Biang Kerok Bengkaknya Tagihan Listrik Terungkap!
Nusaperdana.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir merespons keluhan pelanggan PLN yang mengakui tagihan listriknya bengkak. Erick pun menegaskan tidak ada kenaikan tarif listrik.
"Isu yang sekarang lagi hot 'kok tiba-tiba tagihan naik'. Kan bukan naik," kata Erick di Kementerian BUMN, Jumat (12/6/2020).
Erick memberi pemahaman kepada masyarakat yang kaget dengan tagihan listriknya karena tiba-tiba membengkak.
"Yang tadinya bulanan, karena kemarin ada COVID-19 ya tidak tertagihkan, dia baru ditagihkan pada bulan yang bisa ditagihkan. Jadi kayaknya 'wah' padahal itu tagihan berapa bulan dijadikan satu," ujarnya.
Yang jelas, Erick menegaskan bagi mereka yang merasa berat membayar tagihan listrik bisa dicicil.
"Tetapi apapun, kemarin PLN sudah bikin announcement bisa dicicil," jelasnya.
PT PLN (Persero) baru saja merilis skema penghitungan tagihan listrik. Hal ini bertujuan untuk melindungi pelanggan rumah tangga yang tagihan listriknya melonjak pada bulan Juni.
Dengan skema tersebut, pelanggan yang tagihan listriknya melonjak akan mendapat relaksasi pembayaran.
Pelanggan hanya perlu membayar tagihan sebesar bulan lalu ditambah 40% dari kenaikan tagihan listrik bulan Juni ini, lalu sisanya dibagi rata dalam 3 bulan ke depan. Diharapkan, skema tersebut dapat mengurangi beban pelanggan yang tagihan listriknya meningkat tajam.
"Jika tagihan listrik bulan Mei dihitung dengan rata-rata 3 bulan dan listrik bulan Juni meningkat minimal 20%, maka konsumen berhak menerima perlindungan lonjakan dengan hanya membayar tagihan sebesar bulan lalu ditambah 40% kenaikan bulan ini. Sisanya 60% dibayar 3 bulan selanjutnya," kata Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero) Bob Saril dalam Konferensi Pers bertajuk Tagihan Rekening Listrik Pascabayar, Sabtu (6/6/2020).
Dalam dua bulan terakhir, sebagian pelanggan PLN, tagihan rekening bulanannya dihitung dari rata-rata 3 bulan terakhir pemakaian, akibat pemberlakuan PSBB di beberapa wilayah sebagai dampak dari pandemi COVID-19.
Pada saat itu, sebagian pelanggan ditagih pembayarannya menggunakan rata-rata tersebut. Namun, bulan ini, pembayarannya bisa dicicil.
"Buat Juni ini hanya pemakaian rata-rata 3 bulan sebelum COVID-19, ditambah pemakaian bulan Mei, tetapi yang carry over kita bawa ke bulan-bulan selanjutnya dalam bentuk cicilan kWH, ini kita cicil 3 bulan," sambungnya.


Berita Lainnya
Ketum PMRI Rusli Effendi Ajak 2,3 Juta Masyarakat Riau Rantauan Mantapkan Komitmen Perjuangan Riau Jadi Daerah Istimewa, Libatkan Tokoh Nasional
Pandangan Praktisi Hukum Riau: OTT KPK terhadap Gubernur Riau Sarat Kejanggalan Prosedural
Warga Surabaya dan Sidoarjo Soroti Kerja Nyata dan Momen Haru Silaturahmi Adies Kadir
Meutya Hafid Menteri Komdigi Ingatkan Pemda Jangan Abaikan PWI
Raih 52 Suara Akhmad Munir Terpilih Ketua Umum PWI Pusat, Tiga Formatur Disepakati
PT BPP Didesak Bayar Pesangon, Perusahaan Bungkam Saat Dikonfirmasi
Kongres Persatuan PWI Segera Dilaksanakan, SC dan Peserta Kongres Sudah Disepakati
Klarifikasi : Nilamsari & Arief Budiyanto, Dua Mantan Direksi PT. Sari Kreasi Boga,Tbk. Sudah Resmi Mundur Juni 2024