Menko Luhut: Putra Mahkota UEA Menjadi Ketua Dewan Pengarah Pembangunan Ibu Kota Baru


Nusaperdana.com, Uni Emirat Arab - Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan mengatakan Putra Mahkota UEA Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) telah menyatakan bersedia untuk menjadi Ketua Dewan Pengarah pembangunan Ibu Kota Baru.

"MBZ akan menjadi ketuanya dengan dua orang anggota, yaitu Masayoshi Son dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair. Di atasnya ada Presiden Joko Widodo yang akan menjadi Penganggung Jawab," kata Menko Luhut usai mendampingi Presiden Joko Widodo bertemu dengan Putra Mahkota MBZ dan Masayoshi Son, di Abu Dhabi, Selasa (14-01-2020).     

"Putra Mahkota MBZ mengatakan, ini merupakan suatu penghargaan baginya dapat berperan dalam pembangunan negara muslim terbesar. Dewan Pengarah ini perannya nanti memberikan advis dan arahan, diharapkan juga dengan hadirnya mereka, akan menambah keyakinan para investor untuk menanamkan modal mereka di Ibu Kota Baru," jelas Menko Luhut.      

Masayoshi Son adalah salah satu orang terkaya di Jepang, pendiri SoftBank dan Chief Executive Officer dari SoftBank Mobile.

Kemudian Tony Blair, adalah mantan Perdana Menteri Inggris periode 1997-2007, ia pernah bertugas sebagai utusan Timur Tengah untuk PBB, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Rusia dengan salah satu tugas utamanya adalah menyelesaikan konflik Israel-Palestina.    

Sebelumnya, Menko Luhut juga mendampingi Presiden dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Armenia Armen Sarkissian. Dalam pertemuan tersebut Presiden Sarkissian menawarkan kemungkinan kerja sama di bidang sains dan teknologi.    

"Armenia adalah negara yang unggul dalam bidang-bidang tersebut dan ternyata mereka punya mangrove yang baik, kita akan lihat jika cocok ditanam di Indonesia mungkin kita bisa kembangkan untuk memperkuat carbon trade kita, " katanya.     

Sebelum kembali ke Jakarta, Presiden Joko Widodo hadir sebagai pembicara kunci pada acara Abu Dhabi Sustainability Week.          

*Dana Abadi*      

Menko Luhut mengatakan dalam pertemuan antara Presiden, MBZ, dan Masayoshi Son dibahas pula rencana struktur dan finalisasi Dana Abadi/Sovereign Wealth Fund (SWF), yang akan dilakukan akhir bulan ini di Tokyo.    

"Finalisasinya akan dilakukan oleh Menteri BUMN dan wakilnya, ada dari tim Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi serta penasehat hukum. Kami melibatkan ahli hukum karena kami berencana membuat UUnya, dana ini kan melibatkan dana dari luar negeri, auditnya pun akan dilakukan dilakukan badan yang kredibel, auditor internasional yang independen mungkin akan dilibatkan sehingga tidak merusak kepercayaan para pemilik dana. UEA sudah berpengalaman mengelola SWF di negara lain, seperti Mesir dan India sehingga mereka bisa mengantisipasi masalah apa saja yang biasanya yang muncul," kata Menko Luhut.     

Ia berharap, setelah finalisasi SWF bisa dimulai sekitar pertengahan tahun ini dan  digunakan untuk pembangunan Ibu Kota Baru, juga akan digunakan pada sektor lain, seperti infrastruktur dan investasi. 

SWF pada intinya adalah  lembaga yang bertugas untuk mengelola dana abadi yang berasal dari dana tabungan sebuah negara. Menko Luhut juga mengatakan, ia dan pemerintah akan terus mengawal ini agar sukses.       

"Hal seperti ini tidak bisa berhasil jika kita tidak melakukan apa-apa. Kerja sama dengan UEA ini berhasil setelah puluhan  atau ratusan kali bertelepon atau melalui pesan singkat dengan Menteri Suhail atau Putra Mahkota, atau berkali-kali saya datang langsung ke sini menemui mereka. Kita harus tekun dan kerja keras. Seperti yang sudah sering saya sampaikan sebagai pejabat kita tidak bisa hanya duduk saja menunggu orang datang. Kita yang harus menjemput bolanya," jelasnya.      

Terbukti, lanjutnya, kerja sama ekonomi Indonesia-UEA dengan proyek senilai USD 22,89 miliar USD dimana partisipasi UEA sekitar 33% (USD 6,8 miliar USD) dapat disepakati dalam waktu enam bulan.

"Komunikasi yang mudah juga tidak mudah terjadi, kita harus membangun trust dan harus tahu bagaimana memposisikan diri," ujarnya.      

Sore harinya, Menko Luhut bertolak ke Dubai untuk menerima tim dari Etisalat Ali Amiri Group Chief Center, yang membicarakan kemungkinan investasi di bidang data center, lalu bertemu dengan tim dari Custom World Nadya Abdullah Kamali, Chief Executive Officer yang membicarakan kemungkinan investasi dan kemungkinan kerja sama dengan pengiriman barang dari dan menuju Dubai.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar