Kejari Kampar Akan Periksa Saksi Tanah Kas Desa Indra Sakti Minggu Depan
Pelatihan Vokasi Juru Las PHR Jadikan Pemuda Riau Siap Kerja
Satnarkoba Polres Kampar Tes Urine Personil
Polisi Berhasil Tangkap Pelaku Jamret di Lapangan Tugu Bengkalis
Mensos Berharap Realisasi Program Kesejahteraan Sosial Harus Mampu Beradaptasi
Nusaperdana.com, Yokyakarta - Menteri Sosial Juliari P. Batubara Selama dua hari mulai Rabu-Kamis (22-23/01/2020) melakukan kunjungan ke tiga unit pelaksana teknis (UPT) Kemensos yakni BBPPKS Yogyakarta, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) Yogyakarta, dan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso, Surakarta.
Mensos menyatakan, pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan merupakan “otak” Kementerian Sosial.
Mensos mengingatkan, pekerjaan Kemensos tidaklah mudah kendati anggaran Kemensos terbesar keenam dari seluruh K/L. Ini karena yang diurus Kemensos adalah manusia.
“Yang kita urus ini bukan barang, bukan bangunan dan jembatan. Yang kita urus dan yang kita bangun ini manusianya. Oleh karena itu, saya tekankan bahwa tugas Kemensos bukan hanya pada distribusi bansos, tapi juga bagaimana membenahi peradaban,” jelas Mensos.
Menteri Sosial Juliari P. Batubara menegaskan kepada jajarannya, agar hasil riset dan modul dari balai besar pendidikan dan pelatihan benar-benar adaptif terhadap perubahan jaman, termasuk cepatnya inovasi teknologi.
Harapan itu ada pada pusat-pusat unggulan seperti balai penelitian yang dimiliki Kementerian Sosial bisa menjawab permasalahan terkini yang hadapi masyarakat.
“Kalau kita lihat perubahan yang berlangsung saat ini sangat dipengaruhi teknologi. Seperti BBPPKS ini coba berpikir ke depan. Bagaimana mulai mengadaptasikan teknologi. Mungkin nanti mekanisme penyaluran program-program social welfare yang masih manual akan digantikan oleh aplikasi di handphone,” tegas Mensos Juliari dalam kunjungan kerjanya di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta, Kamis (23/01/2020).
Mensos juga memapakan pentingnya adaptasi teknologi dengan program kesejahteraan sosial juga membutuhkan sinergi dengan pihak lain.
Oleh karena itu, UPT Kemensos seperti BBPPKS, B2P3KS, dan BBRSBD perlu dikenal dan bersinergi dengan para stakeholder, seperti perguruan tinggi, dan perusahaan teknologi.
Pembangunan tidak semata-mata mengejar pertumbuhan ekonomi namun yang tak kalah penting adalah juga harus membangun peradabannya.
Mensos mencontohkan, di sejumlah negara maju, pelayanan terhadap penyandang masalah kesejahteraan sosial (PPKS), penyandang disabilitas, lansia yang tidak punya akses, atau anak-anak yang berkebutuhan khusus, dilakukan oleh kalangan swasta.
“Di negara maju pemerintah sudah tidak terlalu ikut campur,” katanya.
Di Indonesia, negara termasuk Kemensos, bertanggung jawab dalam pelayanan terhadap PPKS. Oleh karena itu, segenap pegawai di Kemensos dituntut punya kemampuan mentransformasikan dengan dimulai dari perubahan cara berpikir para pegawai.
Dalam bagian lain sambutannya, Mensos menyatakan, Kemensos juga sudah mengantisipasi kelanjutan program prioritas nasional seperti PKH dan BPNT. Untuk itu, Kemensos sudah mempersiapkan payung hukum berupa rancangan undang-undang (RUU).
“Kita sudah memasukkan RUU perlindungan dan bantuan sosial serta RUU penanggulangan bencana. Keduanya sudah masuk program legislasi nasional artinya masuk ke daftar RUU yang diprioritaskan. Dengan adanya 2 RUU tersebut, BPNT dan PKH bisa lanjut terus,” pungkas Mensos.**(arie/rls)
Berita Lainnya
Kapolri : Kapolda Harus Maksimalkan PPKM Mikro dan Kawal Pemulihan Ekonomi
Bontor Hutapea: Danau Toba Jadi Kawasan Wisata Narkoba?
Pemerintah Ngutang Rp 22 T dari ADB, Cairnya Kapan?
3 Langkah Dapat Token Listrik Gratis www.pln.co.id
Abdul Wahid Sebut UU Omnibus Law Menguntungkan Petani
Update Corona di Indonesia 21 Juni: 45.891 Positif, 18.404 Sembuh, 2.465 Meninggal
PSBB Tak Efektif, Corona di RI Diprediksi Tak Mungkin Selesai Tahun Ini
HUT IWO, "Jiwa Raga Terjaga, Daya Hidup Menyala"