Dua Anggota DPRD Pekanbaru Positif Covid-19


Nusaperdana.com, Pekanbaru - Pasien terkonfirmasi positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) klaster perkantoran di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Pekanbaru bertambah dua kasus menjadi 14 orang, Selasa (14/8). Tak hanya itu, kemarin juga didapati dua anggota DPRD Pekanbaru dinyatakan positif.

Kedua anggota dewan tersebut adalah Z dan R yang terdeteksi positif setelah melakukan uji swab mandiri. "Tadi (kemarin, red) di-tracking belum dapat hasilnya. Beliau kan swab mandiri," ungkap Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Pekanbaru dr Zaini Rizaldy saat dikonfirmasi.

"Mereka minta tadi (kemarin, red) dilakukan pemeriksaan. Cuma karena tadi (kemarin, red) kami adakan juga di pemko, maka saya arahkan di pemko. Cuma tadi kayaknya belum datang. Nanti kita tracking dulu apa hasilnya, siapa yang kontak erat juga. Ini tanpa gejala, sehat nampaknya," tambahnya.

Berdasarkan informasi sumber Riau Pos, kedua anggota dewan ini tidak hadir saat rapat paripurna di DPRD Kota Pekanbaru beberapa waktu lalu karena sudah mengambil langkah untuk isolasi mandiri. "Iya berdasarkan hasil swab mereka positif, namun sudah disarankan untuk isolasi mandiri," ujar sumber tersebut.

Sementara itu, Plt Sekwan Badria Rikasari saat dikonfirmasi menegaskan pihaknya belum dapatkan hasil tertulis terkait hasil swab kedua anggota dewan tersebut. "Saya belum dapat hasil tertulis," ujarnya.

Terkait dengan klaser perkantoran di BPKAD maka dilakukan swab massal terhadap kasubbag keuangan dan kasubbag program se-Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Swab massal ini adalah tindak lanjut atas merebaknya penularan Covid-19 di OPD tersebut. Selasa kemarin pula, aktivitas kantor BPKAD Pekanbaru di komplek Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru ditutup sementara. Di sana dilakukan penyemprotan disinfektan pada setiap ruang yang ada.

Penjabat Sekretaris Daerah Kota (Pj Sekdako) Pekanbaru H Muhammad Jamil MAg MSi yang juga ikut menjalani swab test massal bersama para ASN ini mengatakan, penutupan sementara aktivitas di BPKAD adalah arahan dari Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT. "Sampai Rabu kantor tutup. Para pegawai bekerja dari rumah saja. Mereka WFH (work from home)," sebutnya.

Kemudian, pelacakan juga terus dilakukan terhadap kontak erat para pasien terkonfirmasi positif Covid-19 yang ada di BPKAD Pekanbaru. ‘’Kita sudah minta agar kasubag keuangan dan kasubag program di OPD bisa ikut uji swab. Sebab mereka berkomunikasi langsung dengan BPKAD,’’ imbuhnya.

Awalnya, di BPKAD Kota Pekanbaru yang diumumkan positif pertama adalah L (46) pada 15 Agustus lalu. Kemudian, dilakukan swab massal terhadap 80 orang pegawai di sana pada hari yang sama. Dari swab ini didapati 11 orang lainnya positif Covid-19 yang diumumkan, Senin (17/8).

Sementara, Selasa (18/8), terdapat penambahan dua orang posiitif dari instansi ini membuat total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru menjadi 354 kasus. Ini dengan rincian 165 dirawat, 183 sembuh dan enam meninggal.

Selain L, 11 orang pasien terkonfirmasi positif disini adalah DA (36), H (23), IDP (28), J (36), MFA (41), RA (35), RHN (25), RI (43), RY (51), YIW (35), dan YZ (24). Sementara dua tambahan lainnya adalah EY (42) dan RA (32). Dari pelacakan yang dilakukan, L adalah kontak erat dari pasien yang ada di Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang merupakan instansi vertikal.

Penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 Selasa kemarin menunjukkan tren bahwa penularan di klaster perkantoran masih tinggi. Jika dirinci, saat ini setidaknya ada empat klaster perkantoran di Pekanbaru. Yakni BPKAD Pekanbaru, dua klaster Bank BRI yang disebut bank BUMN, dan BPKP. "Klaster itu kan apabila menginfeksi sudah lebih dari 10 orang. Sekarang itu adanya dua klaster Bank BUMN, lalu satu klaster BPKAD, dan BPKP satu klaster," ungkapnya.

Dengan kondisi saat ini, dr Bob kembali mengimbau pada masyarakat untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan. "Memang ada penambahan kasus baru klaster dari perkantoran. Jadi kasusnya ini kebanyakan OTG. Imbauan kita pada masyarakat supaya lebih hati-hati dan waspada. Saat ini kita masih dalam kondisi pandemi. Harus disiplin protokol kesehatan," imbaunya.

Terhadap aktivitas di luar ruangan yang mengumpulkan orang banyak, dia meminta pada masyarakat jika tak terlalu penting maka lebih baik dihindari. "Untuk kegiatan di luar yang tidak perlu, itu tak perlu dilakukan karena berisiko. Apalagi saat ini sudah banyak pertemuan dan acara, pesta perkawinan, kalau tidak perlu tidak usahlah. Karena tak tertutup kemungkinan bisa menularkan ke yang lain," urainya.

Banyaknya kasus terkonfirmasi positif Covid-19 baru yang merupakan OTG juga dinilai membahayakan bagi orang yang tidak memiliki imun yang kuat. "OTG ini kan daya tahan tubuh orangnya bagus hingga tanpa gejala. Tapi saat menularkan ke orang lain belum tentu dia OTG. Maka kita harus hindari," ujarnya.

Kejar 1.000 Sampel Tiap Pekan
Angka penambahan kasus terkonfirmasi positif Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Pekanbaru saat ini masih tinggi. Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru pun berencana memiliki laboratorium sendiri untuk melakukan pemeriksaan swab pasien Covid-19. Agar target pemeriksaan 1.000 sampel tiap pekan terpenuhi.

Dengan masih mengandalkan pemeriksaan swab di Laboratorium Biomolekuler RSUD Arifin Achmad, pemeriksaan swab di Pekanbaru masih berada di kisaran angka 400 sampel per pekan. Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP, Selasa (18/8) mengatakan, pengajuan fasilitas pemeriksaan swab Pemko Pekanbaru saat ini dalam proses. "Sedang kami siapkan," sebutnya.

Untuk lokasi fasilitas pemeriksaan ini, ada dua opsi yang disiapkan yakni Rumah Sakit Daerah (RSD) Madani milik Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda). ‘’Pilihannya Madani atau Labkesda. Tapi sepertinya di Madani,’’ kata pria yang juga merupakan Direktur Utama RSD Madani ini.

Untuk anggaran, Mulyadi menyebutkan masih dilakukan penghitungan. Namun, anggaran yang diperlukan menurutnya berkisar di angka Rp1,5 miliar. Pengadaan pemeriksaan swab sendiri oleh Pemko Pekanbaru ini bertujuan untuk mengejar penjaringan kasus terkonfirmasi positif Covid-19. "Target penjaringan kasus itu sama. Positivity rate di bawah 5 persen. Ini jumlah sampel yang diperiksa dengan hasil positif. Ini dengan penjaringan kasus," urainya.

Pemeriksaan sampel berdasarkan target nasional jika dihitung berdasarkan jumlah penduduk Kota Pekanbaru adalah di angka 1.000 penduduk per pekan. "Ini target nasional. Kami kejar ini. Dengan syarat fasilitas pemeriksaan ada. Swasta mulai aktif melakukan pemeriksaan, lab biomol juga. Kalau ini jadi maka bisa mendukung lagi," ucapnya.

Sebelumnya, Senin (17/8), Wali Kota (Wako) Pekanbaru Dr H Firdaus ST MT menyebutkan, pemeriksaan swab yang saat ini dilakukan di Lab Biomolekuler RSUD Arifin Achmad tak cukup untuk menampung sampel dari seluruh Riau. "Kami rencanakan pengadaan lab sendiri karena kalau lab dari provinsi saja tidak cukup," kata dia.

Di Pekanbaru ungkapnya, penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 masih mengkhawatirkan dengan angka yang tinggi. "Penularan Covid-19 tiga pekan terkahir sangat tinggi. Mulai dari klaster tempat kerja hingga orang tanpa gejala (OTG) yang didapati dari swab mandiri. Ini seperti gejala gunung es dalam lautan. Gambaran di lapangan yang tertular itu lebih banyak," urainya.

Dari seluruh kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru saat ini 60 persen lebih adalah kasus asimtomatik atau OTG. "Dari kasus yang ada hanya sekitar 57 orang dirawat di rumah sakit. Sisanya isolasi mandiri karena OTG. Kita khawatir kalau rumahnya tidak bisa jadi tempat isolasi karena itu kita siapkan rumah sehat di Rusunawa Rejosari," imbuhnya.

Ditegaskannya, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru tetap menggencarkan rapid dan tes swab di zona rawan. "Saat ini banyak klaster tempat kerja. Bank BUMN, kantor pemerintah sektoral dan masuk ke kantor pemerintah daerah," bebernya.

Untuk rencana pengadaan lab pemeriksaan Covid-19 sendiri, orang nomor satu di Kota Pekanbaru ini menyebut ini adalah upaya untuk melacak keberadaan OTG. ‘’Karena banyak OTG tadi. Ini yang kita kejar untuk batasi pergerakannya, diputuskan mata rantainya,’’ paparnya.

Mengenai kapan rencana ini akan direalisasikan, Firdaus menyebut secepatnya. Karena dana yang disiagakan untuk penanganan Covid-19 di Pekanbaru hingga kini juga belum digeser untuk alokasi lain. "Kan uang untuk Covid-19 sudah tersedia. Tinggal cara pengadaannya," tegasnya.

Perkantoran dan Perusahaan Harus Tingkatkan Disiplin
Klaster penularan Covid-19 dari perkantoran dan perusahaan di Riau muncul akhir-akhir ini. Untuk itu, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar meminta perkantoran baik itu perkantoran pemerintah maupun swasta serta perusahaan untuk dapat meningkatkan disiplin terutama dalam hal menjalankan protokol kesehatan.

"Sejak Maret lalu, kami sudah menyurati perkantoran dan perusahaan untuk dapat menjalankan protokol kesehatan, terutama soal isolasi mandiri bagi karyawan atau pegawai yang baru bepergian dari zona merah," kata Gubri.

Pada awal-awal imbauan tersebut dibuat, menurut Gubri pihak perkantoran dan perusahaan cukup mematuhi sehingga angka penularan Covid-19 di Riau masih cukup terkendali. Namun saat ini, pihaknya menilai hal tersebut mulai longgar.

"Dalam beberapa bulan terakhir tidak ada kasus Covid-19 di perkantoran dan perusahaan. Namun pada Juni hingga Agustus, mulai terjadi peningkatan kasus Covid-19 perusahaan termasuk klaster perkantoran dinas," sebutnya.

Khusus untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan perkantoran pemerintah Provinsi Riau. Pihaknya mengaku sudah melakukan swab massal bagi para aparatur sipil negara (ASN), hasilnya ada dua pasien positif Covid-19 yang ditemukan dan sudah dilakukan pengobatan. "Dari swab massal sekitar 2 ribuan ASN, ditemukan dua yang positif. Swab massal seperti ini memang akan terus dilakukan," katanya.

Dijelaskan Gubri Syamsuar, saat ini terjadi tren kenaikan pasien positif Covid-19 di tiga daerah di Riau yakni Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kampar, di mana ditiga daerah tersebut sudah masuk zona orange. "Tentunya kita tidak mengharapkan tiga daerah itu jadi zona merah. Untuk itu perlu kerja sama semua pihak untuk mengatasi Covid-19 ini," ajaknya.

Kemarin, Gubri Syamsuar bersama Forkopimda Riau juga melakukan peninjauan langsung ke Kabupaten Siak. Tinjauan tersebut untuk menyamakan persepsi terhadap penangangan Covid 19 serta untuk mengetahui apakah ada kendala dalam penanganan Covid-19 disana.

Lokasi yang dikunjungi Gubri Syamsuar bersama rombongan Forkompinda Riau yakni di Perusahaan Indah Kiat Pulp Paper (IKPP) yang belakangan ini ditemukan kasus positif Covid-19. Dalam kunjungan tersebut, Gubri bersama rombongan telah mendapatkan penjelasan dari pihak perusahaan, yang disampaikan oleh Senior Executive IKPP Hasan.

Saat itu, pihak perusahaan menyampaikan bahwa pihaknya telah menjalankan protokol kesehatan, selama masa pandemi Covid-19. Namun dalam bulan ini terjadi kasus Covid-19 terhadap karyawannya.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, Syamsuar meminta kepada pihak perusahaan agar melibatkan tim kesehatan yang ada di Kabupaten Siak, maupun dengan Diskes Provinsi, untuk melakukan tracing dan tracking terhadap kasus positif Covid-19 yang terjadi di perusahaan.

"Apa yang terjadi saat ini harus meningkatkan disiplin dari pihak perusahaan. Sekarang terjadi klaster perusahaan dan ini aset nasional, tentu banyak dampaknya. Kami sengaja turun ingin melihat sejauh mana penanganan Covid-19, untuk memutus mata rantai penyebarannya," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan adanya penambahan 22 pasien positif Covid-19 di Riau per hari Selasa (18/8). Dari jumlah penambahan tersebut, berasal dari dua daerah yakni Kabupaten Siak dan Pekanbaru. "Dengan adanya penambahan pasien positif Covid-19 tersebut, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini sebanyak 1.039 pasien," katanya.

Untuk rincian penambahan pasien positif tersebut, yakni dari Kabupaten Siak sembilan pasien dan Pekanbaru 11 pasien. Kemudian juga ada dari luar provinsi dua pasien. “Selain pasien positif, juga ada penambahan 22 pasien positif Covid-19 di Riau yang sudah dinyatakan sembuh, mereka di antaranya berasal dari Kota Pekanbaru, Kabupaten Rokan Hilir, Kampar dan Siak,” paparnya.

Sementara itu, Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Siak Budhi L Yuwono mengatakan masih ada 106 sampel lagi menunggu hasil, semuanya tersebar di beberapa Kecamatan di Kabupaten Siak terutama yang kontak erat dengan positif yang telah diambil uji swab. “Total positif 232 konfirmasi104 dirawat,125 sehat dan sudah dipulangkan, tiga meninggal dunia,” jelasnya.

"Kami terus berbenah, untuk meminimalisir angka pandemi Covid-19. Dengan terus melakukan kampanye pentingnya masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Bahkan akhir bulan kami harapkan Perda Covid-19 selesai. Sehingga menjadi payung hukum dalam menyosialisasikan sanksi pagi pelanggar protokol kesehatan," tambahnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar