Rencana Kemendikbud Sederhanakan Kurikulum Didukung Unsur Guru


Nusaperdana.com, Jakarta - Di tengah wabah Covid-19 yang belum selesai, proses pembelajaran tatap muka diperkirakan masih belum bisa dijalankan.

Sebagai gantinya pembelajaran jarak jauh dari rumah siswa masing-masing akan diteruskan. Kemendikbud sedang mengkaji untuk meringkas atau menyederhanakan kurikulum.

Sejumlah kalangan menyampaikan dukungan terkait rencana menyederhanakan kurikulum itu. Di antaranya adalah dari kalangan guru. Kepala Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Matematika Eduversal Indonesia Ade Kiki Ruswandi menyampaikan dukungan rencana Kemendikbud meringkas kurikulum.

Dia mengatakan sebagai pendidik ingin murid-murid saat ini bisa menjadi generasi yang bernalar, kreatif, dan memiliki strategi memecahkan persoalan.

"Saya melihat masih banyak guru terfokus di materi," katanya di sela paparan konferensi pers International Eduversal Mathematics Competition (I-EMC) 2020 di Jakarta Sabtu (20/6).

Dia mengatakan di tengah rencana penyederhanaan kurikulum, baginya yang paling penting adalah peningkatan kualitas guru.

"Terlepas kurikulumnya apa, yang perlu diutamakan adalah peningkatan kompetensi guru," tuturnya. Selain itu juga perubahan paradigma guru dalam mengajar.

Pria yang juga menjadi anggota komite I-EMC 2020 itu menjelaskan ada cerita lama dalam proses pembelajaran yang harus dibuang. Seperti tujuan belajar yang hanya mengejar nilai. Kemudian siswa berangkat ke sekolah masih seperti disuruh oleh orang tua.

Padahal pembelajaran harus bisa membangun kesadaran bagi siswa bahwa sekolah itu untuk masa depan mereka.

Kemudian mengerjakan PR hanya untuk menjalankan tugas dari guru saja, menurut Kiki adalah cerita lama pembelajaran yang harus dibuang. "Kita harus ubah cerita lama pendidikan itu," katanya.

Dia lantas menjelaskan tetang kopetisi matematika bertajuk I-EMC 2020 akan diselenggarakan 11 Juli secara online. Pendaftaran melalui www.i-emc.com dibuka 8-30 Juni.

Sedangkan pengumuman pemenang kompetisi yang diikuti siswa dari sejumlah negara dilaksanakan pada 18 Juli. Data sementara yang sudah mendaftar sekitar 1.100 orang.

Lebih lanjut Kiki membagikan tips belajar matematika, khususnya di tengah pandemi Covid-19 dan belajar dari rumah masing-masing.

"Secara umum untuk tips belajar dari rumah atau di sekolah tidak ada perbedaan," katanya.

Yang penting adalah niat harus dimantabkan. Setelah itu jika diperlukan saat belajar di rumah siswa dianjurkan tetap menggunakan seragam. Sehingga ada aura bersekolah, meskipun belajar dari rumah.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar