Forakbar: Jika DLH Takut, Silahkan Mundur Saja


Nusaperdana.com, Kuansing - Beberapa hari yang lalu, masyarakat desa Jake, Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuansing kembali di hebohkan oleh berubah nya warna air sungai bawang menjadi hitam pekat yang di duga di sebabkan oleh limbah PT Asia Sawit Makmur Jaya (ASMJ).

Menurut keterangan warga, perusahaan kebun kelapa sawit itu di ketahui tercatat sudah dua kali diduga mencemari lingkungan, akibat limbah yang mereka buang ke aliran sungai.

Kasus pertama terjadi pada bulan Oktober lalu, dimana pipa pengaliran limbah cair pecah sehingga mengotori aliran sungai yang ada diwilayah tersebut. 

Sementara kasus kedua, terjadi pada hari Minggu (13/12/2020), dimana Sungai Bawang kembali berubah bewarna hitam.

Oleh karena itu, Masyarakat desa Jake mendesak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuansing mengusut tuntas kasus pencemaran lingkungan yang diduga dilakukan oleh PT Asia Sawit Makmur Jaya (ASMJ) yang beroperasi di Desa Jake, Kecamatan Kuantan, Kabupaten Kuansing ini.

Kasus pencemaran lingkungan ini juga mendapat perhatian oleh ketua umum Forum Rakyat Bicara, Boy Nopri Yarko alkaren yang mengatakan PT Asia Sawit Makmur Jaya (ASMJ) harus mengubah orientasinya. Bukan hanya soal dokumen amdal, tapi  memang kondisi geografis perkebunan mereka itu kondisinya strategis, dan rentan bencana. 

" Kalau hanya sekedar dokumen amdal tapi tidak dikerjakan di lapangan kan percuma juga," kesal Boy.

Dilanjutkan Boy,, persoalan serius di lingkungan yang di sebabkan PT ASMJ terdampak sudah berjalan lama, dan ini merupakan kali kedua ada pengaduan dari masyarakat. Namun sampai saat ini, baik pihak perusahaan ataupun Pemkab kuantan Singingi tampak tidak serius penanganannya.

" Saya prinsipnya sangat menyayangkan, tugas kita memberikan pandangan alternatif kemungkinan dari dampak buruk pembangunan. Tapi selalu direspon seolah-olah cari-cari masalah. Sekarang masalah ada di depan mata, namun Dinas lingkungan hidup jangan menganggap sedang tidak terjadi apa apa. jika takut mundur saja,"  ujar Boy yang juga pernah menjabat sebagai Presiden Mahasiswa Universitas Islam Kuansing ini.

Forum Rakyat bicara (FORAKBAR) sebagai kelompok kajian strategis meminta
Pemerintah kuantan Singingimelalui DLH harus mengambil sikap tegas dan harus berani memberikan sanksi terhadap perusahaan yang tidak patuh terhadap pengelolaan lingkungan, jika perlu lakukan evaluasi terhadap izin lingkungan yang telah diberikan, kata Boy.

Jika hasil audit lingkungan nantinya ditemukan kerusakan lingkungan dan pelanggaran hukum, Forum rakyat bicara juga mendesak pihak perusahaan harus mengganti kerugian lingkungan yang ditimbulkan akibat pencemaran limbah.

Pihaknya juga berharap, apa yang disampaikan dan dikeluhkan oleh sejumlah masyarakat, merupakan persoalan serius dan harus segera ditindaklanjuti oleh Pemerintah kabupaten kuantan Singingi

“Jangan sampai di tengah darurat COVID-19, perekonomian masyarakat juga terganggu oleh ulah perusahaan sawit yang tidak taat dan patuh terhadap pengelolaan lingkungan,” tutup Boy yang baru menyelesaikan studi strata 1 di Universitas Islam Kuansing ini. (Imro)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar