Kiat PHR Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Lewat Desa Wisata
Diduga Anggaran DAK RSUD AA Riau Rp16 Dikerjakan Asal-asalan
Dewan Gelar Paripurna Penetapan Bupati-Wabup Terpilih Pilkada 2024
Putin dan Erdogan Duduk Bersama di Sochi, Apa yang Dibahas?
Nusaperdana.com, Moskow - Presiden Rusia, Vladimir Putin, menjamu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, dalam pertemuan terbaru di Sochi, resor tepi Laut Hitam. Apa yang dibahas oleh keduanya?
Seperti dilansir Associated Press, Kamis (30/9/2021), pertemuan dengan Erdogan pada Rabu (29/9) waktu setempat ini menjadi pertemuan langsung pertama Putin sejak dirinya menjalani isolasi mandiri selama dua pekan usai menjadi kontak dekat anggota lingkaran dalamnya yang positif virus Corona (COVID-19).
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengonfirmasi bahwa isolasi mandiri Putin telah berakhir pada Rabu (29/9) waktu setempat.
Dalam pertemuan ini, kedua kepala negara membahas soal hubungan bilateral kedua negara dan soal kerja sama dalam isu-isu internasional. Ketika kedua pemimpin duduk bersama untuk berbicara, Putin menekankan bahwa hubungan antara Rusia dan Turki 'berkembang secara positif'.
"Perundingan terkadang sulit, tapi dengan hasil akhir yang positif. Lembaga (pemerintahan) kami telah belajar untuk menemukan kompromi yang bermanfaat bagi kedua pihak," sebut Putin.
Erdogan menyatakan kesepakatan dengan pernyataan Putin, dengan menyatakan dirinya meyakini 'ada manfaat besar dalam melanjutkan hubungan Turki-Rusia kita dengan memperkuatnya setiap hari'.
Namun secara khusus, pembicaraan keduanya fokus pada isu konflik Suriah yang berkepanjangan.
Rusia diketahui merupakan sekutu utama pemerintah Suriah, sedangkan Turki mendukung kelompok yang bertempur untuk melengserkan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Namun, tentara Rusia dan Turki bekerja sama di Idlib, markas terakhir pasukan pemberontak, dan berupaya mencari solusi politik untuk negara itu.
"Perdamaian (di Suriah) bergantung pada hubungan antara Turki dan Rusia," ucap Erdogan kepada Putin.
Pembicaraan ini digelar saat meningkatnya serangan udara terhadap posisi petempur oposisi yang didukung Turki di Suriah, khususnya di Provinsi Idlib. Tahun lalu, Turki dan Rusia mencapai kesepakatan gencatan senjata yang menghentikan serangan pemerintah Suriah selama tiga bulan di Idlib. Serangan yang didukung Rusia itu dilaporkan menewaskan ratusan warga sipil dan membuat nyaris 1 juta orang kehilangan tempat tinggal di Provinsi Idlib.
Turki mengkhawatirkan jika eskalasi konflik Suriah akan memicu aliran pengungsi baru ke perbatasannya. Turki diketahui sudah menampung 3,7 juta pengungsi Suriah.
Kantor berita Rusia, TASS, melaporkan bahwa pembicaraan antara Erdogan dan Putin pada Rabu (29/9) waktu setempat ini berlangsung selama tiga jam. Kedua pemimpin tidak memberikan pernyataan usai bertemu, namun Erdogan via media sosial menyebut dirinya menggelar pertemuan 'produktif' dengan Putin.
Berita Lainnya
Facebook Pecat Karyawan Karena Kritisi Zuck Soal Donald Trump
Malaysia Bahas Aturan Larangan penjualan Rokok Bagi Kelahiran 2005, ini Alasannya...
Presiden Mendapat Apresiasi Terkait Kontribusi Indonesia dalam Penanganan Kebakaran Hutan di Australia
Rusia Uji Misil Anti Satelit, Militer AS Geram
Pilpres AS, Joe Biden Dinilai Lawan Sepadan Donald Trump
Kecoa Utuh Ini Berusia 99 Juta Tahun
Desa Indah Tanpa Akses Jalan di Belanda
Kementerian Perhubungan Menunda Sementara Penerbangan dari dan ke RRT