Dugaan Ada Kecurangan Oleh Panitia MTQ Kecamatan Gaung


Nusaperdana.com, Indragiri Hilir - Ketua Umum Kohati Badko Riau-Kepri menduga ada kecurangan yang telah dipersiapkan oleh panitia penyelenggara pada kegiatan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) ke-23 Tingkat Kecamatan Gaung yang berakhir pada sabtu (7/09/2019) lalu. Pasalnya, salah seorang pesarta Syarhil Quran yang dinyatakan sebagai pemenang lomba, namun bukan namanya yang muncul untuk mewakili Kecamatan pada MTQ Tingkat Kabupaten 28 September mendatang. "Untuk apa dilaksanakan lomba, kalau ternyata sudah punya pemenangnya, kami anak daerah asli dari gaung, siap belajar, siap membawa nama Gaung. Kami dinyatakan menang, tapi yang diutus ke Kabupaten bukan kami," ungkap Yeni Yusnety peserta Syarhil Quran yang dinyatakn menang dan diumumkan pada penutupan acara MTQ ke 23 Kec.Gaung, Kamis (19/9/2019). Menanggapi hal tersebut, Kusmely seorang aktivis perempuan yang saat ini menjabat Ketua Umum Kohati Badko Riau-Kepulauan Riau mengatakan, dengan adanya hal tersebut tentu sangat disayangkan jika acara keagamaan justru tercoreng dengan intervensi, dan menjadi momentum yang tidak mendidik bagi peserta yang notabennya masih anak-anak. Selain itu, Kusmely juga melakukan penelusuran terkait permasalahan tersebut dengan melakukan konfirmasi pada pihak terkait. Baharuddin selaku kordinator untuk teknis perlombaan dan data peserta dari Kecamatan Gaung mengatakan, pihaknya hanya menerima data, dari data nama yang masuk itulah yang input. "Persoalan nama yang kami input bukan atas nama pemenang, silahkan ditanya kepada bapak KUA," jelasnya. Sementara itu, KUA Kecamatan Gaung Jhoni Afrizal selaku Kordinator Dewan Hakim pada pelaksaan MTQ ke-23 saat itu, ketika dikonfirmasi terkesan "melempar bola" dan malah menyuruh konfirmasi ulang kepada panitia Syahril Quran. "Persoalan ini mohon untuk konfirmasi kembali kepada kordinator Syarhil Quran," ujar Jhoni Afrizal. Ketika dikonfirmasi kepada panitia Syarhil Quran, aktivis muda ini hanya mendapat jawaban dari panitia : "panitia sudah menyerahkan data yang sebenarnya,". "Tidak ada yang bertanggung jawab sampai saat ini, semua pihak saling lempar bola," ucap Mely. Menurut Kusmely, putri kelahiran Simpang Gaung ini menduga ada kecurangan yang dipersiapkan. Bagaimana tidak, peserta yang dinyatakan menang dan diumumkan pada acara penutupa MTQ ke-23, ternyata bukanlah peserta yang menang untuk mewakili Kecamatan. Melainkan orang lain yang dikirim untuk mengikuti perlombaan pada tingkat kabupaten mendatang. "Pelaksanaan MTQ yang menghabiskan dana puluhan juta, Seharusnya menjadi ajang menggali potensi untuk menumbuhkan generasi baru, bukan malah menjadi ajang eksistensi dan seremonial semata," kecamnya. Berikan kepercayaan kepada para pemenang dan berikan pembinaan secara matang untuk mendapat hasil terbaik. Karna jika semuanya dilakukan secara instan, maka 3 sampai 5 tahun mendatang Gaung akan kehilangan generasi terbaik. "Saya meminta kepada seluruh Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa dari Kec. Gaung yang terhimpun dalam HPPMKG - Tembilahan untuk bersama memperjuangkan hak adik-adik kita. Mereka tidak pernah meminta apapun, kecuali kesempatan untuk berbuat dan berkontribusi kepada kampung halaman," imbuh Kusmely. Penulis: Jamrani



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar