Perangkat Audio-Video Mobil Lebih Mematikan Daripada Ganja atau Alkohol

Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Saat ini mobil tidak hanya dituntut aman digunakan untuk mencapai sebuah tujuan. Berbagai fitur hiburan pun kini menjadi salah satu daya tarik sebuah mobil dalam pertimbangan konsumen.

Namun, di balik semua itu sebuah studi menunjukkan bahwa sistem hiburan dalam mobil menjadi salah satu pemicu kecelakaan. IAM RoadSmart menemukan bahwa jarak berhenti di jalan raya meningkat antara empat dan lima kali panjang mobil ketika pengemudi menggunakan sistem infotainment.

Studi ini juga menemukan bahwa pengemudi mengalihkan pandangan dari jalan selama 16 detik saat mengemudi. Jika dihitung dalam satuan jarak per kecepatan, waktu selama itu setara dengan 500 meter dalam kecepatan 112 km/jam. Angkanya semakin tinggi ketika pengemudi menggunakan perangkat hiburan dengan sistem layar sentuh yang mana lebih berbahaya daripada menggunakan telepon genggam untuk mengirim pesan singkat.

"Gangguan pengemudi diperkirakan menjadi faktor sekitar sepertiga dari semua tabrakan jalan di Eropa setiap tahun," kata direktur kebijakan dan penelitian IAM RoadSmart, Neil Greig

"Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa Apple CarPlay dan Android Auto bekerja lebih baik daripada tombol dan kontrol yang lebih tradisional, hasil dari penelitian terbaru ini menimbulkan beberapa kekhawatiran serius tentang pengembangan dan penggunaan sistem infotainment dalam kendaraan terbaru. Apa pun yang mengalihkan mata atau pikiran pengemudi dari jalan adalah berita buruk untuk keselamatan di jalan," tambahnya.

Dari hasil penelitian itu, lembaga keselamatan berkendara tersebut merekomendasikan industri otomotif untuk melakukan pengujian terlebih dahulu. Greg berharap sistem infotainment dalam mobil dapat dibuat sedemikian rupa tanpa mengganggu konsentrasi pengemudi.

"Kami sekarang menyerukan kepada industri dan pemerintah untuk secara terbuka menguji dan menyetujui sistem seperti itu dan mengembangkan standar yang konsisten yang benar-benar membantu meminimalkan gangguan pengemudi," ungkapnya.

Hasil studi ini didapatkan dengan melakukan tiga pengujian berkendara melalui rute tes simulasi yang sama menggunakan Android Auto dan Apple CarPlay. Pada pengujian pertama, pengemudi tidak berinteraksi dengan sistem. Pada proses selanjutnya, pengemudi berinteraksi dengan sistem hanya menggunakan kontrol suara dan terakhir menggunakan kontrol sentuh saja.

Penggunaan layar sentuh terbukti lebih mengganggu konsentrasi. Meski begitu, menggunakan perintah suara juga terbukti mengganggu pada tingkat tertentu. Hasilnya menunjukkan bahwa pengemudi gagal mempertahankan jarak yang konstan dengan kendaraan di depan, bereaksi lebih lambat terhadap kejadian tiba-tiba di jalan, dan keluar dari jalur mereka.

Hal yang lebih mengkhawatirkan daripada statistik ini adalah temuan bahwa reaksi pengemudi yang menggunakan sistem layar sentuh lebih lambat daripada orang yang menggunakan ganja saat berkendara. Menggunakan sistem infotainment juga lima kali lebih buruk daripada orang yang mengemudi pada batas legal konsumsi alkohol.

"Sebagian besar peserta dalam studi melaporkan mereka menggunakan sentuhan daripada kontrol suara dalam berkendara di dunia nyata. Seperti yang ditunjukkan hasilnya dengan jelas, ini adalah yang paling mengganggu. Jadi jika ada kebutuhan untuk menggunakan sistem saat bepergian, kontrol suara adalah metode yang jauh lebih aman," jelas Greg.

Simpulan utama dari studi ini antara lain:

- Mengontrol posisi kendaraan di jalur dan kecepatan akan berkurang secara signifikan
- Peserta gagal bereaksi terhadap stimulus di depan
- Waktu reaksi lebih lambat ketika memilih musik melalui Spotify saat menggunakan Android Auto dan Apple CarPlay
- Pengemudi akan mengalihkan pandangan dari jalan selama lebih dari 12 detik



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar