Wasekjend Sosial Kesejahteraan Rakyat PB HMI Dukung Kedatangan 500 TKA China


Nusaperdana.com - Indonesia belakangan ini dihebohkan dengan berita kedatangan 500 TKA China  yang di datangkan ke kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Utara. Banyak Pro Kontra dikalangan masyarakat mengenai hal ini.

Wasekjend Sosial Kesejahteraan Rakyat PB HMI, Rudri Musdianto Saputro menilai kehadiran 500 TKA itu dibutuhkan karena akan memasang alat-alat smelter di PT. OSS yang jumlahnya sebanyak 33 tungku dan ada beberapa penambahan di PT. VDNI, karna pemasangan alat ini harus di lakukan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya. 

Alat-alat konstruksi yang harus dipasangkan sudah tiba di Morosi sejak 4 bulan lalu dan siap untuk dipasang. Para TKA tersebut akan datang bertahap ke Indonesia disertai dengan pemulangan TKA China yang sudah selesai bertugas di Indonesia, ujar Rudri.

500 TKA China yang rencananya akan datang secara bertahap adalah tenaga kerja kontraktor yang memasang alat-alat smelter. Nantinya setelah alat terpasang, tenaga kerja lokal lah yang akan menjadi operator khususnya. tenaga kerja lokal yang sebelumnya sudah dididik dan disekolahkan ke China. Sebelumnya sudah ada sekitar 120 tenaga kerja lokal yang disekolahkan ke China untuk mengoperasikan alat tersebut, tambahnya.

" VDNI dan OSS secara perlahan juga telah melakukan rekrutment terhadap tenaga kerja lokal yang nanti nya akan dilibatkan setelah selesai nya pemasangan alat tersebut. Total 3000-5000 tenaga kerja lokal baru bisa terserap setelah pemasangan alat ini. 

Hal ini menegaskan bahwa isu yang berkembang mengenai tenaga kerja lokal yang akan di rumahkan setelah pemasagan alat ini adalah tidak benar," jelas Tokoh Muda Riau ini.

Rudri menejelaskan, dalam pendatangan TKA asing inipun PT VDNI - OSS sebagai salah satu PSN sudah memenuhi tahapan prosedur mendatangkan TKA yang diatur oleh pemerintah, perusahaan sudah mengajukan dan mendapatkan izin dari Kemenaker dan mengantongi RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing), selanjutnya perusahaan juga sudah mendapatkan telex dari Imigrasi dan persetujuan VISA 312 (Visa Kerja) untuk TKA yang akan didatangkan.

" Para TKA pun sudah mengantongi dokumen-dokumen pribadi yang dibutuhkan seperti dokumen kesehatan PCR Test, HAC (Health Alert Card)/riwayat perjalanan, Visa 312, KITAS," singkatnya.

kedatangan 500 TKA China ini juga dinilai dapat meningkatan taraf hidup dan ekonomi masyarakat setempat, serta akan terjadinya transfer of knowledge dari operator china ke tenaga kerja lokal.

Selama puluhan tahun terakhir Indonesia kebanyakan hanya melakukan ekspor hasil tambang berupa bijih nikel (nickel ore) ke luar negeri (walaupun sudah ada sedikit ekspor olahan bijih nikel berupa Feronikel atau Nickel Pig Iron (NPI), dimana Tiongkok menjadi negara tujuan ekspor utama dan beberapa tahun ini bahkan mencapai lebih dari 90% bijih nikel di ekspor ke Tiongkok. Kebijakan pelarangan ekspor bijih nikel, membawa dampak positif yang terefleksikan dengan meningkatnya Investasi di bidang Industri Pengolahan Logam, diantaranya pabrik peleburan (smelter) yang mengolah bijih nikel menjadi feronikel atau nickel pig iron dan hilirisasi produk turunan lainnya seperti Baja Nirkarat (stainless steel). Pengolahan bijih nikel menjadi berbagai logam tersebut telah menciptakan nilai tambah (added value) berlipat (bijih nikel menjadi feronikel atau NPI nilai tambah 5-10 kali lipat) yang berarti juga menambah nilai ekspor produk dari Indonesia secara signifikan.

"Penggunaan TKA dapat diperkenankan, namun perlu dipastikan bahwa benar investasi tersebut menciptakan lapangan kerja lokal, mengaplikasikan transfer teknologi, membawa manfaat bagi warga lokal, menjaga kelestarian lingkungan hidup, dan berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional," tutup Rudri Musdianto Saputro. (imro)



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar