Diserang DBD, Bayi 11 Bulan di Meranti Meninggal Dunia

Ilustrasi

Nusaperdana.com, Meranti - Bayi berumur 11 bulan asal Kepulauan Meranti meninggal dunia setelah diserang demam berdarah dengue (DBD), Kamis (30/1/2020) kemarin.

Kabar itu disampaikan Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Kepulauan Meranti melalui Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Fahri SKM.

Semula korban sempat mendapat berawatan di RSUD setelah menerima rujukan dari Puskesmas Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur, Kepulauan Meranti.

"Iya bayi itu meninggal dan menjadi korban pertama 2020 ini," ungkapnya, Jumat (31/1/2020) kemarin.

Informasi kronologi secara detail belum diterima. Untuk menggali penyebab timbulnya korban jiwa, Diskes akan melakukan investigasi di lingkungan kediaman korban, tepatnya di Desa Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur.

Langkah itu sebagai upaya antisipasi dalam menekan jumlah penderita DBD seperti 2019 silam yang meningkat berlipat dari tahun-tahun sebelumnya.

Ketika itu, angka penderita DBD tertinggi terjadi di dua kecamatan; Kecamatan Tebingtinggi terdapat 483 kasus, jumlah itu berasal dari laporan dua Puskemas, yakni Puskesmas Selatapanjang 260 kasus dan Puskemas Alahair 223 kasus.

Menyusul di dari Puskemas, Sungai Tohor, Kecamatan Tebingtinggi Timur, 194 kasus.

Padahal sepanjang 2018 lalu, kasus DBD di daerah tersebut hanya 24 kasus. dan 2017 berjumlah 58 kasus saja.

Selian itu, ia juga tidak menyangkal jika pada 2019, Kepulauan Meranti masuk pada urutan keenam terbanyak dari 12 kabupaten dan kota di Provinsi Riau.

Walaupun meningkat tajam, kasus DBD ini belum masuk kejadian luar biasa (KLB).

Karena menurut Fahri, setiap penderita tidak terdapat di suatu daerah tertentu, melainkan tersebar di beberapa kelurahan yang disebut endemis saja.

"Menyebar, tidak di satu titik," ujarnya.

Untuk itu, tren peningkatan kembali terjadi pada tahun ini. Menyikapi hal tersebut, belum lama ini Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti telah mengeluarkan surat edaran.

Karena itu, sejak 1 November 2019 pihaknya telah melakukan koordinasi mulai dari tingkat kecamatan, lurah, kepala desa, tingkat hingga RT dan RW yang tersebar di Kepulauan Meranti.

"Bentuknya merapatkan kegiatan untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Semua lini kita libatkan. Hingga saat ini masih bergerak," ungkap dia lagi.

PSN adalah sebuah gerakan pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan gotong royong; membersihkan lingkungan, menguras dan menutup tempat penampungan air dan fogging.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar