setiap rumah sakit mendapatkan 10 paket A dan 5 paket B, ia menyebutkan bantuan tersebut masih sangat minim.

"Bantuan pada bulan lalu sudah di bagi tapi jumlahnya terbatas, untuk bantuan selanjutnya kami masih menunggu," sebutnya saat di wawancarai oleh media Nusaperdana.com

jika rumah sakit terus kekurangan APD dan APK untuk para dokter dan perawat dalam penanganan Covid-19 maka sama saja melakukan misi bunuh diri bagi para dokter dan perawat.

"Jika kita tidak memiliki APD yang memadai atau tidak memiliki APD berarti kita tidak siap menolong, sementara kalau memang seseorang itu positif Covid-19 harus kita tangani, dan menangai tanpa APD kan berarti sama saja Bunuh diri," tuturnya. 

Seperti halnya Kedua Dokter tersebut masing-masing berasal dari Bogor dan Bekasi, Keduanya dipastikan meninggal dunia karena terinfeksi Virus Corona saat menangani pasien.

Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia ( IDI ) Kab.Inhil dr. Firman 

"Iya benar," sebut dr.Firman saat dihubungi media Nusaperdana.com  melalui WhatsApp, Senin, (23/3/2020).

Firman menyebutkan bahwasanya Dokter yang telah meninggal itu berasal dari Bogor dan Bekasi. 

“Benar Satu dari Bogor, satu lagi di Bekasi,” sebutnya.

Firman menyebutkan bahwasanya kedua Dokter tersebut meninggal setelah keduanya tertular Virus Corona dari pasien yang mereka rawat.

"Benar, mereka positif (Covid-19)", ujarnya.

Sementara itu terkait jumlah pasti Tenaga Medis yang terinfeksi covid-19 dan meninggal dunia Firman menyebutkan sudah ada kurang lebih 7 orang dokter. 

"Dari 2 orang dari IDI cab.Jakarta timur, 1 orang dari Jakarta Selatan, 1 orang dari IDI cab.Kota bogor, 1 orang Medan, 1 orang dari Bekasi, dan  1 orang dari IDI cab.Bandung Barat," sebutnya.

Alat Pelindung Diri ( APD ) petugas medis yang menangani pasien covid-19 atau Virus Corona disebut terbatas.

Hal ini yang membuat sejumlah Tenaga Medis jatuh sakit hingga ikut terpapar covid-19, bahkan berujung meninggal dunia.

dr. Firman juga menyebutkan agar Pemda dan Dinkes lebih memperhatikan dokter khususnya untuk peralatan penanganan Covid-19 ini.  

"Saya Minta ke pemda melalui dinas kesehatan agar lebih memperhatikan APD untuk dokter dan nakes umumnya wajib disediakan untuk menanganan Covid-19 ini," tutupnya. (safar)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar