Cerita Pengantin Tertipu, Tak Ada Suguhan Makanan untuk Tamu Undangan

Ilustrasi

Nusaperdana.com, Jakarta - Kejadian pengantin tertipu wedding organizer (WO) kembali terjadi. Pengantin harus menanggung kesal dan malu lantaran para tamu sama sekali tak mendapat makanan. 

Semua pasangan yang menikah pastinya ingin pesta resepsinya berjalan lancar. Namun ada saja pihak tak bertanggung jawab yang mencoba merusak kebahagiaan di hari spesial pengantin. Termasuk penipuan yang dilakukan atas nama wedding oganizer. 

Kejadian tragis baru saja dialami pasangan pengantin yang menggelar resepsi pernikahan di Jakarta. Pesta dengan dekorasi indah dan makanan enak hanya bisa jadi angan belaka. Pasalnya pasangan ini harus menelan kekecewaan lantara wo yang mereka pilih justru mangkir dari tanggung jawab.

Kabar heboh ini beredar di media sosial. Akun @depok24jam menjadi akun pertama yang membagikan kisah miris ini. Dalam unggahan video terlihat sebuah pesta pernikahan digelar tanpa adanya makanan. Terlihat wadah makanan dalam keadaan kosong. 

Video ini berisi rekaman suara sang pengantin wanita yang melabrak pemilik wo. "Ini acara di gedung, tamu banyak, semua orang ngeliat makanan nggak ada sama sekali. Saya malu, mau ditaruh dimana muka saya? Gimana kalau kamu ada di posisi saya?" ujar sang pengantin wanita yang memang wajahnya tak ditampilkan. 

Di sini juga terdengar suara pelaku yang diketahui bernama Anwar. "Nanti saya ganti kompensasi kerugiannya," ujar Anwar pelan. 

Alih-alih merasa tenang, si pengantin dan keluarganya justru semakin emosi. "Bukan masalah kerugian materi saja. Ini banyak tamu undangan, saya nggak bakal dateng malam-malam ke sini masih dandan, kalau bukan karena sakit hati. Saya sudah bayar lunas," lanjutnya. 

Setelah diusut, ternyata pemilik wo Pandamanda ini sudah lama melakukan modus penipuan. Kolom komentar pun dibanjiri deretan korban yang juga ditipu Pandamanda. Bahkan beberapa karyawan dan vendor rekanan wo ini juga angkat bicara. 

"Keluarga gw jadi korban, paket 76 juta, dokumentasi ga ada, photobooth ga ada, dekorasi kaya sampah, plus katering basi." ujar salah satu korban. 

"Waktu itu kerja sama sm PANDAMANDA saya sebagai vendor tenda & dekorasi. Susah dia saat pembayaran pdhl semua sudah selesai di pasang. yg punya hajat juga kecewa.. sampe" motor operasionalnya kita tahan belum lunas," ujar vendor yang pernah bekerja sama. 

Rekam jejak wo ini ternyata memang sudah bobrok sejak lama. Permasalahannya bukan hanya di dekorasi saja tapi juga sampai ke urusan makanan. Wo ini menjaring pelanggan dengan cara menawarkan harga paket pernikahan murah. 

Lewat instagramnya terlihat paket wedding dibanderol mulai Rp 75 juta. Harga ini sudah termasuk subsidi gedung, charge catering, makanan 500 pax, dokumentasi, rias, hiburan dan coffee break.

Kasus yang heboh ini kemudian terungkap satu persatu. Pada tanggal 2 Februari ini diketahui ada 10 pasang pengantin yang ditipu. Dari 10 pelanggan ini hanya ada 1 yang dilayani dengan baik, sisanya mengalami kerugian yang fatal.

Bukti-bukti foto dan video pun kemudian dibagikan para korban. Mulai dari formulir pembayaran, piring kosong dan petugas catering yang gelagapan ketika dimintai keterangan. 

Kisah pengantin yang tertipu wo sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya ada juga pasangan yang menikah di gedung Graha Garda Dirgantara yang mengalami nasib serupa. Ketika hari pernikahan, dekorasi dan catering sama sekali tidak ada, akhirnya keluarga berinisiatif membeli nasi padang.

Akhirnya Keok



Hari-hari paling bahagia puluhan calon pengantin berubah jadi nestapa. Pesta pernikahan mereka berantakan karena ulah penyelenggara pesta pernikahan (wedding organizer/WO) nakal.

Kecewa merasa ditipu, mereka kemudian melapor ke Polresta Depok. Penyelidikan dilakukan hingga akhirnya polisi menangkap pelaku. Anwar, penanggung jawab WO di Depok itu pun keok.

"Calon korban sebanyak 35 orang yang sudah mengadu dan didata yang sudah membayar lunas untuk acara 2 bulan ke depan," ujar Kapolresta Depok Kombes Azis Andriansyah saat dihubungi, Rabu (5/2/2020).

Korban bisa sedemikian banyak karena WO Panda Manda tersebut menawarkan jasa dengan harga murah. Melalui media sosial dan brosur, mereka memasang paket pesta pernikahan dengan harga dari Rp 50-100 juta.

Namun kenyataan beda dengan jasa yang mereka janjikan, bahkan ada yang tidak terlaksana. Tidak hanya kecewa karena ditipu, calon pengantin korban WO ini juga dibuat malu kepada tamu undangan.

Bagaimana tidak, ada korban yang ditipu akan setelah membayar Rp 50 juta untuk paket lengkap berupa katering, prewedding, dekor, hingga gedung. Namun pada hari pernikahan, paket tak sesuai dengan yang dijanjikan. Katering pun tidak datang.

"Katering tidak dikirim sehingga korban merasa malu dan dipermalukan karena tamu yang datang tidak makan. Pelaku dihubungi tidak aktif," imbuhnya.

Dari 35 calon pengantin, ditaksir kerugiannya mencapai Rp 2,5 miliar. Duit korban sebesar Rp 300 juta dipakai Anwar untuk membayar uang muka (down payment/DP) pembelian rumah.

"Ini mulai trouble itu dia mulai beli rumah, ini sudah trouble, untuk DP. Artinya, uang yang seharusnya untuk kelola pernikahansebagian dialihkan untuk aset beli rumah, gitu," kata Kombes Azis.

Selain untuk DP rumah, pihak WO penipu melarikan duit para pengantin untuk membeli kendaraan. Namun kendaraan-kendaraan ini semua digadaikan. Total aset WO penipu ada sekitar Rp 1,2 miliar.

"Ada mobil, mobil operasional, mobil boks. Semua (mobil) posisi sedang digadaikan, akan kita telusuri dan bisa kita sita," kata Azis.

Aksi tipu-tipu Anwar berakhir setelah ditangkap polisi di rumahnya. Sejumlah barang bukti disita berupa 1 bundel bukti-bukti transfer pembayaran, 1 bundel album foto prewedding, perangkat alat kantor, 3 buah kartu ATM, serta 1 bundel print-out rekening pembayaran para korban.

Pelaku saat ini ditahan di Polresta Depok untuk diperiksa intensif. Atas perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 378 juncto 372 KUHP soal Tindak Pidana Penipuan dan Penggelapan.

Dalam list dan dokumentasi barang bukti perkara ini, polisi turut menyita brosur-brosur perusahaan kateing yang digunakan oleh tersangka penipuan. Pada Kamis (6/2) sore, redaksi mendapatkan pernyataan keberatan dari salah satu katering yang brosurnya masuk dalam daftar barang bukti perkara ini. Mereka menyatakan sama sekali tidak terlibat perkara ini dan kinerja perusahaan katering tersebut bisa dipertanggungjawabkan. Redaksi memutuskan untuk mencabut foto yang memuat brosur katering yang digunakan oleh tersangka. 



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar