Nusaperdana.com, Riau - Bagi warga Pulau Sumatera, khususnya yang terlewati Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, pasti tidak sabar untuk menjajal tol baru tersebut. Tol yang memiliki panjang 131,5 kilometer (km) ini ditarget sudah bisa dilalui penuh akhir tahun 2020.

PT Hutama Karya (Persero) saat ini tengah mengebut proses pembangunannya. Tol yang seharusnya mulai operasi bertahap sejak 2019 lalu ini masih mengerjakan konstruksi di mayoritas seksinya.

Tol yang terdiri dari enam seksi ini masih mencapai progres konstruksi 75% secara keseluruhan. Sebelumnya, seksi 1 tol ini sudah bisa dilewati secara darurat pada libur Natal dan tahun baru lalu.

Mengutip data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Minggu (9/2/2020), untuk Seksi 1 progresnya sudah mencapai 100%, Seksi 2 ruas Minas-Petapahan sepanjang 24 km progresnya telah mencapai 85%, Seksi 3 ruas Petapahan-Kandis sepanjang 16,9 km progresnya telah mencapai sebesar 78%, Seksi 4 ruas Kandis Utara- Duri Selatan sepamjang 26,25 km progresnya telah mencapai 74,5%.

Kemudian Seksi 5 ruas Duri Selatan-Duri Utara sepanjang 29,4 km progresnya telah mencapai 93% dan Seksi 6 ruas Duri Utara-Dumai sepanjang 25,44 km progresnya telah mencapai 85%.

Proyek yang harusnya beroperasi bertahap sejak 2019 ini masih terganjal oleh pembebasan lahan.

Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Muhammad Fauzan mengatakan proses pembebasan lahan masih dilakukan pada seksi 2 dan 4 proyek yang menjadi bagian Tol Trans Sumatera ini.

"Hingga saat ini progres pembangunan jalan tol ruas Pekanbaru-Dumai sudah mencapai rata-rata 90 persen untuk semua seksi, sedang progres pengadaan tanah hampir mencapai 95%. Kami masih menyelesaikan proses pengadaan tanah di seksi 2 dan 4," kata Fauzan saat di Jakarta, Minggu (9/2/2020).

Pengoperasian Jalan Tol Pekanbaru-Dumai akan memangkas waktu signifikan antara kedua kota besar tersebut dibandingkan melalui jalan nasional yang sudah ada sejak dulu. Tol yang memiliki panjang 131,5 km ini bisa ditempuh selama 3 jam.

"Apabila tersambung, Pekanbaru-Dumai dapat di tempuh dalam waktu 2-3 jam saja yang sebelumnya membutuhkan waktu 6-7 jam," kata Fauzan.

Jalan tol ini juga akan terintegrasi dengan konektivitas kawasan dan memperlancar arus distribusi barang dari pusat industri ke berbagai wilayah di wilayah Sumatera.

Ada yang menarik pada tol ini, yaitu akan banyak gajah yang wira-wiri di tol ini. Pasalnya tol Pekanbaru-Dumai dan Sigli-Banda Aceh akan membelah habitat gajah di Sumatera.

Masih dari data BPJT Kementerian PUPR, pemerintah memutuskan membangunkan fasilitas agar habitat gajah tidak terganggu.

Pada Jalan Tol Pekanbaru-Dumai akan dibangun perlintasan gajah. Perlintasan atau underpass khusus untuk gajah ini dibangun untuk melindungi gajah agar tetap bebas berkeliaran di habitatnya.

Nah nantinya perlintasan yang dibangun akan sesuai dengan habitat alaminya. Akan ada beberapa tumbuhan yang ditanam di perlintasan tersebut agar gajah merasa tidak terganggu saat melintas.

Adapun, underpass perlintasan gajah di ruas Pekanbaru-Dumai akan terbagi menjadi enam perlintasan.

Pertama berada di Sungai Tekuana yang lokasinya di seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Di kawasan itu terdapat sedikitnya 13 gajah sumatera liar.

Sedangkan lima perlintasan lainnya berada di Seksi 4, dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja.

Sementara itu, untuk ruas Sigli - Banda Aceh underpass perlintasan gajah ini akan dibangun di seksi 1 yaitu antara Lembah Selawah dan Padang Tiji.

Diperkirakan underpass tol Trans Sumatera tersebut dapat dilintasi hingga seratus ekor gajah. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Pareskit pun turut mendukung penuh pembangunan underpass Gajah di tol Pekanbaru - Dumai.

Pembangunan underpass khusus untuk gajah dilakukan HK agar mamalia bergading tersebut dapat tetap bebas berkeliaran dan melintas di habitatnya, namun tidak mengganggu pengguna jalan tol.

Hal ini menyusul dalam berlangsungnya pembangunan proyek, pekerja HK di lapangan beberapa kali melihat gajah liar secara langsung maupun jejak-jejaknya di lokasi pembangunan perlintasan gajah.

Jalur itu kemudian ditandai dan akan didesain khusus sesuai dengan habitat alaminya, agar gajah tak asing dengan rumahnya.

Disamping itu, untuk semakin meyakinkan gajah yang melintas di jalur perlitasan gajah, HK juga mengembangkan konsep asli lingkungannya dengan menanam beberapa tanaman di sepanjang terowongan.

Adapun, saat ini proses pembangunan Underpass Gajah sudah memasuki tahap konstruksi dengan progress pembangunan yang sudah mencapai hampir 50%.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar