Demokrat Riau Beri Sinyal Ardo Bakal Diusung Partai Maju Nyalon Bupati Kampar 2024.


Nusaperdana.com, Kampar - Kontestasi pilkada Kampar pada 2024 mendatang diprediksi panas dan akan diwarnai oleh persaingan seru antar kandidat. Sejumlah tokoh politik disebut-sebut akan ambil bagian dalam pertarungan memperebutkan kursi Kampar I. Terutama yang berpeluang adalah mereka para ketua partai politik atau parpol.

Salah satu yang diprediksi akan ikut bertarung nanti adalah Rahmad Jevary Juniardo atau Ardo, Ketua DPC Demokrat, anak mantan Bupati Kampar dua periode, Jefry Noer, 

Sinyal itu semakin kuat mana kala pengurus DPD I Demokrat Riau, mengatakan Ardo merupakan kader terbaik Demokrat Kampar saat ini.

Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Demokrat Riau, Arwan Citra Jaya saat menghadiri Rapat Pleno DPC Demokrat Kampar di Stanum Bangkinang.

"Bung Ardo ini tokoh muda Kampar. Kader terbaik Demokrat. Insyaallah Bupati di 2024," ucap Arwan Citra Jaya disambut riuh pengurus DPC dan PAC yang hadir, Selasa (15/3/2022).

Secara ekplisit Arwan Citra Jaya juga mengapresiasi capaian Demokrat di Kampar. Dia menyebut setidaknya pada dua kali pileg Demokrat selalu masuk di jajaran dua besar.

Untuk itu, Arwan optimis di pileg 2024 mendatang Demokrat akan mampu menjadi peraih kursi terbanyak di DPRD Kampar.

Kilas balik mengenai sepak terjang Ardo dalam kancah politik Kampar. 

Ardo sendiri sejatinya baru muncul dalam politik praktis di Kampar pada 2013 akhir. Saat itu, ia baru kembali dari study di luar negeri, yakni dari negeri jiran Malaysia.

Ketika awal karir politiknya, Ardo diamanahkan menjadi Ketua Granat Kabupaten Kampar. Sebuah organisasi anti narkoba.

Belum setahun di Granat, pemilu 2014 pun tiba. Ia diusung Demokrat menjadi wakil rakyat dan terpilih.

Belum genap menjabat 2 tahun sebagai wakil rakyat, Ardo memutuskan mundur dari kursi wakil rakyat, lantaran maju jadi Bupati Kampar 2017.

Ia maju melalui calon perseorangan. Ia didukung oleh rakyat-rakyat kecil di kampung-kampung. Pemuda pemuda desa kala itu dengan suka rela memberikan KTP sebagai syarat calon perseorangan.

Meski didukung oleh masyarakat kecil di pelosok-pelosok kampung, pemuda pemuda dusun, langkah politik Ardo sangat diperhitungkan para pesaing. 

Ardo harus melawan kekuatan politik gabungan partai politik mapan. 

Koalisi gendut partai-partai di kubu Azis Zainal yang diisi 6 partai mapan pun harus ekstra bekerja sangat keras melawan barisan anak-anak muda desa dan rakyat-rakyat di kampung-kampung.

Bahkan tokoh politik senior seperti Zulher pun harus mengakui perolehan suara Ardo yang hanya diusung oleh orang-orang kampung dan para pemuda desa. 

Akhirnya, Ardo harus mengakui keunggulan barisan koalisi gemuk yang digawangi oleh mendiang tokoh senior Kampar Azis Zaenal. Yang diisi oleh para tokoh-tokoh politik mapan lintas parpol.

Jika dilihat dari peta perolehan suara kala itu, Ardo mampu unggul di kampung-kampung yang jauh dari perkotaan. 

Bahkan di Tapung Hulu anak muda yang masih berumur 26 tahun saat itu mampu unggul sebesar 70 persen lebih dengan 20 persen lebih lainnya dibagi ke empat calon lainnya.

Ardo yang waktu itu berdampingan dengan tokoh Kampar bermarga Siregar menang di Tapung dan Tapung Hilir, menang di Gunung Sahilan. Dan ia juga unggul desa-desa terisolir. Karena memang saat itu Ardo mengusung misi politik pemerataan pembangunan di wilayah-wilayah di pinggiran-pinggiran. Dan mengusung misi pemberdayaan ekonomi di wilayah perkotaan.(Tim)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar