Polisi Tangkap Pengedar Sabu dan Daun Ganja di Kelurahan Gajah Sakti
Pj Gubernur Riau SF Hariyanto Sampaikan LKPJ Kepala Daerah 2023
Tingkatkan Silaturahmi Usai Idul Fitri, IKTD Duri Gelar Halal Bi Halal
Puan: Tidak Ada Negara di Dunia Bisa Menang dengan Menyendiri
Nusaperdana.com, Jakarta – Ketua DPR RI Puan Maharani terus menyuarakan pentingnya kerja sama, bergotong royong dalam menghadapi berbagai persoalan saat ini. Mulai dari persoalan kemanusiaan, ekonomi, lingkungan, hingga pandemi Covid-19 dia yakini hanya bisa dihadapi dengan cara bergotong royong.
Hal itu disampaikan Puan saat memberikan sambutan dalam Peluncuran Buku Inter-Parliamentary Union (IPU) yang digelar untuk memperingati Hari Jadi IPU ke-130, Kamis (8/10/ 2020).
“Dengan gotong royong global, kita akan memiliki energi besar untuk menghadapi pandemi Covid-19,” kata Puan.
“Sebelum Covid-19, kita sebagai masyarakat dunia juga sudah menghadapi tantangan-tantangan lain seperti perubahan iklim, menipisnya ketersediaan sumber daya alam dunia, perang dagang atau ekonomi, dan banyak lagi,” sambung perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR RI tersebut.
Berbagai tantangan global itu, kata Puan, menunjukkan seluruh negara benar-benar sedang menguji kekuatan tali persahabatan antarnegara. Karena persoalan-persoalan yang dihadapi dunia saat ini dampaknya dirasakan lintas negara dan perlu diselesaikan bersama-sama oleh semua masyarakat dunia.
“Kita harus sadar bahwa tidak ada negara yang akan bisa menang di dunia dengan cara menyendiri,” ungkap Puan.
“Contoh, walaupun Indonesia terus bekerja keras mengatasi Pandemi Covid-19 di dalam negeri, tetapi selama masih ada negara lain yang kesulitan mengatasinya maka Indonesia tidak akan pernah benar-benar aman dari virus corona,” ucap Puan melanjutkan.
Politisi PDI Perjuangan itu melanjutkan, contoh lain pentingnya gotong royong skala global adalah terkait pencapaian tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs yang sejak awal sudah ditetapkan sebagai target untuk masyarakat, dan untuk bumi.
“Ini sejalan dengan sebuah istilah dalam budaya Jawa di Indonesia, yaitu mukti siji, mukti kabeh, yang artinya kurang lebih makmur satu, makmur semua,” ungkap Puan.
Dalam acara yang dihadiri Presiden Inter-Parliamentary Union, Gabriela Cuevas, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, serta pimpinan dan anggota BKSAP DPR-RI itu, Puan mengungkapkan bahwa IPU sebagai organisasi pionir dan visioner. Alasannya karena sejak 1889, para pendiri IPU, William Randal Cremer dan Frederic Passy, sudah menyadari pentingnya dialog dan kerja bersama antarnegara.
“Waktu itu belum terbayang akan ada yang namanya LBB (Liga Bangsa-Bangsa) dan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), IPU-lah salah satu yang membuka jalaN, IPU membuka mata dunia bahwa organisasi multilateral dapat dan perlu didirikan jika kita ingin mencapai tujuan bersama di tingkat global,” ujarnya.
Puan menegaskan, dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 terdapat amanah agar Indonesia ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaa, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
“Bahkan Presiden pertama Indonesia Sukarno sejak tahun 1945 sudah mengutarakan bahwa “Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa’” tutur Puan. (wilson)
Berita Lainnya
Simak Lagi Cara Dapat Pulsa Rp 150 Ribu buat Masyarakat & Mahasiswa
KPK Apresiasi Ketum IWO Menginstruksikan Anggotanya untuk Awasi Bantuan Covid-19
Dolar AS Melemah, Pagi Ini di Level Rp 14.190
Kemlu RI Ajak Mahasiswa Geluti Dunia Diplomasi
Cerita Mahasiswa Tabrakan Maut saat Berangkat Wisuda
Pembangunan Dry Dam Ciawi Masuki Tahap Konstruksi Tubuh Bendungan
Presiden Harapkan Industri Pariwisata Ambil Peluang di Tengah Wabah Korona
Kemenhub Periksa Kapal MV Aqua Blu yang Kandas di Perairan Wayag Papua Barat