Editorial

Covid-19 di Inhil Kian 'Ganas', Apa Langkah Satgas?

Ilustrasi. Sumber Foto: Kompas.com

Nusaperdana.com, Indragiri Hilir - Kian hari penyebaran Covid-19 tampak kian 'mengganas'. Sedikitnya, terdapat 67 kasus warga Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) yang terpapar virus mematikan ini sejak Maret hingga Agustus tahun 2020.

Keganasan Covid-19 semakin nyata saat memasuki bulan September. Dalam kurun waktu sekitar 3 pekan, virus ini tercatat menginfeksi 120 orang lainnya, sehingga terhitung sejak Maret sampai dengan September telah ada 187 kasus dengan 7 orang pasien diantaranya meninggal dunia.

Bahkan baru-baru ini, penularan Covid-19 yang masif diklaim telah memunculkan klaster keluarga sehingga mengakibatkan ratusan warga harus menjalani uji PCR Swab.

Belum diketahui pasti penyebab laju penyebaran Covid-19 di Kabupaten Inhil. Lantas, apa saja langkah yang diambil Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) dalam merespons pergerakan menanjak kurva pasien positif Covid-19 ini?.

Menurut dr Aleksis, Ketua Tim Medis Penanganan Covid-19 Kabupaten Inhil, untuk langkah pencegahan, Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Inhil telah melaksanakan berbagai upaya. Upaya tersebut salah satunya ialah imbauan untuk menaati protokol kesehatan Covid-19.

Imbauan penggunaan masker, tidak berkerumun atau menjaga jarak dan menjaga kebersihan dengan cara mencuci tangan ditujukan bagi masyarakat.

"Satgas juga sudah semakin ketat melakukan razia masker. Imbauan bahkan dilakukan secara langsung kepada masyarakat," kata dr Aleksis melalui keterangan tertulis, Rabu (30/9/2020).

Upaya penertiban terhadap masyarakat untuk menggunakan masker terpantau efektif. Menurut dr Aleksis, sekitar 90 persen warga telah mematuhi imbauan penggunaan masker ini.

Disamping penegakan protokol kesehatan, Satgas juga senantiasa melakukan tracing terhadap kontak erat guna mendeteksi penularan Covid-19 dari orang ke orang. Kendati demikian, lonjakan pasien positif Covid-19 tak terhindarkan. 

"Melonjaknya angka setelah 2 minggu terakhir ini kita evaluasi lagi kedepanya. Setelah upaya yang sedang dilakukan saat ini, kita amati lagi," tutur dr Aleksis.

Bupati Inhil, HM Wardan saat melakukan pemantauan Checkpoint atau Posko Pencegahan Covid-19 di wilayah perbatasan Kabupaten Inhil beberapa waktu lalu.

Berdasarkan hasil penelusuran, mobilitas warga diindikasikan sebagai salah satu faktor penyebab penularan Covid-19 yang masif. Mobilitas warga yang tinggi dan tidak menyesuaikan dengan protokol kesehatan, bukan tidak mungkin menjadi salah satu penyebab melambungnya jumlah pasien positif Covid-19.

Sebelumnya, terdapat sejumlah checkpoint di wilayah perbatasan Kabupaten Inhil. Keberadaan checkpoint ini bertujuan untuk dilakukannya pemeriksaan keluar dan masuk warga melintasi perbatasan Kabupaten Inhil. Namun, sampai sekarang tidak diketahui apakah checkpoint atau Posko Pencegahan Covid-19 itu masih aktif atau tidak.

"Untuk mobilitas warga mungkin perlu dikaji ulang lebih detail lagi tentang hal ini oleh Satgas," ungkap dr Aleksis.

Gubernur Riau, Syamsuar pernah menerbitkan Surat Edaran penanganan Covid-19 di lingkungan kerja. Sumber Foto: Detik.com

Penegakan disiplin Covid-19 tidak cukup hanya dilakukan di kalangan masyarakat, namun juga mesti dibarengi dengan membangun kesadaran di lingkungan kerja, baik pemerintahan maupun swasta. Hal ini tentunya dimaksudkan agar tidak tercipta klaster baru, yakni klaster kerja seperti yang terjadi di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau beberapa waktu lalu.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar