Bupati Bengkalis Safari Ramadhan di Kecamatan Talang Muandau
Jual Sabu dan Pil Ekstasi Pasutri di Duri Ditangkap Polisi
Bupati Bengkalis Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2023 ke BPK RI Riau
Pemerintah Upayakan Skema Evakuasi Terbaik bagi WNI di World Dream dan Diamond Princess
Nusaperdana.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia mengupayakan skema terbaik bagi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di kapal pesiar Diamond Princess dan World Dream. Saat ini pemerintah tengah mengevakuasi 188 WNI yang berada di World Dream.
Presiden Joko Widodo, dalam keterangannya, mengatakan bahwa pihaknya memiliki dua agenda evakuasi yang harus dijalankan satu per satu. Evakuasi WNI di World Dream terlebih dahulu dilakukan mengingat lokasinya yang berada di perairan Indonesia.
"Setelah kita rapatkan beberapa kali kemudian diputuskan terlebih dahulu yang berada di World Dream. Jumlahnya lebih banyak, yaitu 188, yang itu juga berada di dekat kita. Sudah di dekat kita," ujarnya di Jakarta Convention Center, pada Rabu, 26 Februari 2020.
Sebanyak 188 WNI anak buah kapal World Dream tersebut akan dijemput menggunakan KRI Dr. Suharso dan akan menjalani prosedur observasi terlebih dahulu di Pulau Sebaru yang berada di gugusan Kepulauan Seribu.
"Juga kemarin ada persoalan terkait kapasitas dan fasilitas yang ada di pulau dalam menyelesaikan ini. Akhirnya diputuskan di Pulau Sebaru di Kepulauan Seribu karena kesiapannya lebih baik," kata Presiden.
Adapun terkait dengan WNI yang berada di kapal Diamond Princess, Presiden mengatakan bahwa pihaknya sedang mengupayakan diplomasi dengan pemerintah Jepang. Meski demikian, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah ingin sesegera mungkin menyelesaikan proses evakuasi tersebut.
"Ini masih dalam proses negosiasi dengan pemerintah Jepang. Tidak semudah itu diplomasi negosiasi, tidak segampang itu. Tapi kita akan berusaha secepat-cepatnya untuk menyelesaikan ini," tuturnya.
Selain itu, Presiden Joko Widodo juga menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin pemulangan para WNI tersebut dilakukan dengan cara gegabah.
"Tidak boleh tergesa-gesa. Kita memiliki 267 juta penduduk Indonesia yang juga harus dikalkulasi. Hati-hati, saya hanya selalu pesan kepada Menko, hati-hati memutuskan dalam menyelesaikan ini. Tidak bisa kita tergesa-gesa. Harus tepat," tandasnya.
Berita Lainnya
Dukung Kegiatan Ekonomi Rakyat, Kementerian PUPR Bangun Dua Pasar di Sumatera Barat
Indonesia Tak Main-main Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2032
Sidang Perdana Gugatan Cerai Nathalie Holscher terhadap Sule Digelar 20 Juli 2022
Presiden Tinjau Lokasi Ibu Kota Negara Baru
Satu Keluarga dan Asisten Rumah Tangga Ditemukan Tewas Tersetrum, Ini Kata Polisi
Panglima TNI dan Kapolri Tinjau Vaksinasi di Pesantren Minhaajurrosyidiin Jaktim
Sri Mulyani Mau Rombak Program Bansos dan Subsidi
KAHMI Ajak Umat Islam Peduli Pada Warga yang Kena Virus Corona