Nusaperdana.com, Inhil - "Oma, ada api," teriak Wipa (12) kepada kepada Neneknya, Eni Satriani. Perempuan 55 tahun ini pun bergegas keluar rumah bersama cucunya di Jalan Pekan Arba, Lorong Rindang Bertuah RT 002 RW 002, Tembilahan, Senin (11/01/2020) sore kemarin, sekira pukul 17.00 WIB.

Waktu itu, Ani, panggilan pendek dari Eni Satriani, sedang berbaring di lantai bawah. Mendengar teriakan, dia langsung merespon keluar. Dia melihat api sudah membara di lantai 2.

Satu persatu warga berdatangan. Berbondong-bondong membantu seadanya. Cukup sulit, sebab api melalap di bagian lantai 2 pada bangunan permamen dengan lebar kurang lebih 7 sampai 8 meter.

Beranjak sedikit menjauh dari rumahnya, kira-kira 30 meter. Di sana Ani duduk di kursi menyaksikan bara api yang semakin membesar. Ani hanya terdiam bingung harus bagaimana.

Warga dan sanak-family mendekat sambil memberi semangat. Seperinya Ani berupaya tegar, namun wajah pucatnya tetap tak dapat disembunyikan. Mata pun sedikit merah menahan air mata.

"Tak bisa ngapa-ngapa lagi. Mau nelpon siapa bingung, menengokkan aja lagi api yang sudah jadi," kata Ani.

Hanya berselang beberapa menit saja, petugas Damkar pun tiba dari DPKP, PSMTI, Padupai, dan Tanjung Periuk. Upaya pemadaman ini berlangsung sekira 30 menit. Mereka melawan api dari berbagai sudut, ada dari kiri, kanan dan belakang rumah. Tepat dari lorong Rahman.

Tak memangkas waktu begitu lama, petugas berhasil menjinakkan api tepat pada pukul 17.50 WIB.

"Kira-kira 40 personil turun membantu memadamkan. Disamping sumber air tidak begitu sulit, cuaca juga reda huja sehingga tidak begitu sulit melakukan pemadaman" ucap Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kabupaten Inhil, Eddiwan Shasby.

Meski dari peristiwa itu tidak sampai memakan korban jiwa. Namun kerugian yang ditanggung cukup besar antara 250 sampai 300 juta. 



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar