Bupati Bengkalis Safari Ramadhan di Kecamatan Talang Muandau
Jual Sabu dan Pil Ekstasi Pasutri di Duri Ditangkap Polisi
Bupati Bengkalis Serahkan LKPD Unaudited Tahun 2023 ke BPK RI Riau
Pandemi Covid-19
Puluhan Hotel di Batam Terpaksa Berhenti
Nusaperdana.com, Kepri - Imbas dari pandemi Covid-19, semakin banyak hotel-hotel yang tutup di Batam. Data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Batam menyebutkan, hingga saat ini sudah 33 hotel yang menyatakan berhenti beroperasi.
“Data yang masuk ke saya sampai saat ini ada 33 hotel. Sudah 33 hotel di Batam berhenti beroperasi akibat dampak pandemi Covid-19. Rinciannya adalah lima hotel bintang dua, 13 hotel bintang tiga, lima hotel bintang empat, dan satu hotel bintang lima. Sedangkan sisanya hotel-hotel kelas melati ke bawah,” kata Ketua PHRI Batam, Muhammad Mansur, Selasa (21/4/2020).
Sebelumnya, pada awal April, jumlah hotel tutup di Batam mencapai 17 hotel. Dengan kata lain, dalam tempo tiga minggu, jumlah hotel yang berhenti beroperasi naik 50 persen.
Mansur menyebut, data tersebut bisa saja akan terus bertambah, selama masa pandemi masih berlangsung.
“Kemungkinan masih ada hotel yang sudah tutup, namun mereka belum melapor,” ucapnya.
Di Batam, terdapat sekitar 300-an hotel. Dengan kata lain, wabah Covid-19 telah menyebabkan sekitar tujuh hingga delapan persen hotel tutup di Batam.
Berdasarkan data PHRI, Indonesia telah kehilangan potensi pendapatan dari wisman asing sebesar 4 miliar dolar Amerika atau setara dengan Rp 60 triliun sejak Januari 2020.
Sedangkan dari sektor domestik, hotel kehilangan pendapatan sebesar Rp30 triliun.
Sedangkan daerah paling terdampak dari penurunan jumlah wisman yakni Manado, Bali, dan Batam.
Sebagai gambaran, Mansur menyebutkan, satu hotel bintang empat mempekerjakan sekitar 200 orang, hotel bintang tiga sekitar 100 karyawan, dan hotel bintang dua 40 sampai 50 orang karyawan.
“Yang dirumahkan (karyawan, red) ratusan juga jumlahnya. Data pastinya belum kami dapatkan,” ujarnya.
Adapun hotel yang masih bertahan untuk tetap beroperasi harus menelan pil pahit. Sebab okupansi yang rendah. Okupansi tertinggi paling hanya 20 persen dan itupun jarang terjadi.
“Yang masih beroperasi ini juga menerapkan kebijakan cuti tanpa digaji bagi sebagian karyawannya. Ada juga yang jam kerja dikurangi Dengan demikian pendapatan pekerja juga berkurang,” sebutnya lagi.
Berita Lainnya
Temu Kangen & Silaturahim Ex Karyawan Staff Tripatra 1993 -2003
Perdana, Lagu ''Inhil Madani'' Diputar di Kateman
Jumat Berkah, Polsek Tambang bagikan sembako kepada warga yang kurang mampu
Dua Remaja Di Dumai Tewas Terlindas Truk
Miliki 77 Paket Shabu, Seorang IRT di Desa Kota Garo Ditangkap Unit Reskrim Polsek Tapung Hilir
KPU Tanjabtim Sudah Petakan Pendistribusian Logistik
DPD KNPI Bengkalis Ikut Partisipasi Pesta Kampung Raye Kaulah Alam 2022
JMSI Bersama Kodim 0314 Inhil Rencanakan Pelatihan Merilis Berita Bagi Staf Koramil