Rio mengatakan, kehidupan masyarakat di Wuhan sangat terisolir menyusul merebaknya virus corona belakangan ini. Dia mengatakan, pemerintah setempat melarang warga di sana untuk menggunakan transportasi, seperti bus, kereta api dan lain sebagainya.

"Kebutuhan pokok, seperti makanan itu kita stok seminggu sekali. Tapi kalau kehabisan kami akan lapor dan akan dibantu koordinir oleh pihak kampus terkait pengiriman Logistik," tutur Rio yang berada di Wuhan sejak tahun 2016 silam.

Meski tengah libur Imlek dan libur musim dingin bagi para mahasiswa, Rio mengakui bahwa aktifitas masyarakat di Wuhan, baik di luar dan di dalam ruangan  diperketat pengawasannya.

"Memang dilarang untuk keluar masuk, tapi kalau ada keperluan mendesak, pelajar di asrama harus lapor dan keluar menggunakan masker. Kemudian kembali dari luar, lapor lagi dan dilakukan pemeriksaan suhu tubuh dan pengecekan lainnya," ujar Rio

Di samping itu, Rio juga tidak begitu mempermasalahkan sikap pemerintah Indonesia untuk menunda evakuasi WNI di China.

"Santai saja. Saya yakin Negara pasti tahu apa yang terbaik bagi warganya. Insya Allah kami disini bisa survive," kata Rio.

Di sisi lain, Rio mengungkapkan, Pemerintah Provinsi Riau turut memberikan dukungan, khususnya kepada mahasiswa asal Riau yang sekarang tertahan di Wuhan.

"Saya ucapkan terima kasih kepada bapak Gubernur yang telah menyalurkan bantuan berupa uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari kepada kami di sini (Wuhan, red)," ucap Rio yang sudah memasuki tahun terakhir perkuliahan itu.