Sidang Majelis IMO Ke-31 Resmi Ditutup


Nusaperdana.com, London - Setelah berlangsung selama delapan hari lamanya sejak Senin (25/11), Sidang Majelis International Maritime Organization (IMO) ke-31 secara resmi ditutup pada hari ini, Rabu (4/12).

Dipimpin oleh Vice President of the Assembly, Enna Park dari Republic of Korea, sidang hari terakhir ini memiliki beberapa agenda, antara lain membahas tentang status Konvensi dan instrumen IMO, World Maritime Theme 2020, serta pengukuhan Sekretaris Jenderal IMO periode 2020-2023.

Memulai Sidang, Enna mengucapkan terima kasih kepada seluruh perwakilan negara anggota yang telah mengikuti sidang dengan baik selama 8 hari terakhir. Enna berharap, pada hari terakhir ini, para peserta Sidang dapat memanfaatkan waktu secara efisien.

Pada Sidang Assembly hari terakhir ini, Mr. Kitack Lim kembali dikukuhkan menjadi Sekretaris Jenderal IMO untuk periode 1 Januari 2020 s.d. 31 Desember 2023.

“Indonesia menyampaikan selamat atas penunjukkan kembali Mr. Kitack Lim sebagai Sekretaris Jenderal IMO dan juga menyampaikan terima kasih atas kepemimpinan dan kerja kerasnya selama empat tahun ini dalam mendukung ratifikasi/aksesi Konvensi-Konvensi IMO.” Demikian disampaikan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Arif Toha selaku ketua delegasi Indonesia pada Sidang hari ini.

Selain itu, Arif kembali menyampaikan komitmen Indonesia dalam mewujudkan keselamatan pelayaran dan peningkatan kapasitas dan kompetensi para pelaut, khususnya pada kapal penangkap ikan.

“Indonesia telah menyampaikan dokumen aksesi/pengesahan Konvensi International IMO tentang Standar Pelatihan, Sertifikasi dan Dinas Jaga bagi Awak Kapal Penangkap Ikan, 1995 atau STCW-F kepada IMO,” katanya.

Sedangkan terkait dengan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim, Arif menyampaikan pada Sidang, bahwa Indonesia sekarang ini juga sudah masuk ke tahap final aksesi/pengesahan Konvensi Internasional Nairobi tentang Penyingkiran Kerangka Kapal.

Lebih lanjut, Arif mengungkapkan, bahwa Sidang hari ini juga menetapkan tema maritim dunia tahun 2020, yakni Sustainable Shipping for Sustainable Planet.

“Saya rasa, tema ini sejalan dengan salah satu komitmen IMO untuk membantu negara-negara Anggota PBB dalam menciptakan masa depan yang berkelanjutan, yang merupakan salah satu dari 17 Sustainable Develompent Goals atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB,” tukasnya.

Untuk itulah, Arif beranggapan, bahwa setelah resmi terpilih kembali sebagai Anggota Dewan IMO Kategori C, Indonesia harus terus konsisten menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya sejalan dengan tujuan-tujuan IMO.

“Kita harus terus bersiap untuk menjalankan tugas sebagai anggota dewan IMO. Apalagi Bapak Menteri Perhubungan sangat antusias menyambut hasil ini, dan kita bersyukur Indonesia bisa memperbaiki peringkatnya pada pemilihan anggota dewan Jumat kemarin,” ujarnya.
 
Meski patut disyukuri, keberhasilan ini, menurut Arif harus ditindaklanjuti dengan kerja keras, sehingga nama baik Indonesia terus terjaga. Indonesia masih memiliki Pekerjaan Rumah yang menanti untuk segera diselesaikan, antara lain terkait dengan pengesahan ratifikasi Konvensi Nairobi dan juga penerapan Traffic Separation Scheme (TSS) Selat Sunda dan Selat Lombok yang akan diimplementasikan secara penuh tanggal 1 Juli 2020.
   
“Ini baru permulaan, yang pasti kita harus menunjukkan kinerja sebagai anggota dewan IMO, dan terus mematuhi serta mengimplementasikan aturan-aturan yang ditetapkan oleh IMO menyangkut kemaritiman,” tutupnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar