Kominfo Literasi Digital Pelalawan : Ciptakan Arus Teknologi Besar di Dunia Digital


Nusaperdana.com, Pelalawan - Dalam rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengadakan kegiatan Literasi Digital, pada Rabu 28 Juli 2021 pukul 09.00 WIB - selesai di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform di 77 Kota / Kabupaten area Sumatera II, mulai dari Aceh sampai Lampung dengan jumlah peserta sebanyak 600 orang di setiap kegiatan yang ditujukan kepada PNS, TNI / Polri, Orang Tua, Pelajar, Penggiat Usaha, Pendakwah dan sebagainya.

4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Sebagai Keynote Speaker, Gubernur Provinsi Kampar yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform. Bp. Presiden RI, Bapak Jokowi juga memberikan sambutan dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

DINDA SARAWATI DIPOYONO (Ex Content Development in Edu-Tech Startup), pada sesi KECAKAPAN DIGITAL. Dinda memaparkan tema “TREN PEKERJAAN DAN USAHA DI DUNIA DIGITAL”. 

Dalam pemaparannya, Dinda menjelaskan kebudayaan merupakan seluruh pola perilaku dan bagaimana sebuah bangsa mengatur pola perilaku itu yang bisa tercermin dalam lambing kesenian. Budaya memiliki beberapa dungsi, meliputi sebagai identitas, pembentuk sikap dan perilaku, serta komitmen. Media sosial menjadi platform yang menyenangkan sebagai media belajar, ruang yang terbuka untuk berbagi, dan memberikan kesempatan user untuk belajar. 
Pengenalan budaya dapat lebih menarik simpati generasi muda jika dikemas dengan berbagai macam konten yang menarik. 

Seorang konten kreator biasanya memiliki kekuatan untuk meng-influence dan menciptakan tren. Peran media sosial dalam mengenalkan budaya, meliputi konten kreator, pekerja seni digital, pemandu wisata virtual, pertunjukan sejarah budaya Indonesia secara virtual, serta konseptor pernikahan. 

Dilanjutkan dengan sesi KEAMANAN DIGITAL, oleh I GEDE PUTU KRISNA JULIHARTA, S.T., M.T (Wakil Ketua III STMIK Primakara dan Relawan TIK Indonesia). Putu mengangkat tema “KEAMANAN INTERNET: MENGHINDARI SPAMMING DAN HACKING”. 

Putu menjelaskan spam merupakan tindakan mengirim email atau pesan berisi konten iklan yang tidak diinginkan dengan tujuan komersil, non komersil, atau berbahaya bagi penerima. Jenis-jenis spam, diantaranya spam komersil dan spam malware. Spam komersil memiliki tujuan hanya untuk menjual produk yang ditawarkan. Spam malware berisikan pesan massal yang berupaya menginfeksi sistem operasi perangkat penerima demi tujuan yang berbeda. Cara mengenali spam, meliputi berasal dari email atau nomor yang tidak dikenal serta biasanya mengirimkan info dengan menggunakan shortlink. Cara menganggulangi spam, mencakup tidak membalas email orang yang tidak dikenal, buat email lebih dari satu, gunakan software anti spam, serta selalu mengikuti perkembangan spam di internet.

Hacking merupakan tindakan menemukan titik entri yang mungkin ada dalam sistem komputer atau jaringan komputer hingga berhasil diambil alih. Jenis serangan hacking, meliputi malware, phising, ransomeware, social engineering, dan DoS. 

Tips keamanan data bagi pengguna layanan online dan media, antara lain mengganti password secara rutin, tidak gunakan password yang sama pada semua akun media sosial, aktifkan autentikasi dua faktor, dan hindari menggunakan wifi publik saat bertransaksi belanja online. Tips dan trik keamanan, dengan cara kunjungi situs resmi, gunakan antivirus professional, hindari membagi informasi kredensial, dan membatasi akses perangkat yang digunakan bekerja dari anak-anak dan kelurga.

Sesi BUDAYA DIGITAL, oleh DWI ANGGERA WICAKSONO, S. AGR (Jurnalis). Dwi memberikan materi dengan tema “MEMAHAMI BATASAN DALAM KEBEBASAN BEREKSPRESI DI DUNIA DIGITAL”. 

Dwi menjelaskan kontitusi melindungi kebebasan berekspresi, namun ada beberapa situasi saat ucapan dapat dibatasi secara sah di hadapan hukum, seperti jika ujaran atau ekspresi melanggar hak orang lain, mendukung kebencian dan memicu diskriminasi atau kekerasan. Hal yang perlu dilakukan untuk mendukung kebebasan berekspresi di dunia digital, antara lain tidak berbau sara dan membuat unggahan dengan tetap perhatikan kode etik.

Profesi di dunia medis selama ini dianggap sebagai pekerjaan yang bergengsi sekaligus penuh tanggung jawab. Namun, anggapan ini sempat tercoreng karena konten oknum nakes yang dianggap tak layak diumbar ke publik. Agar tidak melanggar kode etik di dunia maya, diperlukan aturan privasi, hal tersebut bertujuan agar tidak ada konflik kepentingan yang bisa mencoreng nama baik profesi tersebut. 

Narasumber terakhir pada sesi ETIKA DIGITAL, oleh EMILIA, KH., S.HUM., M.M (Kepala SMPN 2 Pangkalan Kerinci). Emilia mengangkat tema “BIJAK SEBELUM MENGUNGGAH DI MEDIA SOSIAL”. 

Emilia membahas semakin masifnya peredaran berita hoaks di tengah pandemi covid-19 seperti saat ini, menjadi tantangan tersendiri bagi semua pihak. Untuk menghindari terjadinya hal ini, perlu adanya penanaman ajakan untuk bijak menggunakan media sosial sejak usia dini bisa dikatakan sebagai prinsip dalam bermedsos. 

Hindari mengunggah sesuatu dengan rasa emosi. Sebisa mungkin berdasarkan data dan fakta, jangan menyerang berdasar fisik atau perasaan. Tiap pengguna media sosial disarankan tidak menelan mentah-mentah seluruh informasi yang diperoleh. Apalagi, informasi tersebut langsung disebarkan tanpa tahu kebenarannya.

Pengguna media sosial harus berani tanggungjawab atas apa yang sudah disampaikan di media sosial. Pengguna, tidak bisa tiba-tiba lepas tangan, setelah menyampaikan atau mengunggah suatu pesan. Harus bertanggungjawab terkait apa pun yang disampaikan walau main-main atau untuk kelompok tertentu, tapi nantinya dilihat oleh semua orang. Harus menjadi diri sendiri jangan menjadi orang lain. 

Oleh karena itu, bijaklah sebelum mengunggah sesuatu ke internet atau media sosial. Dengan cara, tidak berlebihan dalam mengunggah atau membagikan konten, ingat jejak digital susah dihapus, ikuti akun yang tepat yang bermanfaat, dan lakukan detoks media sosial secara berkala.

Webinar diakhiri, oleh ANNISA DAULAY (Talent dan Influencer dengan Followers 19,7 Ribu). Annisa menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber, berupa arus besar teknologi dan informasi di dunia digital, tidak hanya menjadi konsumen budaya, melainkan menjadi produsen budaya yang ikut mewarnai dunia dan arah dunia digital. 

Mengembangkan praktik pendidikan yang bisa mencetak individu kreatif, berwawasan terbuka dan bertanggung jawab, rasional, yang punya sikap kepribadian kokoh yang berwawasan yang tidak terombang-ambing dan hanyut dalam pusaran arus banjir digital. Mulai bermedia digital secara berkebudayaan dari sekarang dengan cara, baik dan benar saring sebelum membagikan konten di media sosial dan jangan pernah berhenti untuk belajar dan berusaha. 



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar