Menyesatkan! 8 Mitos tentang Virus Corona Ini Tak Perlu Dipercaya


Nusaperdana.com - Wabah virus corona (korona) Wuhan yang menyebabkan penyakit COVID-19 sampai kini terus bertambah. Menurut data real time by Johns Hopkins CSSE, lebih dari 90.000 masyarakat global terinfeksi virus corona Wuhan atau SARS-CoV-2. 

Parahnya lagi, di tengah kepanikan yang melanda beberapa negara, termasuk Indonesia, ada saja kabar menyesatkan mengenai COVID-19 yang membuat resah. Tidak sedikit orang yang termakan berita bohong atau hoaks yang beredar di media massa. Nah, agar tidak terjebak mitos virus corona, simak fakta di bawah ini. 

1. Mitos: Masker Ampuh Cegah Virus Corona

Banyak awam yang percaya kalau virus korona jenis terbaru ini tidak tembus masker bedah standar. Dengan kata lain, masker terbilang ampuh untuk mencegah COVID-19. Namun, bagaimana fakta medisnya? 

Ingat, masker wajah atau bedah tidak dirancang untuk memblokir partikel virus untuk mengenai wajah. Namun, masker ini membantu mencegah orang yang terinfeksi agar tak menyebarkan virusnya ke orang lain. Masker ini bisa memblokir droplets atau percikan partikel pernapasan yang dikeluarkan dari mulut (bersin atau batuk).

Singkat kata, para ahli sepakat kalau orang sehat tidak perlu mengenakan masker. Masih enggak percaya? Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masker tidak melindungi dari coronavirus jenis terbaru. Bahkan, masker sebenarnya meningkatkan risiko infeksi jika tidak dipakai dengan benar. 

Selain itu, Menteri Kesehatan RI Terawan Putranto dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga memiliki pendapat yang sama. Keduanya menyatakan, penggunaan masker hanya direkomendasikan untuk orang sakit, bukannya orang sehat.

2. Mitos: Bawang Putih Sembuhkan COVID-19

Pernah mendengar selentingan kalau bawang putih bisa menyembuhkan COVID-19 atau membunuh virus corona Wuhan? Nah, ini merupakan mitos virus corona yang sangat menyesatkan. Beredar kabar di media sosial berupa tata cara pengolahan bawang putih yang diklaim dapat menyembuhkan infeksi virus corona. Bagaimana faktanya? 

Menurut pakar vaksin dari OMNI Hospitals Pulomas, dalam Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kominfo RI), kabar tersebut dipastikan hoaks. Alasannya simpel, sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang teruji bisa menghalau virus corona. 

Tidak hanya itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, dr. Wiendra Waworuntu mengatakan, belum ada vaksin maupun obat untuk virus corona strain terbaru ini. 

WHO telah mengatakan, dengan perkembangan teknologi saat ini, vaksin virus corona Wuhan bisa lebih cepat ditemukan, sekitar 18 bulan ke depan. 

3. Mitos: Virus Corona Dibuat di Laboratorium

Pernah mendengar desas-desus yang satu ini? Awas, kabar ini merupakan mitos virus corona lainnya yang menyesatkan. Sebelumnya beredar kabar kalau virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dibuat di laboratorium Tiongkok. Bagaimana faktanya? 

Sampai kini tak ada bukti yang menunjukkan kalau SARS-CoV-2 atau virus corona Wuhan buatan manusia. Virus terbaru ini juga mirip dengan virus corona lainnya. Sebut saja SARS-CoV dan MERS-CoV. 

Menurut ahli virologi dari Tiongkok, manusia tidak dapat membuat virus Corona. Tuduhan bahwa virus corona Wuhan sengaja diciptakan merupakan tuduhan tidak berdasar.

4. Mitos: Anak-Anak Kebal COVID-19

Ada juga kabar angin yang mengatakan kalau anak-anak tidak dapat terserang virus corona terbaru ini. Ingat, SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tidak pandang bulu. Virus misterius ini bisa menyerang siapa saja, tanpa memandang jenis kelamin atau usia. 

Menurut studi di Tiongkok dari Provinsi Hubei, dari 44.000 kasus COVID-19, sekitar 2,2 persennya melibatkan anak-anak di bawah usia 19 tahun. Kesimpulannya, meski secara statistik kecil, anak-anak tetap berisiko terjangkit virus corona. 

5. Mitos: Kokain Bunuh Virus Corona

Mitos virus corona lainnya berkaitan dengan kokain. Sebelumnya sempat viral potongan video breaking news yang mengklaim kokain merupakan penawar baru untuk COVID-19. Kabar angin ini tersebar cepat di media sosial Twitter dan Facebook. Faktanya, sampai saat ini belum ada obat atau vaksin untuk mengobati atau mencegah virus corona terbaru. 

6. Mitos: Paket dari Tiongkok Berbahaya

Sempat beredar kabar kalau paket-paket dari Tiongkok bisa menularkan virus corona. Padahal, menurut WHO paket atau surat dari Tiongkok tidak akan mendatangkan masalah. Menurut penelitian, virus corona tidak bertahan lama pada objek seperti surat dan paket.

Menurut riset, virus corona memang bisa bertahan di permukaan seperti logam, plastik, atau gelas selama sembilan hari. Namun, agar bisa hidup, virus tersebut membutuhkan kombinasi lingkungan spesifik seperti suhu, paparan UV yang minim, dan kelembapan. 

7. Mitos: Thermal Scanners Akurat Deteksi Pengidap COVID-19

Kabar ini merupakan hoaks virus corona yang tidak perlu dipercaya. Bagaimana faktanya? Menurut WHO dalam Coronavirus disease (COVID-19) advice for the public: Myth busters, tidak seperti itu. 

Thermal scanners efektif untuk mendeteksi orang yang mengalami demam (memiliki suhu tubuh lebih tinggi daripada normal), karena infeksi dengan virus corona baru. Namun, alat ini tidak dapat mendeteksi orang yang terinfeksi tetapi belum mengalami demam. Alasannya, dibutuhkan antara 2 dan 10 hari sebelum orang yang terinfeksi menjadi sakit dan mengalami demam.

8. Mitos: Minyak Wijen Halangi Virus Corona Masuk Tubuh

Masih menurut WHO, menggunakan minyak wijen pada hidung tidak akan membunuh atau menghalangi virus corona untuk masuk dalam tubuh. Sebenarnya memang ada desinfektan seperti berbasis pemutih/klorin, etanol 75 persen, asam perasetat atau kloroform, yang bisa membunuh virus corona pada permukaan.

Namun, cairan desinfektan ini sedikit atau tidak memiliki dampak untuk mencegah virus corona, bila kita menggunakannya di kulit atau bawah hidung. Hal tersebut dapat membahayakan kulit, khususnya mata dan mulut. 

Nah, itulah mitos virus corona yang tidak perlu dipercaya lagi. Yuk, pastikan sakitmu bukan karena virus corona. Bila kamu mencurigai diri atau anggota keluarga mengidap infeksi virus corona, atau sulit membedakan gejala COVID-19 dengan flu, segeralah tanyakan pada dokter. 



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar