Indonesia Bidik Australia untuk Ekspor Kendaraan Komersial

Ilustrasi. Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Tahun 2019 pasar otomotif Indonesia mengalami penurunan sekitar 10 persen. Meski begitu, penjualan ekspor mengalami peningkatan hingga 25 persen.

Adanya potensi ekspor ini memacu Indonesia untuk semakin memperbesar target pasarnya. Salah satu negara yang sudah masuk bidikan ekspor itu adalah Australia. Kementerian Perindustrian pun sedang melakukan diskusi dengan prinsipal terkait potensi ekspor ini.

"Ini memang sedang dijajaki, Pak Menteri Perindustrian, Pak Agus sedang terus berupaya bertemu dengan prinsipal. Karena ekspor itu kan harus tetap seizin prinsipal. Jadi akhir tahun kemarin Pak Agus sudah bertemu dengan beberapa prinsipal untuk menambah tipe dan negara tujuan ekspor. Hasilnya sudah dilihat (2019) walaupun penjualan dalam negeri turun sekitar 10 persen, tapi ekspor kita naik 25 persen," kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan, Putu Juli Ardika di GIICOMVEC 2020, Jakarta Convention Centre Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020).

Jenis kendaraan yang akan disuplai untuk kebutuhan pasar Australia adalah dalam bentuk kendaraan komersial. Menurut Putu, kesempatan di segmen itu lebih besar saat ini daripada kendaraan penumpang.

"Kalau kita lihat peluangnya memang lebih banyak ke kendaraan komersil. Jadi yang paling mungkin segera itu di komersil. Karena kalau kendaraan penumpang perlu perubahan produksi. Karena kalau di Australia yang paling banyak diminta itu SUV kemudian yang kedua sedan. Sementara di Indonesia yang paling banyak di produksi itu masih MPV. Ini yang perlu di reorientasi untuk menuju ke sana," tambahnya.

Australia dipilih sebagai negara berikutnya untuk jaringan ekspor produksi mobil di Indonesia karena penjualan per tahunnya yang cukup besar. Oleh karena itu diharapkan ekspor mobil rakitan Indonesia dapat diserap dengan baik di sana dan berkontribusi dalam pendapatan ekspor.

"Jadi memang ekspor terus kita dorong. Kalau kira lihat di Australia itu pasar-nya lebih besar dari pasar Indonesia. Jadi secara keseluruhan kendaraan bermotor itu lebih dari satu juta sekian. Jadi kalau dari sebagian itu supply dari negara-negara Asean lainnya termasuk kita di sana ini kan cukup signifikan untuk menambah ekspor kita," kata Putu.

Tapi bagaimana dengan kualitas produksi kendaraan komersil di Indonesia ya? Karena seperti diketahui saat ini kendaraan komersil Indonesia masih memiliki standar Euro2.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar