Amabie Jimat Berbentuk Putri Duyung Penolak Bala Corona di Jepang

Amabie diyakini sebagai jimat penangkal Corona di Jepang. Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Amabie tiba-tiba kembali digandrungi warga Jepang setelah virus Corona mewabah. Gambaran makhluk mistis berwujud putri duyung itu diyakini bisa menangkal COVID-19.

Amabie bukan yokai (istilah untuk makhluk gai di Jepang) baru. Amabie sudah sejak lama diyakini membawa keberuntungan bagi yang mempercayainya, namun belakangan sudah dilupakan oleh anak-anak muda.

Mitos Amabie itu muncul didokumentasikan pada 1846. Waktu itu, ada seorang pejabat pemerintah di Provinsi Higo (kini namanya Prefektur Kumamoto) penasaran dengan cahaya hijau misterius di permukaan laut.

Dia pun mendekat. Nah, saat dia sampai di sumber cahaya di laut itu, muncullah makhluk hijau bercahaya yang bersisik ikan, berambut panjang, berkaki tiga seperti sirip, dan berparuh.

Amabie, jimat anticorona di Jepang

Makhluk itu memperkenalkan dirinya kepada pejabat tersebut sebagai Amabie. Setelah menyebut namanya, Amabie meramalkan dua hal untuk Jepang: panen berlimpah selama enam tahun ke depan dan pandemi yang akan menghancurkan negara itu.

Tapi, Amabie juga menyebutkan obat untuk pandemi itu. Dia bilang pejabat tersebut diminta untuk menggambar wujud Amabie dan menyebarluaskannya kepada sebanyak mungkin warga.

Pertemuan yang aneh itu diterbitkan di surat kabar lokal, disertai dengan cetakan balok kayu yang mirip dengan wujud Amabie. Dalam prosesnya, Amabie pun menjadi bagian penting dalam kehidupan warga Jepang.

Tapi, perlahan Amabie tak lagi dikenal. Setidaknya berselang 174 tahun, barulah Amabie kembali dicari. Amabie menjadi viral di media sosial. Yakni, setelah virus Corona menyebar ke seluruh Jepang. Amabie dianggap membawa harapan bahwa mereka yang menyebarluaskan Amabie bisa membantu mengakhiri pandemi di Jepang.

Amabie, jimat anticorona di Jepang, jadi menu makanan

"Amabie dapat dilihat sebagai meme Periode Edo (1603-1868)," kata Victoria Rahbar, seorang mahasiswa pascasarjana di Pusat Studi Asia Timur Universitas Stanford dan dikutip BBC.

"Amabie memberitahu publik untuk menggambar dan kemudian membuat gambar itu menjadi viral untuk mencegah wabah," dia menambahkan.

Berdasarkan Google Trend, mitos Amabie itu muncul kembali pada awal Maret dan popularitasnya telah menyebar ke lima benua, dengan tagar #AMABIEchallenge. Bahkan, kini muncul dalam bahasa Inggris.

Selain puluhan ribu lukisan, gambar, dan penggambaran Amabie yang dipersonalisasi di Twitter dan Instagram, orang-orang di Jepang mulai menjual masker wajah dan sanitiser tangan dengan gambar Amabie di atasnya.

Amabie juga muncul di pantat truk, sushi, biskuit, disulam pada kain, menjadi sosok balon, dan tersedia sebagai pesona di gachapon (mesin kapsul) di mana-mana di Jepang. Orang-orang bahkan mendandani hewan peliharaan mereka sebagai roh yang dilahirkan di laut.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar