Pilpres AS, Joe Biden Didampingi Wanita Keturunan Asia


Nusaperdana.com - Kamala Harris akhirnya resmi menggenggam tiket sebagai calon wakil presiden Partai Demokrat AS.

Dia mendampingi Joe Biden yang lebih dulu dikukuhkan sebagai calon presiden. Mereka akan bertarung dengan kandidat terkuat dari Partai Republik, Donald Trump.

Harris adalah perempuan yang sudah menerima banyak gelar pelopor sepanjang karirnya. Salah satunya, pelopor Jaksa Agung perempuan berkulit hitam pertama di California. Juga, perempuan keturunan Asia Selatan pertama yang terpilih sebagai senat AS. Pada Rabu (19/8), lewat konvensi Partai Demokrat, dia kembali menjadi pelopor calon wakil presiden perempuan.

Demokrat pun berharap momen-momen bersejarah Harris itu berlanjut. Harris memang ditetapkan sebagai perempuan kulit hitam dan keturunan Asia pertama yang mendapat tiket kompetisi kepresidenan.

Peresmian nominasi perempuan 55 tahun itu bertepatan dengan peringatan 100 tahun amandemen ke-19, regulasi yang memberikan hak perempuan untuk memilih. "Andai saja ibu saya bisa hadir," katanya sebagaimana dilansir Agence France-Presse.

Di tengah semua dukungan perempuan pada malam nominasinya, Harris justru teringat oleh sang ibu, Shyamala.

Peneliti kanker ternama dari India itu mengajarkan banyak hal kepada istri Douglas Emhoff tersebut. Prinsip itulah yang menuntunnya ke berbagai profesi seperti Jaksa Agung dan senator.

"Dia selalu mengatakan kepada saya dan Maya (adik, Red) bahwa perjuangan mendapatkan keadilan adalah tanggung jawab yang harus dipikul bersama," tutur Harris. Pada acara tersebut, Harris berbagi panggung dengan Barack Obama.

Kehadiran Obama dinanti simpatisan Demokrat. Meski merunduk di dunia politik selama empat tahun, banyak lapisan bawah Demokrat yang masih menghormati pria 59 tahun tersebut.

Kesempatan yang diberikan panitia tidak disia-siakan. Suami Michelle itu langsung tancap gas. Sama dengan pidato sang istri, ayah dua putri tersebut tidak mau bicara berputar-putar. Dia langsung menyerang Presiden AS Donald Trump.

"Saya menyerahkan jabatan ini (kepada Trump, Red) dengan harapan suatu hari dia mengerti beratnya tanggung jawab ini. Tapi, dia tak pernah sadar," ungkapnya sebagaimana yang dilansir CNN.

Obama menjelaskan, Trump tidak pernah mencari titik tengah di tengah perpecahan. Sang taipan juga dinilai tidak tertarik menggunakan kewenangan Gedung Putih untuk membantu rakyat, kecuali diri sendiri dan kroninya.

"Bagi dia, masa jabatannya hanyalah salah satu reality show yang dibuat untuk memuaskan hasrat terkenal," ujarnya.

Sementara itu, Donald Trump juga meluncurkan serangannya kepada Obama. Menurut dia, Obama merupakan presiden yang tidak kompeten.

"Kalau dia kompeten, saya tak mungkin mencalonkan diri. Tapi, nyatanya saya berdiri di sini sebagai presiden," tegasnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar