H Dani M Nursalam: PKB Riau Siap Terima Putusan MK
Soal Pemekaran 2021, Bapemperda Bahas Strategis dan Naskah Akademik
Polisi Amankan Pelaku Saat Transaksi Chip High Domino
Sebagai Wujud Tranparansi Semua Orang Harus Tahu Anggaran di Tiap OPD
Peringatan Ilmuwan Soal Langit Oranye California

Nusaperdana.com, San Francisco - Langit sebagian wilayah California berubah jadi oranye, membuat suasana disebut mirip planet Mars. Malah sebagian penduduk merasa seperti dunia akan berakhir. Pemicunya adalah kebakaran yang melanda kawasan itu yang jika ditarik lagi rupanya terkait dengan perubahan iklim.
Minggu silam, api berkobar hebat di hutan Sierra National Forest, California. Pemadam kebakaran menyebut belum pernah sebelumnya api menyebar begitu cepat, sampai melahap 24 kilometer area per hari.
Berikutnya, api juga membabat Plumas National Forest di utara San Francisco, menghabiskan area sekitar 1.000 kilometer persegi. Di antara kedua peristiwa itu, api membakar wilayah Monterey County yang skalanya meningkat dua kali lipat dalam semalam. Belum di area lainnya.
Ilmuwan dan pakar kebakaran umumnya sepakat api beraksi lebih ekstrim saat ini sebagai akibat kekeringan dan pemanasan suhu karena perubahan iklim yang terutama dipicu melonjaknya emisi karbon. Kekeringan di sana telah menyebabkan sekitar 140 juta pohon mati.
"Kami melihat banyak api berekspansi luas dalam hitungan jam dan 30 tahun lalu apinya tidak seperti itu," cetus Jacob Bendix, profesor geografi di Syracuse University yang dikutip detikINET dari CBC.
"Kebakaran di California menyebar lebih cepat dan tumbuh lebih besar," kata pakar dari University of Utah, Philip Dennison. "Dulu merupakan peristiwa yang langka dan sekarang jadi umum, itu karena intensitas api lebih tinggi," sebut Mike Flannigan dari University of Alberta.
'Musim kebakaran' kini dua sampai tiga bulan lebih lama dari di masa silam. Sejak tahun 1970, California mengalami peningkatan berkali lipat soal luas area yang terbakar, seiring dengan peningkatan suhu udara.
Memang perubahan iklim bukan satu-satunya penyebab. Ada faktor lain seperti ulah manusia atau sambaran petir. Akan tetapi kondisi diperparah oleh pemanasan global yang semakin banyak buktinya saat ini.
"Meskipun kondisi gelombang panas dan kebakaran ini mengejutkan, peristiwa ini konsisten dengan apa yang telah diprediksi oleh para ilmuwan," ujar para pakar. Peringatan pun disuarakan, bahwa kebakaran ekstrim semacam ini yang berujung pada langit berwarna oranye bisa jadi nanti merupakan sesuatu yang normal.
"Musim kebakaran semacam ini menjadi lebih 'diuntungkan' sebagai hasil dari perubahan iklim dan praktik pemakaian lahan. Kita harus menghadapi, beradaptasi dan mempersiapkan diri untuk sesuatu yang mirip di tahun-tahun mendatang," kata Dr. John Abatzoglou, pakar iklim University of California Merced.
Berita Lainnya
Irene Red Velvet Ulang Tahun ke-29, Ini 5 Fakta Menarik Tentang Dirinya
Wisata Antariksa Memanas, Berani Melayang di Ruang Hampa?
WHO Selidiki Sindrom Langka Pada Anak Diduga Berkaitan dengan Corona
Temuan Baru Kecerdasan Lumba-lumba yang Mengejutkan
Stephen Hawking, Ahli Fisika yang Anjurkan Manusia Cari Planet Baru
Pabrikan Inggris Morris Garage Resmi Ramaikan Pasar Mobil Indonesia
Vietnam Didenda Rp 14,6 T, Laut China Selatan Makan Korban
Miris! Industri Farmasi RI Berebut Bahan Baku dengan Negara Lain