Eddy Saputra Raih Dua Penghargaan Bergengsi Tingkat Asia
Di Penghujung Tahun, Bupati Siak Lantik Sekcam Lubuk Dalam
Proyek Jalan Utama Kantor Bupati Kampar Senilai Rp4 Miliar Terancam Mangkrak
Sosok RP Poernomo dan Slogan 'Tabah Sampai Akhir' Bagi Awak Kapal Selam
Nusaperdana.com, Indragiri Hilir - Tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402 memicu perhatian terkait sejarah perkembangan kapal selam di Indonesia. Bagaimana sejarahnya?
Sejarah kapal selam di Indonesia tak lepas dari sosok Laksma TNI (Purn) RP Poernomo. Sosoknya pernah diulas dalam buku 'Tradisi TNI Angkatan Laut' yang diakses dari situs TNI.
Nama RP Poernomo dikenal usai memimpin rombongan calon awak Kapal Selam belajar Polandia pada 5 Agustus 1958. Kapal berbendera Denmark "Heinrich Jessen" menuju Rijeka-Jugoslavia, membawa dua unit calon awak kapal selam Indonesia untuk dididik di Gedinia Oksiwi-Polandia. Setahun kemudian rombongan tersebut kembali ke tanah air dengan menggunakan kapal RI Morotai.
Pada 12 September 1959 serah terima dua kapal selam dari pemerintah Uni Soviet kepada pemerintah Indonesia dilakukan. Kedua kapal selam itu diberi nama RI Tjakra di bawah komanda Laksma TNI (Purn) RP Poernomo dan RI Nanggala dengan Komandan Mayor Pelaut OP Koesno. Sejak saat itu, setiap 12 September, Indonesia memperingati 'Hari Lahir Korps Hiu Kencana'.
Pada 14 September 159, tepat dua hari setelahnya dibentuk Divisi Kapal Selam (DIVKASEL) di tubuh Komando Armada sesuai surat keputusan Men/KASAL No. A. 4/2/10. RP Poernomo kemudian diangkat sebagai Komandan Divkasel pertama RI.
Sosoknya juga semakin dikenal usai diresmikan Sekolah Kapal Selam Angkatan Laut (SEKASAL) di Surabaya pada 1 November 1959.
Motto Tabah Sampai Akhir
Sejak informasi tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402, motto Tabah Sampai Akhir menjadi pembahasan. Disebutkan sosok RP Poernomo merupakan penggagas motto tersebut.
Motto Tabah Sampai Akhir sendiri tersirat dalam Brevet Hiu Kencana yang disematkan saat tradisi pengangkatan Warga Kehormatan Kapal Selam.
Dalam Brevet Hiu Kencana itu, tampak dua hiu saling berhadapan yang berarti tekad mempertahankan kehadiran kapal selam di lautan sebagai bentuk kemampuan dan supremasi di laut. Sementara itu, lambang periskop menyimbolkan sikap selalu waspada mengamati setiap jengkal perairan negara. Kemudian gambar tujuh gelombang mewakili samudera di dunia, serta lima buah garis insang pada leher hiu pertanda Warga Hiu Kencana bernafaskan Pancasila.
Dari Brevet Hiu Kencana tersirat makna dari motto Tabah Sampai Akhir yang dimakna sebagai "Dengan landasan falsafah hidup Pancasila sebagai Prajurit Sapta Marga tugas akan dilaksanakan dengan penuh keberanian dan ketabahan serta sanggup mengemban tugas sampai titik darah penghabisan".


Berita Lainnya
Ketum PMRI Rusli Effendi Ajak 2,3 Juta Masyarakat Riau Rantauan Mantapkan Komitmen Perjuangan Riau Jadi Daerah Istimewa, Libatkan Tokoh Nasional
Pandangan Praktisi Hukum Riau: OTT KPK terhadap Gubernur Riau Sarat Kejanggalan Prosedural
Warga Surabaya dan Sidoarjo Soroti Kerja Nyata dan Momen Haru Silaturahmi Adies Kadir
Meutya Hafid Menteri Komdigi Ingatkan Pemda Jangan Abaikan PWI
Raih 52 Suara Akhmad Munir Terpilih Ketua Umum PWI Pusat, Tiga Formatur Disepakati
PT BPP Didesak Bayar Pesangon, Perusahaan Bungkam Saat Dikonfirmasi
Kongres Persatuan PWI Segera Dilaksanakan, SC dan Peserta Kongres Sudah Disepakati
Klarifikasi : Nilamsari & Arief Budiyanto, Dua Mantan Direksi PT. Sari Kreasi Boga,Tbk. Sudah Resmi Mundur Juni 2024