Sangat Memalukan, Mantan Bupati Kampar Belum Mengembalikan Mobil Dinas
Pj Bupati Inhil Hadiri Pembukaan MTQ Provinsi Riau KE-XLII DI Dumai
Ekonomi RI Minus di Kuartal II-2020
Nusaperdana.com, Jakarta - Kondisi perekonomian Indonesia diprediksi semakin menurun di kuartal II-2020, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan ekonomi nasional akan negatif 3,8% pada kuartal II tahun ini.
Hal itu diungkapkannya saat menjadi pembicara kunci pada acara Townhall meeting Kementerian Keuangan secara virtual, Jumat (19/6/2020).
Dia mengatakan merosotnya perekonomian Indonesia diakibatkan oleh kebijakan pembatasan sosial. Kemerosotan ekonomi tidak hanya dialami Indonesia, melainkan seluruh dunia, bahkan ekonomi global diprediksi banyak lembaga internasional defisit hingga 7%.
"Kita beruntung pada kuartal I bertahan di 2,97%. Namun kuartal II kita alami tekanan kemungkinan dalam kondisi negatif, BKF (Badan Kebijakan Fiskal) bilang -3,8%," kata Sri Mulyani.
Untuk mengantisipasi penurunan ekonomi, Sri Mulyani menyebut pemerintah sudah merancang program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan anggaran mencapai Rp 695,2 triliun. Anggaran ini menyasar sektor kesehatan, jaring pengaman sosial alias bantuan sosial (bansos), dan dukungan dunia usaha berupa insentif pajak hingga fasilitas kredit.
Melalui program PEN, Sri Mulyani berharap ekonomi nasional pada semester II atau kuartal III dan IV-2020 bisa kembali bangkit sehingga laju pertumbuhan ke jalur positif.
"Jadi kondisi apakah semester II atau kuartal III dan kuartal IV apakah kita sudah bisa pulih, sudah tertuang dalam postur APBN yang baru," jelasnya.
Sebelumnya, Sri Mulyani mengumumkan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional terbaru di 2020. Dia bilang ekonomi Indonesia akan tumbuh di level antara -0,4% sampai 1% atau masuk dalam skema sangat berat.
Hal itu diungkapkan saat rapat kerja (raker) bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR mengenai Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM PPKF) tahun anggaran 2021.
"Outlook proyeksi minus 0,4% hingga 1%. Untuk batas atas kami turunkan dari 2,3% ke 1,0%. Revisi agak turun karena kami melihat kontraksi cukup dalam di kuartal-II," kata Sri Mulyani, Kamis (18/6/2020).
Sebelumnya, pemerintah masih memegang proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kisaran -0,4% sampai 2,3%. Dia menjelaskan, perubahan proyeksi ini dikarenakan ketidakpastian akibat pandemi Corona yang belum juga selesai bahkan lebih besar.
Berita Lainnya
Cegah Pemudik Kembali ke Jakarta, Polisi Bakal Sekat Jalur Tikus
Wakil Presiden RI: YIA, Bandara Paling Modern dengan Ornamen Khas Budaya Jogja
4 Langkah Sederhana Rawat Motor yang Lama Tak Dipakai Saat WFH
Helikopter yang Ditumpangi Kapolda Jambi Mendarat Darurat, Tim Gabungan Lakukan Evakuasi
Presiden Jokowi Bahas Penyusunan RUU Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja
Viral Aksi Pawang Hujan, BMKG Buka Suara Sebut Faktor Durasi
6 Cara Memperbaiki Keyboard Laptop yang Tak Berfungsi
Pertemukan 9 IAIN dengan Menag dan Menpan-RB, DPD RI Tuntaskan Aspirasi para Rektor