Perayaan Ekaristi Imlek 2571 di Gereja St Antonius Purbayan

Imlek Menyatukan Perbedaan


Nusaperdana.com, Solo - Perayaan Ekaristi Imlek di Gereja Santo Antonius Purbayan bukan sebagai perayaan agama, tetapi lebih pada perayaan syukur. Sebagai bangsa yang bermacam budaya, adat, suku, tetap bisa memuliakan Tuhan dengan caranya masing-masing.

Hal ini dikemukakan Romo Joanes Yandhie SDD, dalam homili Perayaan Ekaristi Imlek 2571,  di Gereja Santo Antonius Purbayan Surakarta.

“Kita bersyukur, melalui Imlek, perayaan syukur, kita bisa memuliakan Tuhan dengan caranya masing-masing. Kita bangga, sebagai  bangsa yang berbeda-beda, tetapi kita  tetap bersatu,” ujar Romo Romo Yandhie kepada media Jumat (31/1/2020).  

Romo Yandhie menegaskan, Imlek bukan semata budaya Thionghoa, tetapi siapa pun boleh merayakannya. “Imlek itu sebagai perayaan syukur. Siapa pun boleh merayakannya,” ucap Romo Yandhie.

Menurut Cosmas Gunharjo, dari Komsos Gereja Santo Antonius Purbayan SOlo, sebelum perayaan Ekaristi, di panggung halaman gereja, Romo Yandhie memainkan rebab. Alunan merdu nan indah dari gesekan rebab  Romo Joanes Yandhie SDD, semakin membuat perayaan Imlek di Gereja Purbayan  semarak dan syahdu.

Romo Yandhie membawakan dua buah lagu berjudul “Karena Aku Kau Cinta” dan lagu mandarin “Ce Dao”.

Sementara Rm. Stefanus Bagus Aris Rudiyanto, SJ. dan  Rm. Fransiskus Kristino Mari Asisi, S.J membawakan dua buah lagu Yesus itu Baik dan Mencintai Tuhan. Aksi duet Romo Bagus dan Romo Tino semakin membuat suasana jadi meriah. Keduanya pun tampil bak penyanyi profesional.

Setelah aksi ketiga Romo, dilanjutkan  lagu dari Vila, PD Kasih membawakan lagu Ming Tian Hui  Geng Hao.

Ketua Panitia Ibu Eli menyatakan tema yang diangkat dalam misa Imlek yaitu  “Tahun Baru  Harapan Baru  dalam Peran Tuhan”.
“Saat yang tepat untuk memulai hal baru.  Selamat tahun baru Imlek 2571,” ucapnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar