FEATURE

Lika-liku Kurir saat Pandemi, dari Medan Sulit hingga di-PHP Pelanggan


Nusaperdana.com, Aceh Singkil - Hari ini terlihat awan sangat pekat menyelimuti sebagian besar langit. Meski demikian lalu lalang kendaran tetap berjalan sebagaimana mestinya. Masyarakat terus beraktifitas seperti biasa meski dalam kondisi yang belum bisa dikatakan kondusif.

Banyak dari mereka yang menggatungkan hidup sehari-hari sebagai pekerja lepas, tidak lain hanya untuk memenuhi kebutuhan hariannya.

Di tengah kondisi yang semakin sulit, membuat tidak sedikit warga mulai kehilangan harapan. Namun tidak dengan Irwan. Irwan yang sehari-hari bekerja sebagai pengantar barang atau kurir sebuah perusahaan ekspedisi justru lebih bersemangat saat pendemi melanda.

Betapa tidak, selama pandemi yang membatasi masyarakat untuk berinteraksi lagsung, menjadi peluang tersendiri bagi perusahaan ekspedisi dan para kurir.

Dengan jasa antar barang serta pelayanan yang ditawarkan banyak masyarakat beralih dari transaksi secara lagsung, kini lebih sering belanja barang kebutuhan mereka secara online.

Irwan, akrab disapa Bolot oleh teman-temannya mengatakan, setiap harinya barang pesanan yang masuk kian bertambah "Banyak yang mesan, terus bertambah setiap harinya" ungkap Irwan.

Tidak peduli jarak yang ditempuh, cuaca yang harus dilalui, siang maupun malam, pekerjaan sebagai kurir dilakukan Irwan dengan penuh tanggung jawab.

"Harus sampai bang, sesuai pesanan pelanggan pada aplikasi, kalau daerah yang jauh biasanya kita akan buat janji dulu agar pelanggan menunggu, untuk efesiensi waktu" ujarnya kepada nusaperdana.com

Irwan sangat bersyukur, lantaran upah yang dibayarkan oleh perusahan kepada kurir harian lepas berdasarkan jumlah paket yang diantar.

"Sebelum covid, dapat sejutaan sebulan bg, tapi sekarang karna banyak barang masuk, bisa satu setengah juta sampe dua juta, alhamdulillah" ucap irwan

Meski tidak mudah, namun semangat melayani para pelanggan harus tetap dijaga, kendati tidak sedikit ulah pelanggan yang cenderung membuat kurir kesal.

"Pernah ada, udah janji antar, kan agak jauh trus pelanggannya tiba-tiba gak aktif nomor lagi, ga tau pasti alamat rumah, pas udah balik baru dihubungi sambil marah-marah" curhat irwan sambil tertawa kecil.

Meski demikian, dia tetap berlapang dada untuk me-reschedule pengantaran barang pelanggan

"Kita gak mungkin marah, namanya juga pelanggankan. Harus dilayani, ya besoknya antar ulang lagi, lain ada juga yang pas antar minta kurang harga, ada-ada saja" tukasnya diikuti tawanya yang khas.

"Dibawa happy aja, diluar masih banyak orang berharap dapat kerja, ini kita sudah dapat, ya dinikmati" tambah Irwan

Dalam melaksanan tugasnya dimasa pandemi saat ini, Irwan mengaku harus safety, penggunaan masker dan sarung tangan menjadi wajib saat mengantar kiriman para pelanggan

"Pakek lah bg, masker sarung tangan, jaga juga lah, nanti kena razia masker, abis uang COD buat bayar denda" candanya

Hal ini mengingat telah diberlakukannya Peraturan Bupati Aceh Singkil No 32 Tahun 2020 tentang Penerapan Protokol Kesehatan bagi masyarakat Aceh Singkil

Dalam sehari, Irwan mengaku dapat mengantar barang hingga puluhan paket yang tersebar di 8 Kecamatan dan 3 Kecamatan lainnya yang berada di seberang sungai dan laut, Irwan melanjutkan ekspedisi dengan jasa boat/robin seperti ke Kecamatan Pulau Banyak, Pulau Banyak Barat dan Kecmatan Kuala Baru yang ada di Aceh Singkil. Dengan berbagai resiko dan tantangan, dirinya tetap bersemangat dan selalu berdoa agar dijauhkan dari mara bahaya. (Sulaiman)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar