Inilah Ekowisata Hutan Mangrove Sungai Asam
NUSAPERDANA.COM -
Wisata alam sangat berperan dalam menjaga keberadaan dan kelestarian obyek serta daya tarik wisata alam pada khususnya dan kawasan hutan pada umumnya.
Provinsi Riau memiliki Hutan Mangrove terbaik se-Indonesia yang terletak di Kabupaten Indragiri Hilir tepatnya di Desa Sungai Asam Kecamatan Reteh.
Hutan Mangrove atau yang lebih dikenal dengan hutan bakau di Kabupaten Inhil sudah tumbuh dan berkembang dengan sendirinya secara alami.
Hutan Magrove merupakan potensi wisata berstandar nasional. Walaupun sekilas memang Mangrove itu tidak menarik untuk dipandang karena berlumpur dan berawa-rawa namun apa yang terjadi jika dikelola dengan baik sebagai Ekologi wisata.
Selain itu tempat ini juga menjadi Laboratorium Alam Terbesar, karena dengan adanya Hutan Mangrove akan tetap menjaga ekosistem habitat satwa liar , hewan-hewan reptil, hewan dalam air dan tentunya tumbuhan yang menyusuri hutan mangrove di pangkal bambu.
Ekowisata mangrove sendiri merupakan salah satu upaya untuk selalu menjaga dan memanfaatkan hutan mangrove secara lestari. Dalam perkembangannya, Hutan Mangrove dapat memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Bupati Indragiri Hilir (Inhil) HM Wardan mengatakan, budidaya Mangrove Sungai Asam ini sudah berlangsung sejak tahun 2004 lalu. Awalnya hanya 50 hektar namun karena ada perkembangan dan pemeliharaan yang baik, maka diluaskan menjadi 60 hektar.
“Ini Mangrove terbaik se-Indonesia, di sini tidak ada pencemaran dan tidak ada penebangan sembarangan. Kita rawat dengan baik melalui beberapa SKPD terkait, baik BLH, Dinas Pariwisata, Dinas Kehutanan dan Bappeda,” ungkap Wardan.
Adapun fungsi fisik kawasan tersebut, pertama menjaga garis pantai tetap stabil, kedua melindungi pantai dan tebing sungai dari proses erosi dan abrasi, ketiga mengurangi atau menyerap tiupan angin kencang dari laut ke darat, keempat menahan sedimen secara periodik sampai terbentuk lahan baru, dan terakhir sebagai kawasan penyangga proses intrusi dan filter air asin.
“Dari berbagai fungsi fisik itu, saya fikir kedepannya kawasan ini tidak hanya sebatas berstandar nasional, namun menjadi ekowisata go Internasional,”pungkas warga.
Untuk dapat sampai di lokasi, dapat ditempuh menggunakan transportasi sungai maupun laut, karena terletak dibagian timur Pulau Sumatera yang merupakan jalur transportasi utama yang menghubungkan Kota Tembilahan (Ibu kota kabupaten Indragiri Hilir). Dari Kota Tembilahan, untuk menuju lokasi ini dapat ditempuh melalui jalan laut sekitar 1,5 sampai 2 jam. Sedangkan dari Kecamatan Mandah sekitar 20 sampai 40 menit.
Berita Lainnya
Nikmati Keliling Tembilahan Dengan Odong-odong
Bengkalis Satu dari 99 Kabupaten/Kota Terima Sertifikat Bebas Frambusia
Kemenag Kampar Tekankan Daftar Penerima Insentif Guru MDTA Sudah Diserahkan Ke Dinas Dispora kampar
Burasak, Masakan Khas Sulawesi Yang Wajib Saat Lebaran
Respon Keluhan Masyarakat, Komisi IV Sidak Ke RSUD Puri Husada Tembilahan
RH Tersangka Dugaan Menghina Simbol Negara Diselesaikan Dengan Restorative Justice
Kejari Kampar Akan Periksa Saksi Tanah Kas Desa Indra Sakti Minggu Depan
Gala Dinner Bersama Menyambut HUT Fakultas Kedokteran Universitas Riau, Pj. Bupati Kampar : Bhakti Sosial Kesehatan, Bentuk Kepedulian Tinggi Kepada Masyarakat.