Makna Kasih Dalam Tari Kecak Bali

Pertunjukan Tari Kecak di Pura Uluwatu. Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Bali - Populer sebagai atraksi budaya Bali, Tari Kecak ternyata punya makna lain yang tak kalah menarik. Penasaran?

Tari Kecak merupakan tarian tradisional dari Bali yang sangat terkenal. Tarian ini sering digelar dalam beberapa acara adat yang diadakan di Bali. Salah satu tempat terkenal untuk menikmati tarian ini ada di Pura Uluwatu, desa paling ujung di Selatan Bali.

Di awal pertunjukan, penari membentuk lingkaran menjadi beberapa kelompok

Pura Uluwatu merupakan pilihan tepat untuk menikmati tari kecak. Di pura ini pengunjung tidak hanya disuguhkan dengan tarian yang indah sarat kebudayaan, tetapi juga disuguhkan tebing indah dan hamparan laut luas yang membentang. Selain itu, pemilihan waktu pementasan di sore hari memberikan panorama senja yang luar biasa indahnya.

Saat tiba di loket, pengunjung akan membayar tiket masuk Pura Uluwatu Rp 30.000 dan Rp 150.000 untuk menonton pertunjukan Tari Kecak. Harga ini sangat sesuai untuk melestarikan kebudayaan negeri sendiri, di samping itu penampilan yang ditujukan dijamin membuat kalian ingin kembali lagi.

Penari wanita muncul ditengah cerita menari dengan gemulai

Pada saat membeli tiket, pengunjung akan diberikan skript naskah untuk pentasan drama tarian. Pastikan untuk tidak datang telat untuk mendapatkan spot paling pas untuk menikmati tarian sekaligus menanti matahari tenggelam.

Sebelum pentasan ditampilkan, pastikan untuk membaca skrip yang diberikan pada saat membeli tiket agar dapat memahami makna tarian. Tari kecak ini asalnya merupakan ritual shangyang atau tradisi menolak bala dengan meminta bantuan leluhur dan diselipkan kisah Ramayana di dalamnya.

Tarian ini dimainkan oleh 50 penari laki-laki atau lebih dan dengan berlatarkan musik dari nyanyian berlirik "cak cak cak." Dalam pertunjukan ini menceritakan kesungguhan kasih Raja Rama untuk Permaisuri Shinta yang diculik oleh Raja Rahwana.

Ini dia Raja Rahwana

Dalam perjalanannya menuju pencarian Permaisuri Shinta, Raja Rama dibantu oleh Hanoman. Hanoman lalu memporakporandakan tempat penyekapan Permaisuri Shinta dengan membakarnya. Tetapi, Hanoman malah terkepung oleh prajurit Raja Rahwana dan hampir terbakar. Lalu pertempuran dilanjutkan oleh Raja Rama dan Raja Rahwana.

Pada awalnya Raja Rama mengalami kekalahan, tetapi tidak menyurutkan kesungguhan Raja Rama menyelamatkan permaisurinya. Raja Rama lalu berdoa dengan sungguh dan kemudian berusaha kembali. Pada akhirnya Raja Rama dapat menyelamatkan Permaisurinya.

Di akhir pementasan, inilah panorama senja di Pura Uluwatu

Dari drama tari ini, terdapat nilai moral yang dapat dipetik bahwa kasih yang tulus akan menang dengan doa dan kesungguhan. Di akhir cerita, terdapat parodi dimana Hanoman menarik Raja Rahwana yang akan mengajak penonton turut masuk dalam cerita. setelah pertunjukan selesai, jangan buru-buru pulang, pastikan untuk menikmati indahnya senja di Pura Uluwatu.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar