Isi Perut Dinosaurus Berusia 110 Juta Tahun Terungkap

Nusaperdana.com, Jakarta - Dinosaurus dengan punggung bertameng sempat menikmati makanan terakhirnya sebelum mati dan berubah menjadi fosil 110 juta tahun yang lalu. Kini ilmuwan berhasil mengungkap makanan apa yang dikonsumsi dinosaurus tersebut.
Ilmuwan berhasil mengungkap temuan tersebut setelah meneliti fosil salah satu spesies nodosaurus bernama Borealopelta markmkitchelli. Dinosaurus pemakan daun ini memiliki tubuh yang sangat mengesankan, dengan bobot mencapai 1.360 kg.
Fosil perut dinosaurus yang awet hingga ratusan juta tahun jarang ditemukan. Untuk kasus dinosaurus ini, setelah mati bangkainya terseret ke laut dengan perut yang penuh gas dan terus mengapung sampai akhirnya tenggelam di area yang kekurangan oksigen, cocok untuk proses pengawetan.
"Penemuan isi perut yang diawetkan dari dinosaurus merupakan sesuatu yang langka, dan perut ini ditemukan dari nodosaurus yang diawetkan oleh tim museum merupakan perut dinosaurus paling awet yang pernah ditemukan," kata ahli geologi University of Saskatchewan Jim Basinger dalam keterangannya, dikutip detikINET dari Cnet, Jumat (5/6/2020).
Studi tentang isi perut dinosaurus ini diterbitkan ilmuwan di jurnal Royal Society Open Science.
Fosil ini pertama kali ditemukan di sebuah tambang di Kanada pada tahun 2011. Sejak tahun 2017, fosil ini dipamerkan di Royal Tyrrell Museum of Paleontology di Alberta, Kanada.
Walau badannya sangat besar, makanan utama dinosaurus ini ternyata adalah tumbuhan dan daun pakis. Fosil perutnya yang masih utuh terbilang kecil, hanya seukuran bola kaki.
Dari hasil penelitian, ilmuwan tidak hanya bisa menemukan apa makanan terakhir dinosaurus ini tapi juga kebiasan makannya yang ternyata suka pilih-pilih.
Ilmuwan menemukan perut dinosaurus ini berisi batang, ranting dan spesies pakis tertentu. Mereka justru tidak mengonsumsi daun konifer dan cyrad yang banyak ditemukan pada saat itu.
Selain itu, di fosil perut ini juga ditemukan jejak arang yang menandakan dinosaurus ini sempat menjelajahi area yang sempat terbakar di mana daun pakis tumbuh kembali.
Ilmuwan bahkan bisa memperkirakan waktu kematian dinosaurus ini dari dedaunan yang ada di perutnya, yaitu sekitar musim semi hingga pertengahan musim panas.
"Studi baru ini mengubah apa yang kita ketahui tentang pola makan dinosaurus herbivora berukuran besar," kata ahli paleontologi Royal Tyrell Museum Caleb Brown.
Berita Lainnya
Setelah Tak Jadi Presiden Nanti, Tramp Akan Ditangkap Iran
Gaya Baru, Beginilah Tampilan Hotel Tanpa Atap Tanpa Dinding
Presiden AS Dukung Penggunaan Masker tapi Tak Mau Pakai
Seorang WNI Luka-luka Dampak Ledakan di Lebanon, Dubes RI Sampaikan Penyebabnya
Blokir-pemblokiran Mulai Berlaku antara AS dengan China
Sering Bermutasi, Virus Corona Diduga Beradaptasi pada Manusia
Presiden Jokowi: Indonesia Berperan Penting dalam Pembentukan Energi Masa Depan Terbarukan
Uni Emirat Arab Juga Bersiap Menuju Mars