Program Kementerian Kominfo 24 Juni 2021, Edukasi Masyarakat Melalui Kegiatan Literasi Digital di Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau


Nusaperdana.com, Pelalawan - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

 

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam thema.

 

Sebagai Keynote Speaker, oleh  Gubernur Provinsi Riau Drs. H.Syamsuar, M.Si, menyatakan bahwa mendukung kegiatan Literasi Digital agar dapat memanfaatkan internet dan teknologi  untuk hal yang positif dan kreatif serta menamba daya saing sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan turut membangun daerah masing masing, dilanjutkan oleh Presiden RI, Bapak Jokowi yang memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

 

Materi DIGITAL SKILL disampaikan oleh RIFKY INDRAWAN (Ketua Relawan TIK Provinsi Lampung) dengan Thema : “GO CASHLESS, JENIS JENIS TRANSAKSI DIGITAL DI ERA NEW NORMAL ”.

 

Dalam pemaparannya, Rifky memberikan data yang bersumber dari katadata,  bahwa terlihat trend dari transaksi uang eletronik terus meningkat. Metode pembayarannya tertinggi yaitu dari e wallet dan diikuti oleh transfer melalui bank. Hal ini dikarenakan dengan adanya wabah covid 19, maka akan sulit menerapkan protokol kesehatan 5M apabila masih melakukan bertransaksi tunai.

 

Dijelaskan Rifky transaksi digital adalah pembayaran transaksi menggunakan non tunai (cashless) yaitu tanpa menggunakan uang kertas atau koin, tetap menggunakan mata uang rupiah.

 

Keuntungan non tunai menurut Rifky simpel atau tidak ribet, efektif & efisien dalam menghemat waktu & borderless,  Aman yaitu terensinkripsi & ada fitur keamanan, tidak kontak fisik , dan adanya promo/discount atau banyak penawaran menarik.

 

Bentuk transaksi non tunai diantaranya e money, ewallet, m banking, QRIS, dan sebagainya. Ada beberapa macam aplikasi seperti Shopee Pay, OVO, Go Pay, Dana dan Link Aja.  

 

Kemudian, materi DIGITAL CULTURE  dipaparkan oleh HEVI SUSANTI, S.I.Kom, MA  (Dosen Universitas Riau Jurusan Ilmu Komunikasi) dengan Thema : “LITERASI DIGITAL BAGI TENAGA PENDIDIK DAN ANAK DIDIK DI ERA DIGITAL” 

 

Dijelaskan oleh Hevi, di era digital seperti saat ini, pendidik dan peserta didik dituntut untuk mengikuti perkembangan teknologi, terutama di masa pandemi di mana kegiatan belajar mengajar dilakukan dari rumah.

 

Literasi digital antara tenaga pendidik dan anak didik harus dikembangkan, karena pendidik kini harus memiliki kemampuan menyajikan materi yang baru secara digital, agar peserta didik tidak cepat bosan. Pendidik dan orang tua murid harus punya referensi konten-konten yang tepat untuk putra-putri dan siswa-siswinya, tanpa ada iklan-iklan yang tidak pantas untuk diakses oleh anak-anak.

 

Beberapa layanan penunjang literasi dan pembelajaran digital yang dimiliki dan diawasi oleh Kemendikbud seperti portal Rumah Belajar, Asesmen Kompetensi Siswa Indonesia atau AKSI Sekolah, Setara Daring, SIPLah (Sistem Informasi Pengadaan Sekolah), dan TV Edukasi.

 

Hampir semua materi pembelajaran sudah bisa ditemukan di internet, bahkan kampus-kampus dan sekolah-sekolah terkemuka dunia membuka semua materi ajarnya di internet. Oleh karena itu kita harus berpindah dari content-based education menuju outcome-based education.

 

Literasi Digital pada dunia pendidikan di masa pandemi lanjut Havi ada beberapa tools antara lain Zoom Meeting, Google Meet, Google Class Room, dan Wahtsapp.

Selanjutnya, materi DIGITAL SAFETY  disampaikan oleh BUDI PUTRA (Founder & CEO at Ekuator Media) dengan Thema : “CARA AMAN BELANJA ONLINE”

 

Dalam penjelasan di webinar, Budi menjelaskan toko online saat ini tumbuh begitu cepat. Belanja online memang memberikan kemudahan bagi pembeli karena tidak perlu repot keluar rumah dan barang yang dibeli pun juga akan diantar langsung ke rumah. Namun di balik banyaknya kelebihan yang didapat dari belanja online terdapat juga kekurangan yang perlu diwaspadai yaitu tentang keamanan saat ingin melakukan belanja online.

 

Budi memberikan tips aman belanja online sebagai berikut :

? Teliti toko onlinenya.

? Kelengkapan informasi (informasi penjual atau pemilik toko, apakah ada nomer kontak dan sebagainya).

? Baca kebijakan online misalnya tentang pengembalian barang apabila cacat agar tidak rugi.

? Optimalkan keamanan PC.

? Cetak dan simpan bukti pemesanan dan pembayaran.

? Buat password yang kuat.

? Belanja di toko online terkenal dengan reputasi yang baik.  

 

Untuk materi DIGITAL ETHICS  dipaparkan oleh YOPI PRANOTO, S.Sos (Head of Communication PT. Riau Petroleum & CEO Lancang Kuning Travel) dengan Thema : “MENGENAL BERITA PALSU DAN VERIFIKASI”

 

Yopi  menyampaikan penjelasan data yang bersumber dari APJII dan Puskakom bahwa 85% pengguna internet Indonesia menggunakan atau mengakses melalui telepon selular. Dan yang paling sering di akses adalah media sosial, mencari data informasi, streaming video dan membaca pesan.

 

Selanjutnya dijelaskan Yopi, hoax menyebar 92% berasal dari media sosial, 63% dari aplikasi chat dan 35% dari situs web. Sementara isu hoax terbanyak terdapat pada isu politik, SARA dan kesehatan.

 

Ada beberapa cara mendeteksi Hoax diantaranya cek url, cek narasumbernya, gunakan fact checking dan sebagainya. Tips untuk mengantisipasi hoax antara lain apakah judulnya provokatif, foto dan captionnya provokatif, bedakan fakta dan opini serta meneliti alamat situs webnya.

 

Terakhir, SHARING SESSION dipandu oleh JODDY CAPRINATA (Joddy Caprinata F Founder & COO Bicara Project, 12,7K followers)

 

Jodi memberikan beberapa poin yang dipaparkan oleh para narasumber, diantaranya adalah ragam transaksi non tunai (cashless) di era new normal sangat membantu untuk menegakan prokes dalam kehidupan sehari-hari. (Gom)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar