200 Lebih Guru Ramaikan Virtual Edukasi Pencegahan Karhutla


Nusaperdana.com, Jakarta - Lebih dari 200 guru dari enam provinsi di Sumatera berpartisipasi dalam lokakarya virtual menyenangkan untuk mempelajari teknik kreatif edukasi siswa mengenai pentingnya mencegah kebakaran hutan dan lahan (karhutla), baru-baru ini.
 
Ini adalah kegiatan pertama kalinya bagi Sinar Mas Agribusiness and Food untuk memfasilitasi pelatihan bagi para guru secara virtual, sebagai tindak lanjut dari peluncuran buku cerita dan materi edukasi Rumbun dan Sahabat Rimba yang diluncurkan awal tahun 2020.
 
Terinspirasi dari kisah Rumbun dan Sahabat Rimba, lokakarya virtual ini dirancang oleh praktisi pendidikan Sinar Mas Agribusiness and Food untuk menggantikan pertemuan tatap muka sebagai akibat dari pademi Covid-19 yang melanda dunia dan tanah air.
   
Sejak lima tahun lalu, program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) telah berfokus pada tiga elemen utama yaitu pencegahan kebakaran, konservasi gambut, dan ketahanan pangan.

"Memperhatikan bahwa anak-anak adalah kelompok yang terdampak negatif dari karhutla dan perlu untuk diedukasi mengapa karhutla harus dihindari, kami memperluas upaya ini melalui jalur pendidikan. Suksesnya kegiatan lolakarya yang pertama kali dilaksanakan, kami berharap proses belajar ini dapat terus berlanjut dan para guru dapat menerapkannya kepada siswa mereka masing-masing," jelas Agus Purnomo, Managing Director Sustainability, Sinar Mas Agribusiness and Food.

Peserta yang mengikuti lokakarya berasal dari beberapa provinsi di Pulau Sumatera yang memiliki risiko mengalami karhutla seperti Lampung, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Riau, Jambi, dan Sumatera Utara.

Kegiatan yang dilaksanakan selama dua jam tersebut mendapatkan respon positif dari para guru. Pertanyaan banyak datang dari perserta, dan sebagian pertanyaan harus dijawab setelah acara melalui e-mail atau WhatsApp karena keterbatasan waktu.
   
Konektivitas internet di Sumatera sangat bervariasi, sehingga lokakarya pun menghadapi tantangannya tersendiri. Beberapa provinsi yang memiliki jaringan internet baik seperti Riau dan Bangka Belitung dapat mengikuti kegiatan tanpa gangguan. Namun, terdapat provinsi yang hanya bisa mendengarkan audio/suara tanpa melihat presentasi.
 
Bekerja sama dengan tim di lapangan, materi lokakarya dicetak untuk para peserta yang tidak dapat melihat presentasi karena kendala koneksi internet. Begitulah tantangan konektivitas internet dihadapi. Penyaji materi akan menginformasikan setiap halaman yang tengah dipresentasikan.
 
"Awalnya kami khawatir kendala jaringan akan mempengaruhi antusias para guru untuk mengikuti lokakarya edukasi pencegahan karhutla ini. Namun, tidak disangka, justru mereka mengikuti sampai akhir dan mereka banyak mengajukan pertanyaan kepada pemberi materi saat itu," jelas Muhammad Rozi, Sustainable Palm Oil Officer, Sinar Mas Agribusiness and Food Sumatera Utara yang mendampingi guru.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar